Formulasi Budesonide
Formulasi budesonide di Indonesia tersedia dalam bentuk cairan inhalasi untuk penggunaan nebuliser, turbuhaler, semprotan hidung, dan kapsul. Bentuk budesonide untuk inhalasi adalah respul dengan kekuatan 0,25 atau 0,5 mg/mL, dan ada juga bentuk turbuhaler kombinasi dengan formoterol fumarat dosis 80/4,5 μg per dosis atau 160/4,5 μg per dosis.[12,13]
Bentuk Sediaan
Budesonide tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, yaitu:
- Cairan inhalasi: respul 2 mL dengan dosis 0,25 dan 0,5 mg/mL
- Turbuhaler: kombinasi budesonide/formoterol fumarat sebesar 80/4,5 μg/dosis dan 160/4,5 μg/dosis
- Semprotan hidung: kandungan 200 μg/dosis
- Oral: kapsul gastro-resistant dengan kandungan 30 mg[12,13]
Cara Penggunaan
Cara penggunaan budesonide tergantung bentuk sediaan yang digunakan, yaitu cairan inhalasi untuk pemberian dengan alat nebulisasi, turbuhaler, semprotan hidung, atau kapsul.
Budesonide Cairan Inhalasi untuk Nebulisasi
Budesonide cairan inhalasi diberikan menggunakan jet nebulizer, dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan alat nebulisasi ultrasonik karena tidak efektif. Respul budesonide yang telah dibuka digunakan dalam waktu 30 menit.
Saat nebulisasi, pasien harus menggunakan mouthpiece atau face mask dengan ukuran yang sesuai, karena paparan uap pada mata harus dihindari. Hal ini karena respul budesonide mengandung bahan nonaktif disodium edetate, natrium klorida, natrium sitrat, asam sitrat, polisorbat 80, dan water for injection, yang dapat mengiritasi mata.[14]
Budesonide Turbuhaler
Turbuhaler adalah alat inhalasi yang bermanfaat untuk terapi asma. Alat ini terdiri dari bagian penutup, badan, dan putaran yang ada di bagian bawah. Saat pertama kali digunakan, segel pada turbuhaler perlu dibuka dengan cara: buka penutup, pegang badan turbuhaler agar tetap tegak, putar bagian bawah ke kiri kemudian ke kanan hingga terdengar suara “klik”, dan ulangi putar ke kiri dan ke kanan sehingga suara klik terdengar 2 kali.[15]
Cara penggunaan turbuhaler adalah:
- Lepaskan dan buka penutup dengan cara diputar
- Tentukan dan periksa penghitung dosis pada badan turbuhaler, untuk mengetahui apakah dosis obat masih tersedia
- Putar bagian bawah ke kiri lalu ke kanan hingga terdengar suara klik (pastikan badan turbuhaler tetap tegak saat memutar)
- Hembuskan napas dengan lembut (jauh dari inhaler)
- Tempatkan corong di antara gigi (tanpa menggigit) dan tutup bibir agar tertutup rapat
- Tarik napas dengan kuat dan sedalam-dalamnya, lalu tahan napas
- Tarik turbuhaler dari mulut, dan setelah 5‒10 detik pasien dapat meniup napas
- Tutup kembali penutup (jangan lupa untuk memutar penutup)[15]
Video penggunaan turbuhaler dapat dilihat di link ini
Budesonide Semprotan Hidung atau Intranasal
Budesonide semprotan hidung bermanfaat untuk terapi rhinitis alergi. Botol perlu dikocok perlahan sebelum digunakan, kemudian botol harus dijaga tetap tegak setelah tutup dilepaskan. Jika baru pertama digunakan atau sudah lama tidak digunakan (beberapa hari), botol tidak akan berfungsi baik sehingga pompa nosel perlu ditekan beberapa kali terlebih dahulu hingga keluar kabut halus.[6,16]
Cara penggunaan obat intranasal sebagai berikut:
- Tiupkan napas melalui hidung, kemudian ujung nosel dimasukan ke salah satu lubang hidung
- Arahkan ujung nosel tetap ke samping lubang hidung, dan bukan ke tengah atau septum hidung
- Semprotkan obat 1‒2 kali ke lubang hidung
- Ulangi pada lubang hidung lainnya jika dibutuhkan
- Bersihkan nosel atau ujung botol dengan tisu bersih
- Tutup botol kembali[16]
Video penggunaan obat intranasal dapat dilihat di link ini
Budesonide Peroral
Budesonide sediaan kapsul dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Umumnya, kapsul diminum pada pagi hari.[2,14]
Cara Penyimpanan
Budesonide, baik sediaan cairan inhalasi, turbuhaler, intranasal, maupun peroral, disimpan pada suhu kamar yaitu 20‒25℃. Tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin atau dibekukan. Hindari dari cahaya, panas, kelembaban, atau cahaya matahari langsung.[2]
Kombinasi dengan Obat Lain
Budesonide turbuhaler tersedia dalam bentuk kombinasi dengan formoterol fumarat dihidrat, yang diindikasikan sebagai terapi asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).[13]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini