Farmakologi Ambroxol
Farmakologi ambroxol adalah sebagai obat mukoaktif dengan beberapa sifat antara lain aksi sekretolitik dan sekretomotorik. Ambroxol merangsang sintesis dan pelepasan surfaktan oleh pneumosit tipe II. Surfaktan bertindak sebagai faktor anti perlengketan yang mengurangi adhesi mukus ke dinding bronkus, sehingga meningkatkan transportasi mukus dan memberikan perlindungan terhadap infeksi dan agen iritasi.[1]
Farmakodinamik
Farmakodinamik ambroxol terutama adalah sebagai mukolitik, mukokinetik, dan ekspektoran.[1,2] Efek lain ambroxol yang sedang dalam pendalaman penelitian adalah sebagai antiinflamasi, antioksidan, anestesi lokal, serta antiinfeksi.[2]
Temuan terbaru dan terpenting terkait potensi antivirus pada ambroxol adalah bahwa ambroxol mampu memodulasi interaksi protein yang penting bagi sel yang akan diinvasi oleh SARS-Cov2 sehingga mencegah virus SARS-Cov2 untuk dapat masuk ke dalam sel. Hal ini menjadikan ambroxol sebagai salah satu kandidat obat untuk profilaksis atau terapi COVID-19.[9]
Mukolitik
Ambroxol bekerja sebagai mukolitik dengan cara menginhibisi aktivasi guanilat siklase melalui jalur Nitric Oxide (NO), sehingga dapat menekan produksi mukus dan menurunkan viskositas sekret saluran pernapasan. Selain itu, ambroxol juga diketahui mendorong produksi surfaktan. Surfaktan menurunkan viskositas sekret dengan cara depolimerisasi acidic polysaccharide fiber pada sekret yang dihasilkan bronkus serta menstimulasi produksi polysaccharide fiber yang lebih bersifat pH netral oleh sel glandular di sepanjang saluran pernapasan.[2,10]
Mukokinetik
Ambroxol meningkatkan gerakan struktur silia saluran pernapasan sehingga mekanisme transport sekret menjadi lebih efektif. Surfaktan yang terstimulasi oleh ambroxol juga menurunkan adhesi mukus pada saluran pernapasan, sehingga memudahkan bersihan sekret oleh silia.[2,10]
Ekspektoran
Ambroxol memudahkan pergerakan transport mukus oleh silia serta menstimulasi sekret serosa lebih banyak daripada sekret mukoid. Dengan demikian, batuk produktif menjadi lebih efisien dan efektif serta tidak menyakitkan bagi pasien.[1,2]
Efek Antiinflamasi
Ambroxol terbukti dapat menekan produksi mediator pro-inflamasi oleh leukosit sehingga dapat membantu meringankan reaksi inflamasi yang terjadi.[2,11]
Efek Antioksidan
Pada penelitian in vivo dan in vitro, pemberian ambroxol terbukti meningkatkan kadar antioksidan glutathione (GSH) dan superoxide- dismutase (SOD).[12]
Efek Anestesi Lokal
Pada uji klinis fase 3, ambroxol 20 mg dalam sediaan permen pelega tenggorokan (lozenges) terbukti meredakan nyeri tenggorokan pada faringitis akut dalam 3 jam setelah konsumsi.[13]
Efek Antiviral
Ambroxol terbukti memiliki efek antiviral dari stimulasi peningkatan produksi surfaktan yang diduga berperan sebagai salah satu pertahanan tubuh terhadap virus. Efek antiviral lain dari ambroxol berasal dari kemampuan alaminya dalam menekan produksi protease yang memfasilitasi multiplikasi virus.
Sebuah penelitian bahkan juga mengungkap potensi ambroxol sebagai inhibitor TMPRSS2 pada sel saluran pernapasan yang dapat membantu mencegah SARS-Cov2 menginvasi sel. Ambroxol disebut berpotensi menjadi salah satu strategi terapi profilaksis dalam melawan infeksi SARS-Cov2.[14,15]
Efek Antibakterial
Efek antibakterial ambroxol dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Efek langsung antibakteri dari ambroxol didapatkan melalui aktivitas anti-biofilm. Biofilm bakteri Pseudomonas aeruginosa didapati menipis setelah diberi paparan ambroxol selama 7 hari melalui penelitian in vitro. Sementara itu, efek antibakterial tidak langsung ambroxol didapat dari kemampuannya memperpanjang bioavailabilitas antibiotik dalam sistem pernapasan dan memberikan efek sinergi pada antibiotik yang sedang bekerja.[2]
Efek Antifungal
Penelitian menyebutkan bahwa ambroxol dalam konsentrasi 1-60 mg/ml mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans dan Candida parapsilosis. Efek ini terbukti baik secara in vitro maupun in vivo. Ambroxol meningkatkan kadar ion Ca2+ dalam sel Candida sp, sehingga memicu apoptosis pada patogen tersebut.[15,16]
Farmakokinetik
Ambroxol diberikan per oral dan dapat diserap dengan cepat. Distribusi ambroxol meliputi saluran napas, melewati sawar plasenta, dan disekresikan ke ASI.
Absorpsi
Ambroxol diserap secara cepat dan mudah hingga hampir lengkap (menyeluruh). Ambroxol memiliki nilai bioavailabilitas sebesar 79% untuk sediaan immediate-release dan 95% untuk sediaan slow-release oral.[12]
Distribusi
Ambroxol ditemukan dalam darah dan seluruh jaringan tubuh, namun didapati paling tinggi terutama pada paru-paru. Kadar ambroxol pada organ tersebut dapat mencapai 15-20 kali lipat daripada kadar ambroxol yang ditemukan pada darah. Plasma protein binding mencapai 90%. Waktu yang diperlukan agar obat mencapai kadar tertingginya (time to peak plasma concentration) adalah 1-2,5 jam untuk sediaan immediate-release dan 6,5 jam untuk sediaan slow-release.[2,5]
Metabolisme
Ambroxol dimetabolisme terutama di liver oleh sitokrom P450 3A4 dan memiliki waktu paruh yang cukup panjang berkisar 7-12 jam. Hasil metabolit ambroxol terutama adalah 2-amino-3,5-dibromobenzaldehyde dan 4-aminocyclohexanol.[1,2]
Eliminasi
Ekskresi terutama melalui urine. Laju eliminasi ambroxol sekitar 660 ml/menit.[2,17]
Penulisan pertama oleh: dr. Audrey Amily