Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Karbogliserin general_alomedika 2022-08-05T13:41:45+07:00 2022-08-05T13:41:45+07:00
Karbogliserin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Karbogliserin

Oleh :
dr.Wendy Damar Aprilano
Share To Social Media:

Farmakologi karbogliserin terutama diperantarai oleh kandungan gliserin yang memiliki sifat higroskopis, sehingga dapat menarik air dari sekitarnya. Hal ini menyebabkan pemberian karbogliserin ke dalam liang telinga dapat melunakkan serumen.

Farmakodinamik

Karbogliserin atau fenol gliserol merupakan obat yang mengandung bahan aktif fenol 10% yang berguna sebagai antiseptik dalam mengatasi peradangan atau infeksi di telinga luar, dan gliserin yang bermanfaat sebagai emolien.

Farmakodinamik Fenol

Fenol merupakan salah satu senyawa yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan antiseptik. Namun, obat ini tidak memiliki kemampuan antiseptik yang kuat. Banyak obat lain yang memiliki kekuatan antiseptik lebih baik. Pada kadar 0,01–1%, fenol bersifat bakteriostatik, sedangkan larutan 1,6% bersifat bakterisida yang dapat menyebabkan koagulasi protein. Ikatan fenol dengan protein mudah lepas sehingga dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh.

Obat ini merupakan agen proteolitik yang cukup poten, dengan konsentrasi 5–7% dapat menimbulkan terjadinya penguraian protein pada area kontak melalui mekanisme proteolisis. Apabila diinjeksikan ke dalam jaringan saraf dalam konsentrasi tinggi, dapat terjadi neurolisis. Karbogliserin juga dapat menyebabkan efek anestetik lokal pada 5–10 menit pertama setelah pemakaian.

Terhadap saluran cerna dan mulut, fenol dapat bersifat kaustik dan korosif. Terhadap sistem saraf pusat, dapat menyebabkan eksitasi disusul dengan depresi. Intoksikasi fenol dapat menimbulkan eksitasi dan tremor.[10,11]

Farmakodinamik Gliserin

Gliserin merupakan emolien yang berfungsi untuk melembabkan kulit dan mencegah kulit menjadi kering, kasar, bersisik, atau iritasi ringan. Selain itu, senyawa ini juga dapat berfungsi sebagai pelarut, agen farmasetik, dan agen pemanis (sweetening agent). Komponen ini dapat mengurangi terjadinya gatal atau rasa tidak nyaman di kulit. Produk yang mengandung komponen ini dapat mencegah kulit mengalami iritasi.

Selain sebagai sediaan topikal, gliserin dapat digunakan sebagai laksatif osmotik, dan juga dapat memberikan efek lubrikasi dan melembutkan feses. Pada penggunaan secara supositoria, obat ini dapat bekerja dalam waktu 15–30 menit setelah pemakaian.

Ketika digunakan, gliserin akan bersifat higroskopis yang menarik air dari jaringan di sekitarnya ke dalam serumen, sehingga dapat mempermudah terjadinya evakuasi dari sumbatan serumen tersebut.

Gliserin dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan intraokular dengan membuat terjadinya perubahan gradien osmotik antara di dalam pembuluh darah dan cairan intraokular, sehingga cairan akan berpindah dari aqueous dan vitreous humor ke dalam pembuluh darah.[11,13]

Farmakodinamik Karbogliserin

Karbogliserin akan bekerja sebagai pelembab dan melunakkan kotoran atau serumen yang ada di saluran telinga luar. Obat ini aman dan tidak menimbulkan iritasi saat bekerja, dibandingkan dengan obat-obatan lain seperti hidrogen peroksida (H2O2) 3%, dan natrium dokusat.[1]

Pada saat persiapan pembuatan obat, air tidak boleh ditambahkan ke dalam sediaan karena akan berinteraksi dengan fenol sehingga membentuk senyawa yang bersifat kaustik sehingga dapat melukai area kulit yang terkena senyawa ini.[14]

Farmakokinetik

Gliserin dapat didistribusikan melalui aliran darah. Komponen gliserin dapat memasuki jalur glikolisis untuk menyediakan substrat energi atau produksi glukosa. Metabolisme gliserin diatur oleh gliserol kinase. Sekitar 7–14% gliserin akan diekskresikan pada urin dalam bentuk yang tidak berubah.

Absorbsi

Senyawa fenol sangat mudah diserap oleh kulit dan jaringan paru. Senyawa gliserin sangat baik diserap secara oral, baik penyerapan di dalam usus maupun lambung, tetapi kurang baik diserap melalui jalur rektal. Penyerapan melalui jalur lain, misalnya topikal, belum diketahui.[11,13]

Distribusi

Pada 15 menit setelah terpapar dengan obat yang mengandung senyawa fenol, maka senyawa ini akan banyak ditemukan di hati dalam bentuk fenol yang bebas. Setelah 82 menit dari waktu penggunaan obat, fenol akan terdistribusi ke organ hati, ginjal, paru, dan bersirkulasi di dalam darah. Dalam 360 menit setelah penggunaan obat, kebanyakan fenol telah berubah menjadi bentuk konjugasi.

Gliserin didistribusikan melalui aliran darah. Secara umum, gliserin tidak ditemukan di dalam cairan okular. Namun, senyawa ini dapat masuk ke dalam mata apabila mata mengalami inflamasi sehingga dapat menyebabkan penurunan tekanan dalam bola mata.[11,13]

Metabolisme

Fenol yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi metabolit fenol, berupa fenil sulfat, fenil glukuronid, quinol sulfat, dan quinol glukuronid.

Gliserin merupakan prekursor dari sintesis triasilgliserol dan fosfolipid di hati dan jaringan adiposa. Ketika tubuh menggunakan simpanan lemak sebagai sumber energi, maka gliserol dan asam lemak akan dilepaskan ke dalam aliran darah.

Gliserin yang bersirkulasi tidak membentuk protein yang terglikasi layaknya glukosa atau fruktosa. Komponen gliserin dapat masuk ke dalam jalur glikolisis yang berguna dalam pembentukan energi pada metabolisme seluler atau mengalami perubahan menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis.

Sebelum gliserol masuk ke dalam jalur glikolisis atau glukoneogenesis, senyawa ini akan diubah menjadi senyawa antara gliseraldehid 3-fosfat. Metabolisme gliserol diatur oleh enzim gliserol kinase, NAD+-dependent G3P dehydrogenase di sitosol dan FAD-linked G3P dehydrogenase di mitokondria. Gliserin memiliki efek toksik yang rendah ketika tertelan.[11,13]

Eliminasi

Ginjal merupakan organ yang paling banyak mengeliminasi senyawa fenol. Percobaan pada kelinci menunjukan 72% senyawa akan dibuang melalui urin, 1% melalui feses, sedangkan sisanya melalui jalur lain, seperti keringat atau saat membuang napas.

Gliserin memiliki waktu paruh 30–45 menit, dan kira-kira 7 hingga 14 persen dari dosis obat yang digunakan akan diekskresikan tanpa mengalami perubahan senyawa melalui urin dalam 2,5 jam setelah penggunaan.[11,13]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Badan POM. Obat Gangguan Telinga Ringan. 2022 http://pionas.pom.go.id/artikel/obat-gangguan-telinga-ringan
10. Gunawan SG, Setiabudy R, et al. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2009: 5; p. 535
11. Phenol. Drugbank. 2021 https://www.drugbank.ca/drugs/DB03255
13. Anonim. Glycerin. Drugbank. 2022 https://www.drugbank.ca/drugs/DB09462

Pendahuluan Karbogliserin
Formulasi Karbogliserin

Artikel Terkait

  • Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
    Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Januari 2025, 14:00
Pembersih Telinga Berkamera untuk pasien impaksi serumen berulang
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy sering mendapatkan pasien dengan impaksi serumen.. setelah ekstraksi serumen apakah sebaiknya saya edukasikan utk tidak menggunakan cotton bud...
Anonymous
Dibalas 28 Mei 2024, 21:18
Telinga terasa tersumbat setelah ekstraksi serumen prop
Oleh: Anonymous
2 Balasan
dok izin diskusi kenapa ya setelah ekstraksi serumen prop pasien malah mampet telinganya seperti tersumbat? padahal serumen sudah terambil semua, ada kuning...
dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
Dibalas 02 Januari 2024, 09:39
Penggunaan hydrogen peroxide untuk membersihkan telinga
Oleh: dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
1 Balasan
Alo dokter. Ijin berdiskusi, apakah penggunaan Hydrogen peroxide (h2o2) untuk pembersihan telinga perlu dicampur dengan air hangat/ aquades? Terima kasih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.