Indikasi dan Dosis Karbogliserin
Indikasi karbogliserin adalah untuk melunakan serumen sebelum dilakukan irigasi telinga pada obstruksi telinga luar karena serumen. Penggunaan tetes telinga karbogliserin maksimal selama 4 hari.
Serumen Prop
Dosis karbogliserin untuk serumen prop adalah 5–10 tetes ke dalam lubang telinga, 2 kali sehari, maksimal selama 4 hari. Ujung aplikator sebaiknya tidak memasuki liang telinga.
Diamkan karbogliserin dalam telinga selama beberapa menit, dengan cara memiringkan kepala atau menyumbat kapas dalam liang telinga. Sisa serumen yang ada dapat dibersihkan dengan menyemprotkan air hangat ke dalam liang telinga, atau dengan ear syringe.
Apabila pasien lupa meneteskan cairan, maka pasien diharapkan segera meneteskan dosis yang terlewat. Namun, jika sudah mendekati waktu untuk dosis berikutnya, maka dosis yang terlewat dapat diabaikan. Tidak diperkenankan menggunakan dua kali dosis pada waktu bersamaan. Obat harus digunakan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditentukan, jangan menggunakannya terlalu sering dari yang sudah dianjurkan.[5,9]
Efektivitas Serumenolitik
Tinjauan sistematis Cochrane pada tahun 2018 membandingkan antara serumenolitik dengan tanpa pengobatan, air atau cairan salin normal, cairan obat lainnya, misalnya minyak almond, atau serumenolitik lainnya pada orang dewasa dan anak-anak dengan serumen prop.[6]
Berdasarkan tinjauan ini, 1 studi menyatakan penggunaan tetes telinga selama 5 hari dapat membersihkan serumen dengan lebih baik, dibanding tanpa pengobatan apapun. Namun, belum dapat disimpulkan pengobatan mana yang lebih efektif. Selain itu, belum diketahui perbedaan efikasi antara pengobatan menggunakan zat berbasis minyak dengan zat berbasis air.[6]
Dapat disimpulkan, tidak ada bukti klinis yang mendukung bahwa hanya menggunakan salin maupun air lebih baik atau lebih buruk daripada serumenolitik yang diproduksi secara komersial. Tidak terdapat juga bukti bahwa hanya menggunakan air atau salin saja lebih baik dibandingkan tanpa pengobatan sama sekali.[6]
Hasil serupa didapatkan dari tinjauan sistematis lain oleh Clegg, et al. bahwa penggunaan serumenolitik untuk melunakkan serumen terbukti efektif. Namun, belum dapat dibuktikan serumenolitik mana yang paling efektif. Sehingga, kedepannya diperlukan penelitian berkualitas tinggi, seperti randomized controlled trial (RCT) untuk membuktikan efektivitas metode dalam penatalaksanaan serumen prop.[15]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra