Formulasi Karbogliserin
Formulasi karbogliserin di Indonesia adalah berupa tetes telinga dengan kekuatan 10%. Tetes telinga karbogliserin dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun. Karbogliserin harus disimpan dalam suhu ruangan, dan dijauhkan dari sumber api, sebab mudah terbakar.
Bentuk sediaan
Di Indonesia, karbogliserin yang umum tersedia sesuai Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) adalah dalam bentuk cairan tetes telinga 10% dengan ukuran 5 dan 10 mL.[7]
Cara Penggunaan
Tetes telinga karbogliserin hanya untuk digunakan pada telinga. Bagi orang dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun, miringkan kepala dan teteskan karbogliserin sebanyak 5–10 tetes. Bagian ujung dari aplikator tidak boleh masuk ke dalam kanal telinga. Diamkan obat di dalam telinga selama beberapa menit, dengan cara tetap memiringkan kepala atau menyumbat kapas ke dalam telinga.
Pada tata laksana serumen prop, karbogliserin dapat digunakan 2 kali sehari, hingga 4 hari, bila diperlukan. Serumen yang tersisa dalam telinga dapat dibersihkan dengan menyemprotkan air hangat ke dalam kanal telinga, atau menggunakan ear syringe dengan ujung yang lembut. Untuk anak-anak di bawah 12 tahun, pemakaian karbogliserin harus di bawah pengawasan dokter.
Jika pasien tidak sengaja melewatkan dosis karbogliserin, dapat digunakan segera setelah pasien ingat. Namun, jika sudah mendekati dosis berikutnya, sebaiknya lewatkan dosis yang terlupakan dan gunakan sesuai waktu yang seharusnya. Dua dosis karbogliserin tidak boleh digunakan secara bersamaan.[5,9]
Cara Penyimpanan
Tetes telinga karbogliserin harus disimpan dalam suhu ruangan, dan pada tempat yang kering. Karbogliserin tidak boleh dibekukan dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Jauhkan dari sumber api, sebab karbogliserin mudah terbakar (flammable).[5,9]
Kombinasi dengan Obat Lain
Tidak terdapat sediaan yang mengkombinasikan karbogliserin dengan obat lain. Namun, gliserin terdapat dalam sediaan tetes telinga bersama dengan antipyrine, benzocaine, dan zinc, serta bersama dengan chloroxylenol, pramoxine, dan zinc.[1,8,9]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra