Farmakologi Ferrous Sulfate
Farmakologi ferrous sulfate atau zat besi adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian. Zat besi memegang peran penting dalam produksi hemoglobin. Berkurangnya cadangan zat besi dapat terjadi karena perdarahan, malabsorpsi, hilangnya zat besi dalam urin, kurangnya asupan, atau kondisi lain seperti kehamilan atau menstruasi yang berat.
Zat besi ditemukan secara alami dalam makanan tertentu dan jumlah yang cukup dapat diperoleh melalui makanan. Suplementasi ferrous sulfate memungkinkan peningkatan kadar zat besi yang lebih cepat ketika pasokan makanan tidak mencukupi.[6,11]
Farmakodinamik
Ferrous sulfate bekerja sebagai pengganti cadangan besi yang terdapat pada hemoglobin, mioglobin, dan berbagai enzim. Zat besi bergabung dengan rantai porfirin dan globin untuk membentuk hemoglobin, yang sangat penting untuk pengiriman oksigen dari paru ke jaringan lain.[6,9]
Farmakokinetik
Ferrous sulfate atau zat besi bisa didapatkan dari makanan. Namun, pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hariannya melalui makanan, dapat diberikan suplementasi per oral.
Absorpsi
Pada keadaan normal proses absorpsi besi berkisar 0,5-1 mg per hari. Penyerapan besi total meningkat menjadi 1-2 mg/hari pada wanita menstruasi dan dapat mencapai 3-4 mg/hari pada wanita hamil. Penyerapan besi berlangsung pada duodenum dan jejunum proksimal, meskipun usus halus pada bagian lebih distal juga dapat menyerap besi jika diperlukan.
Besi lebih mudah diabsorpsi dalam bentuk besi fero (Fe2+). Besi melewati membran luminal sel mukosa usus melalui mekanisme transpor aktif besi fero oleh suatu pengangkut logam divalen (divalent metal transporter 1, DMTl). Besi fero yang sudah diabsorpsi akan diubah menjadi besi feri (Fe3+) dalam sel mukosa. Selanjutnya, besi feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau disimpan di sel epitel usus sebagai feritin.[12]
Distribusi
Besi diangkut dalam plasma terikat ke transferin, suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama sumsum tulang. Selain transferin, sel-sel retikulum juga dapat mengangkut besi untuk keperluan eritropoesis. Besi dapat melintasi plasenta dan masuk ke dalam ASI.[6]
Metabolisme
Selain pada mukosa usus, besi juga disimpan di makrofag hati, limpa, sumsum tulang, otot serta sel parenkim hati. Mobilisasi besi dari makrofag dan hepatosit dikendalikan oleh regulasi hepsidin terhadap aktivitas feroportin. Hepsidin menghambat pelepasan besi. Rendahnya konsentrasi hepsidin menyebabkan pelepasan besi dari berbagai tempat penyimpanan, sedangkan hepsidin dengan konsentrasi yang tinggi menghambat pelepasan besi.[6,12]
Eliminasi
Sekitar 0,5-1 mg besi keluar melalui feses melalui eksfoliasi sel-sel mukosa usus, diekskresikan di empedu, urin, dan keringat. Pada kondisi menstruasi, jumlah besi yang dieksresi juga diperkirakan sebanyak 0,5-1 mg.[6,12]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja