Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ferrous Sulfate
Penggunaan ferrous sulfate atau zat besi pada kehamilan belum dikategorikan oleh FDA, namun termasuk substansi yang dinyatakan generally recognized as safe (GRAS). Ferrous sulfate sering digunakan pada pasien hamil dan menyusui.[10]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, penggunaan ferrous sulfate dalam kehamilan masuk dalam kategori N atau belum dikategorikan.
Selama kehamilan, terjadi peningkatan volume plasma dan massa sel darah merah karena peningkatan produksi sel darah merah ibu. Akibat hal ini, serta untuk pemenuhan kebutuhan janin dan plasenta, jumlah kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan. Kekurangan zat besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, kelahiran bayi prematur, dan berat badan lahir rendah.[2]
Oleh sebab itu, WHO merekomendasikan penggunaan preparat besi oral bersama asam folat sebagai bagian dari antenatal care (ANC). Pemberian sebesar 30-60 mg besi elemental (setara 150-325 mg ferrous sulfate) disertai 0,4 mg asam folat sebanyak satu kali sehari sepanjang kehamilan.[4]
Sebagai pengobatan anemia defisiensi besi diberikan suplementasi zat besi dalam kombinasi dengan vitamin prenatal dan pengaturan makanan. Dosis yang diperlukan adalah 120 mg besi elemental per hari selama 3 bulan. Terapi harus dilanjutkan selama 3 bulan setelah anemia dikoreksi untuk memungkinkan penyimpanan zat besi.[15]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ferrous sulfate disekresikan pada ASI dalam jumlah sangat kecil. WHO dan Food and Agriculture Organization (FAO) merekomendasikan asupan nutrisi untuk zat besi pada wanita menyusui berkisar 10-30 mg besi elemental (setara 100-200 mg ferrous sulfate) per hari. Pemberian suplementasi harus dimulai sedini mungkin setelah melahirkan dan regimen suplemen zat besi dapat mengikuti pola yang digunakan selama kehamilan.[5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja