Farmakologi Rivaroxaban
Farmakologi rivaroxaban adalah sebagai obat antikoagulan baru, derivat dari oxazolidinone, sebuah antikoagulan yang bekerja secara langsung terhadap faktor Xa. Faktor Xa berperan dalam jalur intrinsik dan ekstrinsik dari proses koagulasi. Rivaroxaban berbeda dengan antikoagulan lain, yaitu tidak bekerja melalui antithrombin III.[11]
Farmakodinamik
Rivaroxaban merupakan inhibitor langsung yang selektif terhadap faktor Xa. Rivaroxaban bekerja melalui 2 jalur yakni menghambat aktivitas dari protrombinase dan aktivitas dari faktor Xa.
Faktor Xa diperlukan untuk mengaktivasi protrombin (faktor II) menjadi thrombin (faktor IIa). Thrombin merupakan serine protease yang diperlukan untuk mengaktivasi fibrinogen menjadi fibrin, yang berperan dalam proses koagulasi.
Dalam kerjanya, tidak seperti fondaparinux dan heparin, rivaroxaban tidak memerlukan kofaktor untuk berikatan dengan sisi aktif faktor Xa dan menghasilkan efek antikoagulan. Rivaroxaban menghambat agregasi trombosit secara tidak langsung. Efek inhibisi dari rivaroxaban bersifat dose-dependent yang berhubungan dengan kadar plasma rivaroxaban. Aksi dari rivaroxaban bersifat ireversibel.[1,5,11,12]
Farmakokinetik
Rivaroxaban tersedia dalam bentuk tablet dan pemberiannya dilakukan secara oral. Farmakokinetik rivaroxaban tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, maupun etnis.[5]
Absorpsi
Absorpsi dari rivaroxaban sangat baik secara per oral, baik dalam dosis tunggal maupun dosis terbagi. Pemberian dosis tunggal sebesar 1,25-80 mg akan mencapai konsentrasi plasma maksimum dalam 2-4 jam dengan efek inhibisi maksimal dalam 1-4 jam. Penggunaan dosis tunggal dapat ditoleransi dengan baik dan tidak menimbulkan peningkatan risiko perdarahan.
Pemberian dosis terbagi (2 kali sehari) akan mencapai konsentrasi plasma maksimum dalam 3-4 jam dan mencapai efek inhibisi maksimum dalam 3 jam dan bertahan hingga 12 jam. Efek inhibisi meningkat seiring peningkatan dosis.[4,5,12-14]
Pemberian tanpa atau disertai makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat pada pemberian rivaroxaban dosis 10 mg, dengan pencapaian hingga 80-100%. Hubungan yang linear pada pemberian tanpa disertai makanan didapatkan hingga dosis 15 mg, dan mengalami penurunan hingga 34% pada dosis 20 mg.[2,4,5,11-14]
Pemberian bersama makanan mampu meningkatkan konsentrasi plasma hingga 100%. Hal ini diduga karena aqueous solubility yang menurun pada dosis yang lebih tinggi, sehingga bioavailabilitas lebih rendah pada kondisi puasa.
Diet tinggi lemak maupun tinggi karbohidrat, serta pemberian obat-obatan yang dapat menurunkan keasaman dari lambung, seperti antasida dan ranitidin, tidak mempengaruhi absorpsi dari rivaroxaban. Penggunaan bersamaan dengan digoxin dan atorvastatin tidak mempengaruhi farmakokinetik dari rivaroxaban.[2,4,5,11-14]
Distribusi
Rivaroxaban berikatan kuat dengan protein plasma (terutama albumin) saat berada pada sirkulasi. Ikatan rivaroxaban dengan protein bersifat reversibel. Ikatan yang kuat menyebabkan rivaroxaban tidak dapat dieliminasi melalui dialisis. Afinitas rivaroxaban pada jaringan perifer rendah hingga sedang.[4,11,12,]
Metabolisme
Rivaroxaban berada di dalam plasma sebagai obat yang tidak mengalami perubahan. Rivaroxaban tidak memiliki metabolit mayor atau bentuk aktif. Dua pertiga rivaroxaban dimetabolisme sebagian besar melalui sitokrom P450 3A4 dan sebanyak 14% dimetabolisme tanpa bergantung pada sitokrom. [2,5,12-14]
Eliminasi
Eliminasi dari rivaroxaban melalui urine (66%) dan feses (28%). Dua pertiga obat mengalami degradasi di hepar dan dieliminasi sebagian melalui ginjal (30%) dan sebagian melalui hepatobilier (21%).[2,4,11-14]
Rivaroxaban dengan pemberian dosis tunggal memiliki waktu paruh 6-7 jam. Efek inhibisi faktor Xa masih didapatkan hingga 24 jam setelah pemberian dosis lebih dari 5 mg. Pada pemberian dosis terbagi, waktu paruh sekitar 5,7 hingga 9,2 jam, tanpa akumulasi.
Pada usia muda yang sehat, pemberian dosis rivaroxaban hingga 15 mg memiliki waktu paruh sekitar 7-11 jam. Akan tetapi, pada lanjut usia didapatkan waktu paruh mencapai 11-13 jam pada pemberian dosis hingga 50 mg.[2,5,13]