Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Fluvoxamine general_alomedika 2024-03-26T14:27:37+07:00 2024-03-26T14:27:37+07:00
Fluvoxamine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Fluvoxamine

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Efek samping fluvoxamine yang umum terjadi antara lain mual, nyeri kepala, somnolen, kelemahan, serta insomnia. Penggunaan fluvoxamine dengan obat lain dapat menyebabkan interaksi obat yang berpotensi fatal, seperti peningkatan risiko sindrom serotonin, meningkatkan konsentrasi obat, serta risiko perpanjangan corrected QT interval (QTc) atau Torsade de Pointes.[1,4,9]

Efek Samping

Sindrom serotonin atau sindrom neuroleptik maligna serta perdarahan gastrointestinal atau ginekologi termasuk efek samping fluvoxamine berpotensi fatal yang dapat terjadi.[4,9]

Berdasarkan data uji klinis terkontrol di Amerika Serikat dari 1.087 pasien gangguan obsesif kompulsif dan depresi dengan terapi fluvoxamine maleate, didapatkan sekitar 22% terapi dihentikan karena adanya efek samping merugikan yang meliputi mual (9%), insomnia (4%), somnolen (4%), nyeri kepala (3%), serta asthenia, muntah, gugup, agitasi, dan pusing (masing-masing 2%).

Efek samping serupa terlihat pada penggunaan fluvoxamine pada pasien anak. Namun, dilaporkan terdapat beberapa efek samping yang dilaporkan 2 kali lebih sering pada pasien anak dengan terapi fluvoxamine dibandingkan dengan plasebo, antara lain batuk, dismenore, ekimosis, epistaksis, hiperkinesia, reaksi manik, ruam, sinusitis, dan penurunan berat badan.[9]

Efek samping lain yang bisa muncul meliputi:

  • Gangguan kardiovaskular: palpitasi, takikardia
  • Gangguan gastrointestinal: nyeri abdomen, konstipasi, diare, mulut kering, dispepsia
  • Gangguan hepatobilier: fungsi hati abnormal
  • Gangguan metabolisme dan nutrisi: anoreksia
  • Gangguan muskuloskeletal: artralgia, mialgia
  • Gangguan sistem saraf: tremor, gangguan ekstrapiramidal, kejang
  • Gangguan psikiatri: halusinasi, kebingungan, agresi
  • Gangguan sistem urinarius: inkontinensia atau retensi urine, enuresis, nokturia
  • Gangguan sistem reproduksi: ejakulasi tertunda, galaktorea
  • Gangguan kulit dan jaringan subkutan: hiperhidrosis, berkeringat, fotosensitivitas
  • Gangguan pembuluh darah: hipotensi ortostatik[3,4]

Interaksi Obat

Penggunaan fluvoxamine dengan obat lain perlu hati-hati karena terdapat berbagai potensi interaksi.

Meningkatkan Risiko Perdarahan

Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan warfarin dan beberapa obat lain yang mengganggu hemostasis (seperti aspirin, ticlopidine, antipsikotik atipikal, fenotiazin, dan antikoagulan lain) dapat meningkatkan risiko perdarahan.[4,9]

Pelepasan serotonin oleh trombosit berperan penting dalam hemostasis. Studi observasional menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan obat psikotropika yang mengganggu reuptake serotonin dengan terjadinya perdarahan gastrointestinal bagian atas.[9]

Meningkatkan Konsentrasi Plasma

Peningkatan konsentrasi plasma dari tioridazin dan dua metabolit aktifnya, mesoridazin dan sulforidazin. hingga tiga kali lipat telah dilaporkan setelah pemberian bersamaan dengan fluvoxamine.[9] Pemberian tioridazin dapat menyebabkan pemanjangan interval QTc terkait dosis, yang berhubungan dengan aritmia ventrikel dan kematian mendadak. Oleh karena itu, fluvoxamine dan tioridazin tidak diberikan bersamaan. Hal serupa juga terjadi setelah pemberian fluvoxamine bersamaan dengan terfenadine, astemizole, atau cisapride.

Konsentrasi plasma tizanidine meningkat saat penggunaan bersama fluvoxamine (penghambat kuat CYP1A2). Konsentrasi puncak plasma dari tizanidine meningkat sekitar 12 kali lipat, waktu paruh eliminasi meningkat 3 kali lipat, dan area under the curve (AUC) meningkat 33 kali lipat. Hal ini berefek pada penurunan tekanan darah sistolik 35 mmHg, penurunan tekanan darah diastolik 20 mmHg, dan penurunan detak jantung 4 detak/menit. Rasa kantuk meningkat dan mempengaruhi kinerja secara signifikan. Hal serupa juga terjadi setelah pemberian fluvoxamine bersamaan dengan pimozide.[4,9]

Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan alosetron juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma alosetron dengan rata-rata AUC sekitar 6 kali lipat dan memperpanjang waktu paruh sekitar 3 kali lipat.[9]

Meningkatkan Risiko Sindrom Serotonin

Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan obat serotonergik (seperti triptan, antidepresan trisiklik, fentanil, tramadol, dan St. John's Wort) dan dengan obat-obatan yang mengganggu metabolisme serotonin (seperti monoamine oxidase inhibitor) dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin yang mengancam nyawa.[9]

Beberapa gejala sindrom serotonin antara lain perubahan status mental, ketidakstabilan otonom, gangguan neuromuskular, kejang, dan gejala gastrointestinal.[4,9]

Menurunkan Klirens Obat

Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan benzodiazepine yang dimetabolisme secara oksidasi oleh hepar, seperti alprazolam dan midazolam, dapat menurunkan klirens dari benzodiazepine. Sementara itu, benzodiazepine yang dimetabolisme oleh glukuronidasi, seperti lorazepam dan oxazepam, tidak dipengaruhi oleh fluvoxamine.[9]

Referensi

1. Medscape. Fluvoxamine (Rx). 2023. https://reference.medscape.com/drug/luvox-fluvoxamine-342956
3. LiverTox: Clinical and Research Information on Drug-Induced Liver Injury [Internet]. Bethesda (MD): National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2012. Fluvoxamine. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548905/
4. MIMS. Fluvoxamine. 2023. https://www.mims.com/singapore/drug/info/fluvoxamine?mtype=generic
9. FDA. Fluvoxamine Maleate. 2012. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/021519s003lbl.pdf

Indikasi dan Dosis Fluvoxamine
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
    Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.