Efek Samping dan Interaksi Obat Fluvoxamine
Efek samping fluvoxamine yang umum terjadi antara lain mual, nyeri kepala, somnolen, kelemahan, serta insomnia. Penggunaan fluvoxamine dengan obat lain dapat menyebabkan interaksi obat yang berpotensi fatal, seperti peningkatan risiko sindrom serotonin, meningkatkan konsentrasi obat, serta risiko perpanjangan corrected QT interval (QTc) atau Torsade de Pointes.[1,4,9]
Efek Samping
Sindrom serotonin atau sindrom neuroleptik maligna serta perdarahan gastrointestinal atau ginekologi termasuk efek samping fluvoxamine berpotensi fatal yang dapat terjadi.[4,9]
Berdasarkan data uji klinis terkontrol di Amerika Serikat dari 1.087 pasien gangguan obsesif kompulsif dan depresi dengan terapi fluvoxamine maleate, didapatkan sekitar 22% terapi dihentikan karena adanya efek samping merugikan yang meliputi mual (9%), insomnia (4%), somnolen (4%), nyeri kepala (3%), serta asthenia, muntah, gugup, agitasi, dan pusing (masing-masing 2%).
Efek samping serupa terlihat pada penggunaan fluvoxamine pada pasien anak. Namun, dilaporkan terdapat beberapa efek samping yang dilaporkan 2 kali lebih sering pada pasien anak dengan terapi fluvoxamine dibandingkan dengan plasebo, antara lain batuk, dismenore, ekimosis, epistaksis, hiperkinesia, reaksi manik, ruam, sinusitis, dan penurunan berat badan.[9]
Efek samping lain yang bisa muncul meliputi:
- Gangguan kardiovaskular: palpitasi, takikardia
- Gangguan gastrointestinal: nyeri abdomen, konstipasi, diare, mulut kering, dispepsia
- Gangguan hepatobilier: fungsi hati abnormal
- Gangguan metabolisme dan nutrisi: anoreksia
- Gangguan muskuloskeletal: artralgia, mialgia
- Gangguan sistem saraf: tremor, gangguan ekstrapiramidal, kejang
- Gangguan psikiatri: halusinasi, kebingungan, agresi
- Gangguan sistem urinarius: inkontinensia atau retensi urine, enuresis, nokturia
- Gangguan sistem reproduksi: ejakulasi tertunda, galaktorea
- Gangguan kulit dan jaringan subkutan: hiperhidrosis, berkeringat, fotosensitivitas
- Gangguan pembuluh darah: hipotensi ortostatik[3,4]
Interaksi Obat
Penggunaan fluvoxamine dengan obat lain perlu hati-hati karena terdapat berbagai potensi interaksi.
Meningkatkan Risiko Perdarahan
Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan warfarin dan beberapa obat lain yang mengganggu hemostasis (seperti aspirin, ticlopidine, antipsikotik atipikal, fenotiazin, dan antikoagulan lain) dapat meningkatkan risiko perdarahan.[4,9]
Pelepasan serotonin oleh trombosit berperan penting dalam hemostasis. Studi observasional menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan obat psikotropika yang mengganggu reuptake serotonin dengan terjadinya perdarahan gastrointestinal bagian atas.[9]
Meningkatkan Konsentrasi Plasma
Peningkatan konsentrasi plasma dari tioridazin dan dua metabolit aktifnya, mesoridazin dan sulforidazin. hingga tiga kali lipat telah dilaporkan setelah pemberian bersamaan dengan fluvoxamine.[9] Pemberian tioridazin dapat menyebabkan pemanjangan interval QTc terkait dosis, yang berhubungan dengan aritmia ventrikel dan kematian mendadak. Oleh karena itu, fluvoxamine dan tioridazin tidak diberikan bersamaan. Hal serupa juga terjadi setelah pemberian fluvoxamine bersamaan dengan terfenadine, astemizole, atau cisapride.
Konsentrasi plasma tizanidine meningkat saat penggunaan bersama fluvoxamine (penghambat kuat CYP1A2). Konsentrasi puncak plasma dari tizanidine meningkat sekitar 12 kali lipat, waktu paruh eliminasi meningkat 3 kali lipat, dan area under the curve (AUC) meningkat 33 kali lipat. Hal ini berefek pada penurunan tekanan darah sistolik 35 mmHg, penurunan tekanan darah diastolik 20 mmHg, dan penurunan detak jantung 4 detak/menit. Rasa kantuk meningkat dan mempengaruhi kinerja secara signifikan. Hal serupa juga terjadi setelah pemberian fluvoxamine bersamaan dengan pimozide.[4,9]
Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan alosetron juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma alosetron dengan rata-rata AUC sekitar 6 kali lipat dan memperpanjang waktu paruh sekitar 3 kali lipat.[9]
Meningkatkan Risiko Sindrom Serotonin
Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan obat serotonergik (seperti triptan, antidepresan trisiklik, fentanil, tramadol, dan St. John's Wort) dan dengan obat-obatan yang mengganggu metabolisme serotonin (seperti monoamine oxidase inhibitor) dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin yang mengancam nyawa.[9]
Beberapa gejala sindrom serotonin antara lain perubahan status mental, ketidakstabilan otonom, gangguan neuromuskular, kejang, dan gejala gastrointestinal.[4,9]
Menurunkan Klirens Obat
Penggunaan fluvoxamine bersamaan dengan benzodiazepine yang dimetabolisme secara oksidasi oleh hepar, seperti alprazolam dan midazolam, dapat menurunkan klirens dari benzodiazepine. Sementara itu, benzodiazepine yang dimetabolisme oleh glukuronidasi, seperti lorazepam dan oxazepam, tidak dipengaruhi oleh fluvoxamine.[9]