Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Lithium general_alomedika 2022-07-26T16:31:46+07:00 2022-07-26T16:31:46+07:00
Lithium
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Lithium

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Efek samping lithium terutama toksisitas lithium akut dapat terjadi apabila kadar konsentrasi lithium >2 mEq/L.  Lithium berinteraksi dengan beberapa obat terutama diuretik sehingga penggunaannya perlu hati-hati.

Efek Samping

Penggunaan lithium yang tidak sesuai dapat menyebabkan toksisitas lithium akut. Efek samping yang muncul umumnya tergantung dosis. Beberapa efek samping seperti tremor halus, poliuria, dan haus dapat terjadi setelah terapi awal untuk fase mania akut dan dapat bertahan selama terapi.

Toksisitas Lithium Akut

Konsentrasi toksik untuk lithium adalah >2 mEq/L, yang sangat dekat dengan target konsentrasi terapi. Meski demikian, toksisitas dapat terjadi bahkan pada konsentrasi di bawah 2 mEq/L sehingga sebaiknya tingkat konsentrasi lithium jangan melebihi 1,5 mEq/L terutama pada pasien yang sensitif terhadap lithium atau pada terapi akut episode manik pada gangguan bipolar.

Adanya diare, muntah, mengantuk, kelemahan otot, atau kurang koordinasi tubuh dapat menjadi gejala awal dari toksisitas. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, akan timbul pusing, ataksia, penglihatan kabur, tinnitus, dan urine output meningkat. Gangguan multiorgan dapat terjadi pada kadar konsentrasi >3 mEq/L.

Tanda neurologis toksisitas lithium dapat berupa tremor halus, kepala pusing, kelemahan, apatis, hiperefleksia, bahkan sampai klonus, kejang, dan koma.[1,3]

Lithium-Induced Poliuria

Pengobatan lithium jangka panjang dapat menyebabkan asidosis tubular renal sehingga dapat terjadi poliuria. Untuk mencegah retensi dan toksisitas lithium, pasien disarankan untuk menghindari dehidrasi.

Hiponatremia

Lithium dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia melalui penurunan reabsorbsi natrium pada tubulus renal. Oleh karena itu, pasien yang mengkonsumsi lithium perlu menjaga komposisi makanan, termasuk garam dan asupan cairan yang cukup (2500-3000 mL).

Lithium Induced Chronic Kidney Disease

Penggunaan lithium jangka panjang meningkatkan risiko terjadinya nefropati tubulointerstisial kronik. Pada pemeriksaan biopsi pasien dengan lithium, ditemukan adanya atrofi tubular, fibrosis interstitial, sklerosis glomerulus, dilatasi tubular, dan atrofi nefron.

Sindrom Ensefalopati

Sindrom ensefalopati ditandai dengan adanya kelemahan, demam, bingung, gejala ekstrapiramidal, leukositosis, dan peningkatan gula darah puasa.

Sindrom Serotonin

Tanda dan gejala dari sindrom serotonin adalah perubahan status mental, instabilitas otonom, tremor, rigiditas, mioklonus, dan hiperefleksia. Penghentian obat lithium secara tiba-tiba dapat menginduksi sindrom serotonin.

Hipotiroid atau Hipertiroid

Lithium dapat menghambat sintesis dan pelepasan hormon tiroid sehingga menyebabkan hipotiroidisme. Namun, pada beberapa kasus didapatkan kejadian hipertiroid seperti penyakit Grave, goiter multinodular toksik, dan tiroiditis tersembunyi pada pemakaian lithium.[3]

Interaksi Obat

Interaksi lithium dengan obat lain harus diperhatikan terutama pada obat-obat yang meningkatkan konsentrasi lithium seperti hydrochlorothiazide dan candesartan, karena dapat meningkatkan risiko toksisitas dan timbulnya efek samping. Dengan demikian, penggunaannya secara simultan harus dihindari. Lithium dapat berinteraksi dengan berbagai obat berikut:

Meningkatkan Konsentrasi Lithium

Agen diuretik seperti hydrochlorothiazide, obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) seperti ibuprofen, antagonis sistem renin-angiotensin (ACE-I) seperti captopril, bloker reseptor angiotensin (ARB) seperti candesartan, dan antibiotik metronidazole dapat meningkatkan konsentrasi lithium.

Agen diuretik dapat menginduksi kehilangan natrium sehingga menurunkan klirens dan meningkatkan konsentrasi lithium serum. OAINS dan antibiotik metronidazole dapat menurunkan aliran darah renal dan klirens renal.[8,9]

Menurunkan Konsentrasi Lithium

Penggunaan lithium dengan acetazolamide, agen alkalinizing, dan urea dapat menurunkan konsentrasi lithium serum melalui peningkatan ekskresi lithium di urine.[8,9]

Meningkatkan Risiko Efek Samping

Penggunaan metildopa, fenitoin, dan carbamazepine dapat meningkatkan risiko efek samping dan toksisitas lithium. Penggunaan bersama agen penghambat kanal kalsium seperti verapamil dapat meningkatkan risiko efek samping neurologis (ataksia, nausea, muntah, dan/atau tinnitus).[3,8,9]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Food and Drug Administration. Lithium. 2022. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2011/017812s028,018421s027lbl.pdf
8. Drugs.com. Lithium. 2022.
9. Medscape.com. Lithium (Rx). 2022. https://reference.medscape.com/drug/eskalith-lithobid-lithium-342934#0

Indikasi dan Dosis Lithium
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Telemedicine dan Peresepan Obat Psikotropika Selama COVID-19
    Telemedicine dan Peresepan Obat Psikotropika Selama COVID-19
  • Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
    Risiko Stroke pada Penggunaan Mood Stabilizer untuk Gangguan Bipolar
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 5 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 48 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 16 detik yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.