Farmakologi Lithium
Farmakologi lithium diduga berkaitan dengan pelepasan ion natrium di neuron. Lithium memiliki waktu paruh 18 hingga 36 jam dan diabsorpsi cepat setelah makan.[1,6]
Farmakodinamik
Mekanisme kerja lithium sebagai terapi antimanik pada gangguan bipolar belum diketahui jelas, tetapi diduga mengubah metabolisme neurotransmitter seperti katekolamin dan serotonin, serta mengurangi aktivitas protein C kinase yang berperan dalam ekspresi gen transmisi neuron.[1]
Lithium diduga dapat meningkatkan meningkatkan protein sitoprotektif, neurogenesis, dan volume korteks serebri.[1]
Farmakokinetik
Lithium dapat diabsorpsi cepat setelah penggunaan oral dan terdistribusi luas pada cairan tubuh. Onset kerja lithium adalah 5-7 hari untuk efek antimanik awal dan 10-21 hari untuk efek penuhnya.[1,6,9]
Absorpsi
Lithium dapat diabsorpsi dengan cepat dan penuh setelah penggunaan oral pada traktus gastrointestinal bagian atas. Onset kerja lithium dalam menghasilkan efek antimanik adalah 5-7 hari dengan efek penuhnya pada 10-21 hari.[9]
Konsentrasi serum mencapai puncaknya pada 0.5-2 jam setelah administrasi per oral dari sediaan immediate release, serta dalam 4-12 jam pada sediaan lepas lambat (extended-release).[9]
Distribusi
Lithium terdistribusi pada cairan interstitial dan perlahan masuk ke dalam cairan intraseluler. Dapat ditemukan di tulang, kelenjar tiroid, otak, dan ASI. Lithium tidak terikat dengan protein plasma. Kadar lithium akan bertahan dalam serum selama 5-7 hari.[7,9]
Metabolisme
Lithium tidak mengalami metabolisme.[6]
Eliminasi
Lithium diekskresikan melalui urine. Lithium difiltrasi oleh glomerulus dan 80% akan mengalami reabsorpsi dengan difusi pasif pada tubulus proksimal. Waktu paruh eliminasi lithium diperkirakan 18-24 jam pada pasien usia muda tanpa disertai gangguan ginjal. Pada pasien lansia atau gangguan ginjal seperti penyakit ginjal kronis, waktu eliminasi dapat mencapai 36 jam.[2,3]
Toksisitas
Lithium dinilai toksik apabila kadar lithium >2 mEq/L.[1]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja