Efek Samping dan Interaksi Obat Vortioxetine
Efek samping vortioxetine paling umum adalah gejala mual dan muntah. Efek samping lainnya adalah sindrom serotonin yang berkaitan dengan pemakaian bersamaan dengan obat serotonergik lain. Gejala sindrom serotonin dapat berupa perubahan status mental (agitasi, halusinasi, delirium, hingga koma); instabilitas autonom (takikardia, tekanan darah yang tidak stabil, pusing, diaforesis, flushing, dan hipertermia); gejala neuromuskular (tremor, rigiditas, mioklonus, hiperrefleksia, dan inkoordinasi); kejang; serta gejala gastrointestinal (mual, muntah, dan diare).[5,7,13]
Efek Samping
Kejadian efek samping akibat penggunaan vortioxetine dengan frekuensi di atas 10 persen adalah mual. Efek samping lain dengan frekuensi di bawah 10% mencakup diare, pusing, mulut kering, konstipasi, muntah, flatulensi, dan pruritus.
Laporan kejadian setelah obat dipasarkan mencakup kenaikan berat badan, pankreatitis, glaukoma sudut tertutup, kejang, ruam, penurunan gairah seksual, agresif, agitasi, dan iritabilitas.
Efek samping yang berpotensi serius adalah krisis hipertensi, keinginan untuk bunuh diri, sindrom serotonin, hiponatremia, perdarahan abnormal, perburukan gejala depresi, dan munculnya gejala mania atau hipomania.[9,11,13]
Interaksi Obat
Vortioxetine merupakan agonis dan antagonis beberapa reseptor serotonin. Pemberian obat yang dapat mempengaruhi jalur serotonergik bersamaan dengan vortioxetine dapat menimbulkan interaksi obat yang meningkatkan risiko sindrom serotonin.
Meningkatkan Risiko Sindrom Serotonin
Risiko sindrom serotonin akan meningkat jika vortioxetine digunakan bersama dengan:
- SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) seperti duloxetine
- SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) seperti paroxetine dan citalopram
- Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline
- MAOI (monoamine oxidase inhibitor) seperti phenelzine dan selegiline
- Lainnya: linezolid, methylene blue, meperidine, fentanil, lithium, tramadol, John’s wort
Meningkatkan Kadar Vortioxetine
Kadar vortioxetine dapat meningkat jika digunakan dengan CYP2D6 inhibitor, seperti bupropion, quinidine, fluoxetine, dan paroxetine. Dosis sebaiknya diturunkan menjadi setengahnya.
Menurunkan Kadar Vortioxetine
Kadar vortioxetine dapat menurun jika digunakan dengan penginduksi CYP2D6 selama lebih dari 14 hari. Dosis ditingkatkan tidak lebih dari 3 kali dosis normal. Contoh obat golongan ini adalah rifampicin, carbamazepine, dan phenytoin.
Meningkatkan Risiko Perdarahan
Penggunaan vortioxetine bersama dengan aspirin dan warfarin dapat meningkatkan risiko perdarahan.[7,9,10,13]