Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Vortioxetine general_alomedika 2024-03-18T14:04:10+07:00 2024-03-18T14:04:10+07:00
Vortioxetine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Vortioxetine

Oleh :
dr.Trisni Untari Dewi Sp.FK
Share To Social Media:

Kontraindikasi vortioxetine adalah pada pasien yang memiliki hipersensitivitas dan pada pasien yang mengonsumsi MAOI (monoamine oxidase inhibitor). Peringatan perlu diberikan terkait vortioxetine yang merupakan obat antidepresan yang memiliki mekanisme kerja pada reseptor serotonin, sehingga dapat menyebabkan sindrom serotonin.[9,10]

Kontraindikasi

Vortioxetine tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas pada obat ini ataupun komponen lain dalam sediaan. Angioedema pernah dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi vortioxetine.[11]

Vortioxetine tidak boleh diberikan pada pasien yang mengkonsumsi MAOI. MAOI tidak boleh diberikan dalam waktu 21 hari setelah vortioxetine dihentikan. Vortioxetine juga tidak boleh diberikan apabila MAOI dihentikan tetapi masih dalam periode waktu kurang dari 14 hari. Pemberian linezolid dan MAOI bersama dengan vortioxetine juga kontraindikasi. Contoh MAOI adalah phenelzine dan selegiline.[9-11]

Peringatan

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memberikan vortioxetine adalah peningkatan risiko sindrom serotonin, utamanya jika diberikan bersama antidepresan lain.

Peningkatan Risiko Sindrom Serotonin

Pemberian vortioxetine akan meningkatkan risiko kejadian sindrom serotonin, utamanya jika digunakan bersama dengan beberapa obat yang termasuk golongan serotonergik. Golongan obat ini mencakup SNRI (serotonin norepinephrine reuptake inhibitor) seperti duloxetine; SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) seperti paroxetine dan citalopram; antidepresan trisiklik seperti amitriptyline; dan MAOI (monoamine oxidase inhibitor) seperti phenelzine dan selegiline.

Pasien harus dipantau saat awal terapi dan pada saat dosis akan dinaikkan. Apabila sindrom serotonin terjadi, maka penggunaan kedua obat harus dihentikan segera, dan diberikan obat suportif yang sesuai dengan gejala yang muncul.[7,10]

Gejala sindrom serotonin dapat berupa:

  • Perubahan status mental: agitasi, halusinasi, delirium, hingga koma
  • Instabilitas autonom: takikardia, tekanan darah yang tidak stabil, pusing, diaforesis, flushing, dan hipertermia
  • Gejala neuromuskular: tremor, rigiditas, mioklonus, hiperrefleksia, dan inkoordinasi
  • Lainnya: kejang, serta gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare[11]

Penggunaan Bersama Carbamazepine

Penggunaan vortioxetine bersamaan dengan carbamazepine lebih dari 14 hari menyebabkan kadar vortioxetine menurun, sehingga direkomendasikan dilakukan peningkatan dosis. Dosis maksimum yang dianjurkan tidak melebihi 3 kali dosis normal. Sebaliknya, pada saat obat carbamazepine akan dihentikan, dosis vortioxetine kembali normal dalam waktu 14 hari.[7,10]

Perburukan Klinis dan Risiko Bunuh Diri

Pasien dengan gangguan depresi mayor dapat mengalami perburukan gejala, pemikiran dan perilaku bunuh diri, atau perubahan perilaku. Seluruh pasien yang mendapat terapi antidepresan untuk indikasi apapun memerlukan pemantauan ketat terkait perburukan gejala, kecenderungan bunuh diri, dan perubahan perilaku, utamanya pada bulan-bulan pertama pemberian terapi ataupun penyesuaian dosis.

Keluarga dan pengasuh pasien yang mendapat terapi antidepresan perlu mendapat edukasi dan penjelasan terkait risiko ini. Minta mereka untuk mengawasi timbulnya agitasi, iritabilitas, perubahan perilaku, perburukan gejala, dan kecenderungan bunuh diri. [11]

Penapisan Gangguan Bipolar

Gangguan depresi mayor bisa menjadi manifestasi awal dari gangguan bipolar. Penatalaksanaan dengan antidepresan dapat mempresipitasi episode manik pada pasien yang berisiko mengalami gangguan bipolar. Oleh karena itu, sebelum melakukan tata laksana dengan antidepresan, pasien dengan gejala depresi perlu menjalani penapisan risiko gangguan bipolar dengan riwayat psikiatri lengkap, termasuk riwayat keluarga bunuh diri, gangguan bipolar, dan depresi.[11]

Risiko Perdarahan

Penggunaan obat yang mengganggu inhibisi reuptake serotonin, termasuk vortioxetine, dapat meningkatkan risiko perdarahan. Hal ini utamanya jika obat digunakan bersama dengan aspirin, warfarin, atau antikoagulan lain. Perdarahan dapat berupa ekimosis, hematoma, epistaksis, petekie, hingga perdarahan yang mengancam nyawa.[11]

Aktivasi Mania dan Hipomania

Gejala mania dan hipomania pernah dilaporkan pada <0,1% pasien yang mendapat vortioxetine. Gunakan obat secara hati-hati pada pasien dengan riwayat dahulu atau riwayat keluarga dengan gangguan bipolar, mania, atau hipomania.[11]

Risiko Hiponatremia

Hiponatremia pernah dilaporkan terjadi akibat penggunaan obat serotonergik. Hal ini diduga berkaitan dengan syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH). Pasien lansia, pasien yang mengonsumsi diuretik, dan pasien yang mengalami gangguan volume (seperti dehidrasi) lebih berisiko mengalami hiponatremia.

Gejala hiponatremia mencakup nyeri kepala, gangguan konsentrasi, gangguan memori, konfusi, kelemahan, dan jatuh. Gejala yang lebih berat dan akut dapat berupa halusinasi, sinkop, kejang, koma, henti napas, hingga kematian.[11]

Referensi

7. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 9966051, Vortioxetine. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Vortioxetine. Accessed May 8, 2021.
9. D'Agostino A, English CD, Rey JA. Vortioxetine (brintellix): a new serotonergic antidepressant. P T. 2015;40(1):36-40.
10. MIMS Indonesia. Vortioxetine. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/brintellix
11. FDA. Vortioxetine. 2013. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/204447s000lbl.pdf

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Vortioxetine

Artikel Terkait

  • Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
    Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.