Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methadone general_alomedika 2022-10-06T08:27:06+07:00 2022-10-06T08:27:06+07:00
Methadone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Methadone

Oleh :
dr. Tanessa Audrey Wihardji
Share To Social Media:

Penggunaan methadone atau metadon pada kehamilan masuk dalam kategori C, baik oleh FDA maupun TGA. Penggunaan obat ini pada ibu hamil masih lebih bermanfaat daripada tidak diberikan terapi dependensi opioid. Pada ibu menyusui, methadone diekskresikan melalui ASI sehingga perlu pengawasan bagi bayi.[8-11]

Penggunaan pada Kehamilan

Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukan methadone ke dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[8-10]

Penelitian methadone pada wanita hamil memberikan hasil yang tidak konsisten, di mana belum jelas ditemukan efek methadone pada janin. Methadone dapat meningkatkan risiko bayi prematur, intrauterine growth retardation (IUGR), dan intrauterine fetal death (IUFD).[9]

Observasi klinis in utero juga menunjukkan penurunan aktivitas janin, respirasi, dan denyut jantung janin pada ibu hamil yang mengonsumsi methadone oral setiap hari daripada wanita hamil normal.[9]

Akan tetapi, penggunaan methadone pada ibu hamil menghasilkan luaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan ibu hamil yang adiksi heroin (opioid use disorder). Pada trimester ketiga konsumsi methadone dosis tinggi berhubungan dengan semakin baiknya pertumbuhan janin daripada ibu hamil adiksi heroin yang tidak diobati.[9]

Selain itu, sampai saat ini belum ditemukan bukti toksisitas akibat methadone pada fetal, walaupun dapat terjadi NAS (neonatal abstinence syndrome) dan efek postnatal methadone. NAS terjadi pada 60‒90% neonatal pada ibu hamil dependensi opioid yang mendapat methadone management therapy (MMT), disebabkan karena penarikan dari methadone pada hari-hari pertama kehidupan neonatus (48‒72 jam).[9]

Gejala NAS berupa tangisan melengking, hiperrefleks, tremor, hipertonik, konvulsi, regurgitasi, diare, dehidrasi, hidrosis, demam, takipnea, abrasi kulit, nafsu makan buruk, dan hidung tersumbat (Finnegan scale).[9]

Keluaran anak yang terekspos oleh methadone adalah penurunan lingkar kepala, tinggi, dan kenaikan berat badan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak hingga usia 5,5 tahun. Selain itu, methadone juga meningkatkan risiko terjadinya mortalitas, mikrosefali, strabismus, dan gangguan perilaku (mood, kognitif, dan atensi).[9]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Methadone diekskresikan dalam ASI sehingga bayi dapat terekspos methadone. Rasio ASI:plasma methadone bervariasi antara 0,05‒1,89. Namun, rata-rata per hari infant hanya terekspos 0,01‒0,1 mg/hari.[9,11,12]

Eliminasi methadone pada bayi lebih lama, yaitu 32,5 jam (dewasa 24 jam), sehingga terdapat potensi toksisitas methadone. Ibu menyusui harus diberikan edukasi untuk mengenali tanda-tanda toksisitas methadone pada bayi, seperti peningkatan rasa kantuk, kesulitan menyusu, kesulitan bernapas, atau lemas.[9,11,12]

Laktasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi NAS. Bayi terus mendapat methadone dalam dosis minimal yang berfungsi sebagai analgesik gejala withdrawal. Tidak hanya mengatasi NAS, menyusui juga akan membantu ibu untuk membangun ikatan emosional dengan anak, sehingga ibu menyusui yang mendapat MMT harus diedukasi untuk tetap menyusui.[9,11,12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

 

Referensi

8. Methadone Hydrochloride oral solution. 2022. Accesdata.fda.gov. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/087393Orig1s033lbl.pdf
9. Farid WO, Dunlop SA, Tait RJ, Hulse GK. The effects of maternally administered methadone, buprenorphine and naltrexone on offspring: review of human and animal data. Curr Neuropharmacol. 2008 Jun;6(2):125-50. doi: 10.2174/157015908784533842. PMID: 19305793; PMCID: PMC2647150.
10. The Therapeutic Goods Administration. Prescribing medicines in pregnancy database. The Australian categorisation system for prescribing medicines in pregnancy. Methadone. 2022. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
11. Glatstein MM. Garcia-Bournissen F. et al. Methadone exposure during lactation. Can Fam Physician. 2008 Dec;54(12):1689-90. PMID: 19074706; PMCID: PMC2602642.
12. Philipp BL. Merewood A. et al. Methadone and breastfeeding: new horizons. Pediatrics. 2003 Jun;111(6 Pt 1):1429-30. doi: 10.1542/peds.111.6.1429. PMID: 12777563.

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker
    Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker
  • Efikasi Methadone dalam Mengatasi Nyeri Karena Kanker
    Efikasi Methadone dalam Mengatasi Nyeri Karena Kanker
  • Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
    Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
  • Penyalahgunaan dan Overdosis Nitazene
    Penyalahgunaan dan Overdosis Nitazene
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 29 Mei 2023, 15:19
Methadone untuk Penatalaksanaan Nyeri pada Anak dengan Kanker Stadium Lanjut - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Methadone sering diberikan kepada pasien anak yang mengalami nyeri terkait kanker stadium lanjut, misalnya nyeri akibat progresivitas kanker...
Anonymous
Dibalas 19 Oktober 2022, 09:42
Alur rehabilitasi narkoba
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien yang menurut pacarnya dicurigai memakai narkoba. Tetapi sejauh ini belum pernah memorgoki pacarnya tersebut sedang memakai. Itu...
Anonymous
Dibalas 31 Mei 2022, 10:24
Antinyeri untuk pasien opioid use disorder - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Irwan Supriyanto, Sp.KJ, Ph.DMohon bertanya dok. Untuk pasien dengan riwayat pernah mengalami opioid use disorder, apakah semua antinyeri golongan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.