Efek Samping dan Interaksi Obat Methadone
Efek samping methadone atau metadon dibedakan menjadi efek samping umum dan efek samping fatal akibat overdosis. Efek samping umum seperti mual, muntah, dan mengantuk, sedangkan overdosis dapat menyebabkan syok, henti jantung, dan henti napas. Interaksi obat methadone di antaranya penurunan efektivitas jika digunakan bersama rifampicin.[1,14,16]
Efek Samping
Efek samping umum yang akibat methadone adalah:
- Kenaikan berat badan
- Gastrointestinal: konstipasi, anoreksia, nyeri perut, mual, dan muntah
- Pulmonologi: depresi pernapasan
- Kardiologi: hipotensi ortostatik, bradikardia, aritmia, pemanjangan segmen QT
- Urologi dan reproduksi: : retensi urin, impotensi, disfungsi seksual, menstruasi irregular
- Neuropsikiatri: euforia, mengantuk
- Dermatologi: hidrosis dan pruritus
- Saraf: gangguan visus, miosis, vertigo, OIH (opioid-induced hyperalgesia)[3,14,16]
Efek samping fatal dapat terjadi jika terjadi kondisi overdosis methadone, di mana pasien dapat mengalami syok, henti jantung, dan henti napas.[1,3,14]
Interaksi Obat
Interaksi obat methadone dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat, baik efek obat lain maupun efek methadone. Selain itu, dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi methadone, dan peningkatan risiko efek samping methadone.[14,16]
Tabel 2. Interaksi Obat Methadone
Efek Interaksi Obat | Obat |
Penurunan efektivitas methadone | ● Antiretroviral: efavirenz, lamivudine, zidovudine, nevirapine, ritonavir, lopinavir ● Antikonvulsan: phenytoin, phenobarbital, carbamazepine ● Antibiotik: rifampisin ● Urine acidifiers: asam askorbat |
Peningkatan konsentrasi methadone | ● Serotonin selective reuptake inhibitors (SSRI): fluoxetine, sertraline ● Antidepresan trisiklik: amitriptyline, desipramine ● Urine alkalizers: sodium bikarbonat |
Peningkatan risiko efek samping methadone | ● Inhibitor CYP3A4: ketoconazole, clarithromycin ● Alkohol, opioid lain, depresan sistem saraf pusat (benzodiazepine): meningkatkan risiko depresi sistem saraf pusat ● Naloxone, naltrexone: meningkatkan kemungkinan terjadinya gejala withdrawal |
Sumber: Hudiyati, 2022.[14,16]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini