Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Methadone general_alomedika 2022-10-06T08:29:15+07:00 2022-10-06T08:29:15+07:00
Methadone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Methadone

Oleh :
dr. Tanessa Audrey Wihardji
Share To Social Media:

Pengawasan klinis utama penggunaan methadone atau metadon adalah risiko overdosis dan interaksi obat. Umumnya, obat ini digunakan sebagai methadone management therapy (MMT), sehingga perlu pengawasan keberhasilan terapi pada pasien opioid use disorder.[1,14,16]

Overdosis Methadone

Overdosis merupakan risiko mayor pemberian methadone, terutama pada dosis awal yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan bukan pemberian dosis tetap. Oleh karena itu, pada pemberian dosis awal, pasien harus diobservasi selama 3‒4 jam.[1,14]

Selanjutnya, pemantauan ketat harus tetap dilakukan pada minggu pertama pemberian methadone. Gejala overdosis methadone adalah:

  • Pupil miosis
  • Mulut berbusa, mual, muntah
  • Pusing, sedasi yang berlebihan, bicara melantur, mendengkur
  • Nadi lambat, nafas dalam
  • Tidak sadarkan diri[1,14]

Penanganan Overdosis Methadone

Penanganan overdosis methadone adalah pemberian nalokson. Methadone memiliki waktu paruh yang panjang, sehingga nalokson harus diberikan beberapa kali atau diberikan perinfus dalam beberapa jam. Observasi penanganan ini setidaknya selama 4 jam.[1]

Penyebab Overdosis Methadone

Penggunaan obat-obatan depresan sistem saraf pusat dapat meningkatkan risiko overdosis. Obat-obatan tersebut termasuk alkohol, benzodiazepine, atau opioid golongan lain. Oleh karena itu, pasien harus tidak mengonsumsi methadone dengan obat depresan sistem saraf pusat.[1]

Selain itu, dokter harus menanyakan riwayat obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan riwayat kondisi medis pasien yang dapat mempengaruhi metabolisme methadone. Peresepan methadone harus dengan hati-hati.[1]

Pengawasan Methadone Management Therapy [MMT]

Methadone utamanya digunakan untuk penanganan pasien opioid use disorder yang mengalami efek withdrawal. Pasien yang mendapat MMT perlu dipantau hal berikut:

  • Apakah dosis yang diberikan sudah adekuat?
  • Bagaimana gejala withdrawal opioid yang dialami?
  • Apa saja efek samping yang timbul?
  • Bagaimana kondisi fisik dan psikologis pasien? [16]

Penilaian MMT ini dilakukan setiap minggu, dan setelah 2 bulan penilaian dilakukan setiap 4‒6 minggu.[16]

Skrining urin untuk tes narkoba perlu dilakukan apabila ada kecurigaan pasien menggunakan obat narkotika kembali. Namun, skrining rutin tidak dapat membedakan antara penggunaan methadone dengan heroin atau morfin. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan high-performance liquid chromatography (HPLC), di mana hasil pemeriksaan ini dapat menjadi masukan bahwa pasien membutuhkan dosis methadone yang lebih tinggi untuk mengatasi gejala withdrawal yang dialaminya.[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

 

Referensi

1. Durrani M, Bansal K. Methadone. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562216/
14. MIMS Indonesia. Methadone. 2022. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/metadon?mtype=generic
16. WHO. Methadone maintenance treatment. In Clinical guidelines for withdrawal management and treatment of drug dependence in closed settings. Geneva. 2009.

Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker
    Bahaya Penggunaan Opioid Jangka Panjang Untuk Penatalaksanaan Nyeri Kronis Non-kanker
  • Efikasi Methadone dalam Mengatasi Nyeri Karena Kanker
    Efikasi Methadone dalam Mengatasi Nyeri Karena Kanker
  • Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
    Telekonsultasi pada Rehabilitasi Adiksi
  • Penyalahgunaan dan Overdosis Nitazene
    Penyalahgunaan dan Overdosis Nitazene
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 29 Mei 2023, 15:19
Methadone untuk Penatalaksanaan Nyeri pada Anak dengan Kanker Stadium Lanjut - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Methadone sering diberikan kepada pasien anak yang mengalami nyeri terkait kanker stadium lanjut, misalnya nyeri akibat progresivitas kanker...
Anonymous
Dibalas 19 Oktober 2022, 09:42
Alur rehabilitasi narkoba
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien yang menurut pacarnya dicurigai memakai narkoba. Tetapi sejauh ini belum pernah memorgoki pacarnya tersebut sedang memakai. Itu...
Anonymous
Dibalas 31 Mei 2022, 10:24
Antinyeri untuk pasien opioid use disorder - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Irwan Supriyanto, Sp.KJ, Ph.DMohon bertanya dok. Untuk pasien dengan riwayat pernah mengalami opioid use disorder, apakah semua antinyeri golongan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.