Formulasi Vaksin Campak
Formulasi vaksin campak yang tersedia di Indonesia saat ini adalah bentuk vaksin kombinasi measles-rubella (MR) dan measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin MR termasuk ke dalam program vaksinasi yang disubsidi pemerintah.
Bentuk Sediaan
Vaksin campak tersedia dalam bentuk serbuk dan pelarut dalam satu kemasan. Pelarut yang ada biasanya tidak mengandung pengawet karena dapat menginaktivasi virus dan bersifat steril.
Ada beberapa jenis strain virus yang biasanya digunakan sebagai vaksin campak. Strain pertama yang mendapatkan lisensi untuk digunakan dalam vaksin campak adalah Edmonston B, tetapi sering menyebabkan demam dan ruam kulit.
Beberapa strain yang merupakan turunan dari Edmonston, antara lain Schwarz, Edmonston-Zagreb, AIK-C, dan Moraten. Strain Moraten banyak dipakai di Amerika Serikat, sedangkan Schwarz banyak dipakai di berbagai negara.
Vaksin campak mengandung antibiotik neomisin dalam jumlah sedikit, yaitu kurang dari 25 μg, yang merupakan sisa dari proses manufaktur. Vaksin campak juga mengandung stabilisator, misalnya albumin manusia, sorbitol, dan gelatin terhidrolisa.[10–12]
Cara Penggunaan
Dosis pemberian vaksin MR adalah 0,5 mL, disuntikkan subkutan dengan sudut kemiringan 45°. Vaksinasi dilakukan menggunakan alat suntik sekali pakai 0,5 mL. Ambill vaksin yang telah dilarutkan dengan cara memasukkan jarum ke dalam vial vaksin, dengan memastikan ujung jarum berada di bawah permukaan larutan vaksin untuk menghindari masuknya udara.
Pada anak dengan usia yang lebih muda, penyuntikan bisa dilakukan di paha sisi anterolateral, sedangkan pada anak yang berusia lebih tua atau pada dewasa, penyuntikkan bisa dilakukan pada otot deltoid lengan kiri atas.
Setelah menyuntikkan vaksin, tarik jarum keluar. Ambil kapas kering baru, lalu tekan pada bekas suntikan. Bila terjadi perdarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan hingga darah berhenti.[2,4,10]
Cara Penyimpanan
Vaksin yang mengandung virus campak disimpan dalam bentuk kering atau tidak dicampur dengan pelarut, di suhu <8°C. Untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama dan menjaga potensi virus, vaksin dapat disimpan dengan suhu –70 sampai –20° C. Pelarut tidak perlu dibekukan dan dapat disimpan dalam suhu lingkungan. Namun, sebelum digunakan pelarut perlu didinginkan pada suhu 2–8°C.[12]
Setelah dicampurkan, vaksin dapat bertahan selama 6 jam dalam suhu 2–8°C. Namun, vaksin yang telah dicampur tidak dapat bertahan lama di suhu ruang. Sekitar 50% potensi vaksin akan menghilang jika dibiarkan selama 1 jam pada suhu 20°C dan akan hilang hampir seluruh potensinya setelah dibiarkan 1 jam pada suhu 37°C.
Vaksin campak juga sensitif terhadap cahaya, sehingga harus disimpan dalam kemasan berwarna yang melindungi dari sinar matahari dan disimpan dalam tempat yang gelap setelah dilarutkan dengan pelarutnya. Di lapangan, simpan vaksin dalam vaccine carrier yang berisi cool pack.[2,10]
Kombinasi dengan Obat Lain
Saat ini, sediaan vaksin campak monovalen sudah ditinggalkan dan digantikan dengan sediaan kombinasi dengan vaksin lain, seperti measles-rubella (MR) dan measles-mumps-rubella (MMR). Selain itu, terdapat juga kombinasi vaksin campak dengan varicella, yaitu berupa measles-mumps-rubella-varicella (MMRV).
Hingga saat ini, di Indonesia hanya tersedia vaksin MR dan MMR. Vaksin MR sudah masuk ke dalam program pemerintah, tetapi vaksin MMR belum. Tidak ada perbedaan respon imunitas antara vaksin monovalen atau vaksin kombinasi.[3,10]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra