Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Campak
Vaksin yang mengandung virus campak termasuk ke dalam kategori C menurut Food and Drugs Administration, dan tidak boleh diberikan selama kehamilan. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, vaksin campak dapat diberikan pada ibu menyusui.
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan Food and Drugs Administration (FDA), vaksin campak termasuk kategori C. Hal ini berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[4,5]
Menurut Therapeutic Goods Administration (TGA), vaksin campak termasuk ke dalam kategori B2. Artinya, obat yang dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung pada bayi setelah dilakukan studi. Studi pada hewan juga tidak adekuat atau kurang, tetapi data yang ada tidak menunjukkan adanya peningkatan kerusakan pada fetus.[9]
Vaksin mengandung campak sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil, sebab infeksi virus campak wild-type dihubungkan dengan luaran yang buruk pada maternal dan janin. Infeksi campak selama kehamilan diketahui meningkatkan risiko terjadinya abortus, stillbirth, kelahiran preterm, dan malformasi kongenital.[5,6]
Pemberian vaksin mengandung virus campak 30 hari sebelum konsepsi hingga trimester 2 dihubungkan dengan risiko terjadinya cacat bawaan mayor, intrauterine fetal death, dan abortus. Namun, jika wanita hamil tidak sengaja mendapatkan vaksin campak, tidak perlu dilakukan terminasi kehamilan, sebab risiko terhadap janin sebetulnya cukup rendah.[4,6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Sampai saat ini belum diketahui apakah vaksin campak diekskresikan melalui air susu ibu (ASI). Namun, CDC menyatakan vaksin campak dapat diberikan pada ibu menyusui dan bukan merupakan suatu kontraindikasi.[3,6]
Studi prospektif oleh Hisano, et al pada tahun 2016 dilakukan pada 169 ibu menyusui yang diberikan vaksin campak 1 bulan pasca melahirkan. RNA virus campak ditemukan pada 2 orang. Fetus yang menerima ASI yang mengandung RNA virus campak tersebut tidak menunjukkan gejala klinis infeksi campak.[20]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra