Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Kolera
Kontraindikasi penggunaan vaksin kolera terutama pada individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap kandungan vaksin kolera. Selain itu, penggunaan vaksin kolera harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada individu yang memiliki riwayat gangguan saluran pencernaan, serta yang sedang dalam pengobatan antibiotik.[5-8,10]
Kontraindikasi
Vaksin kolera dikontraindikasikan untuk individu dengan riwayat sebagai berikut:
- Hipersensitivitas terhadap vaksin kolera dan komponennya
- Penyakit keturunan yang berhubungan dengan defisiensi imunitas, semisal leukemia, X-linked agammaglobulinemia (XLA), common variable immunodeficiency (CVID), dan alymphocytosis
- Sedang menjalani terapi imunosupresan, seperti kortikosteroid (prednisone, dexamethasone), antibodi monoklonal (basiliximab), calcineurin inhibitor (cyclosporine, tacrolimus)
Pasien yang memiliki intoleransi laktosa, defisiensi laktosa, malabsorbsi glukosa galaktosa, dan insufisiensi sukrosa sebaiknya tidak diberikan vaksin kolera, karena vaksin ini mengandung laktosa dan sukrosa.[5-8,10]
Peringatan
Vaksin kolera yang tersedia saat ini, dengan merk vaxchora®, hanya memberikan perlindungan terhadap bakteri Vibrio cholerae serogroup O1. Vaksin ini tidak dapat melindungi terhadap infeksi bakteri V. cholerae serogroup O139, atau serogrup lainnya. Diketahui bahwa serogrup O1 bertanggung jawab atas wabah penyakit kolera global, sedangkan serogrup O139 terbatas pada Asia Tenggara.[6,8-10,12]
Peringatan terkait kondisi individu tertentu di antaranya penggunaan pada penderita penyakit saluran pencernaan, hipertensi, HIV, dan lansia.
Penyakit Saluran Pencernaan
Penggunaan vaksin kolera pada pasien yang memiliki riwayat penyakit saluran pencernaan seperti dispepsia, gastritis kronis, dan ulkus peptikum atau duodenum sebaiknya ditunda hingga mengalami perbaikan kondisi. Efikasi vaksin kolera pada pasien penyakit saluran pencernaan kronis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.[5-7]
Hipertensi
Vaksin kolera mengandung 863 mg sodium/dosis, ini sebanding dengan 43% dari kadar sodium maksimal perhari yang direkomendasikan WHO. Batas maksimal perhari sodium sebesar 2 gram. Oleh karena itu, penggunaan vaksin kolera pada pasien hipertensi, atau yang membutuhkan pembatasan kadar sodium harian semisal pada pasien yang menderita gangguan ginjal dan jantung harus diawasi dengan ketat. Pasien perlu diberikan edukasi terkait kandungan vaksin kolera tersebut.[5-8,10,12]
Pasien HIV
Kemampuan proteksi vaksin kolera akan berkurang pada penderita HIV, akan tetapi vaksin kolera masih dapat diberikan dan diperlukan edukasi kepada pasien untuk tetap menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah kolera dan menjaga imunitas tubuh.[5-8,10]
Populasi Lansia
Uji klinis yang tersedia hingga saat ini hanya dilakukan pada subjek berusia 2‒64 tahun. Belum diketahui efikasi dan keamanan vaksin kolera pada populasi lansia, atau usia >65 tahun. Penggunaan vaksin ini pada lansia belum direkomendasikan.[3,5-8,10]