Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Mumps general_alomedika 2022-11-21T09:12:59+07:00 2022-11-21T09:12:59+07:00
Vaksin Mumps
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Vaksin Mumps

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Kontraindikasi vaksin mumps dalam bentuk vaksin kombinasi adalah riwayat reaksi alergi berat terhadap vaksin atau komponen vaksin, pasien hamil, dan pasien dengan imunodefisiensi. Pemberian vaksin mumps perlu diperhatikan pada pasien dengan infeksi HIV dan tuberkulosis aktif.[5]

Kontraindikasi

Vaksin mumps yang tersedia saat ini merupakan vaksin kombinasi dengan vaksin campak dan vaksin rubella (MMR), sehingga kontraindikasi vaksin mumps merupakan kontraindikasi untuk vaksin kombinasi, yaitu:

  • Pasien dengan riwayat reaksi alergi yang berat, seperti anafilaksis, terhadap vaksin atau komponen vaksin (gelatin)
  • Pasien yang sedang hamil
  • Pasien dengan imunodefisiensi berat, contohnya pasien dengan tumor padat atau hematologi, resipien kemoterapi, imunodefisiensi kongenital, resipien terapi imunosupresi jangka panjang, dan pasien HIV dengan imunodefisiensi berat
  • Vaksin dapat diberikan setelah 3 bulan remisi keganasan atau penghentian kemoterapi
  • Pasien dengan riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung) gangguan imun
  • Pasien dengan riwayat reaksi anafilaksis terhadap neomycin[5,24]

Reaksi alergi yang tidak berat atau tidak mengancam jiwa, atau adanya reaksi alergi terhadap telur, bukan merupakan kontraindikasi pemberian vaksin mumps. Walaupun virus dibiakan di dalam kultur jaringan fibroblast embrio ayam, vaksin campak dan gondongan mengandung protein embrio tersebut dalam jumlah yang sangat kecil.[5]

Vaksin mumps juga dapat diberikan kepada wanita dalam usia reproduksi, namun pasien disarankan untuk tidak hamil 4 minggu setelah diberikan vaksin. Pasien yang tinggal satu rumah dengan ibu hamil atau pasien imunodefisiensi tetap dapat diberikan vaksin mumps karena virus yang telah dilemahkan di dalam vaksin tidak ditransmisikan.[5]

Vaksin mumps juga dapat diberikan kepada pasien dengan sakit ringan, pasien yang mengonsumsi antibiotik, pasien dengan riwayat alergi penisilin, dan pasien yang berada dalam fase penyembuhan pasca sakit.[5]

Peringatan

Ada beberapa peringatan dalam memberikan vaksin mumps. Kelompok yang memerlukan perhatian khusus adalah pasien dengan HIV, tuberkulosis aktif, riwayat kejang, dan trombositopenia.

Pasien dengan Infeksi HIV

Pasien dengan infeksi HIV usia 12 bulan atau lebih yang bersifat asimtomatik atau tidak mengalami imunosupresi dapat diberikan vaksin mumps. Pasien dikatakan imunokompeten jika kadar persentase CD4 >15% untuk anak berusia di bawah 5 tahun, atau kadar persentase CD4 >15% dan kadar CD4 absolut di atas 200 sel/mm3 untuk anak berusia di atas 5 tahun selama 6 bulan atau lebih.

Untuk pasien HIV dengan kondisi imunosupresi, pemberian vaksin dapat ditunda sampai kondisi imun membaik.[5]

Pasien dengan Tuberkulosis Aktif

Vaksin mumps yang dikombinasikan dengan vaksin campak perlu diperhatikan penggunaannya pada pasien yang akan dicurigai mengalami tuberkulosis. Pemberian vaksin yang mengandung campak akan menurunkan aktivitas tuberkulin sehingga dapat memberikan hasil negatif palsu. Jika pasien dicurigai mengalami tuberkulosis aktif, pemberian vaksin MMR dapat ditunda.[5]

Riwayat Kejang pada Pasien atau Keluarga

Pemberian vaksin MMR dapat menghasilkan efek samping berupa demam. Peningkatan suhu ini biasanya terjadi 6–12 hari pasca pemberian vaksin dan bertahan selama 1–2 hari.

Pada pasien dengan riwayat jejas pada serebri, riwayat kejang, atau kondisi lain yang dapat dipicu oleh demam, pemberian vaksin MMR perlu diawasi. Pemberian antipiretik saat demam dapat dilakukan untuk menurunkan risiko gangguan pada otak. Pasien yang dalam terapi antikonvulsan tetap dapat melanjutkan pengobatan setelah pemberian vaksin.[5,8,25]

Riwayat Trombositopenia

Pasien dengan riwayat trombositopenia memiliki risiko untuk mengalami perburukan kondisi karena pemberian vaksin MMR memiliki efek samping trombositopenia dan purpura trombositopenik. Jika pada pemberian pertama pasien menunjukkan gejala perburukan, pemeriksaan serologi dapat dilakukan untuk menentukan apakah pasien perlu diberikan dosis vaksin yang kedua.[8]

Kelompok Lain

Selain kondisi diatas, berikut adalah beberapa kondisi yang perlu diperhatikan ketika memberikan vaksin MMR:

  • Pasien dengan sakit derajat sedang atau berat (pemberian vaksin dapat ditunda sampai pasien sembuh)
  • Pasien yang menerima produk darah yang mengandung antibodi dalam kurun waktu 11 bulan

Pasien dengan kondisi di atas tetap dapat diberikan vaksin MMR, namun risiko efek samping dapat meningkat.[24]

Risiko Transmisi Penyakit Lain

Vaksin mumps dalam sediaan MMRV (mumps, measles, rubella, varicella) mengandung albumin dari manusia. Albumin merupakan salah satu komponen yang terdapat di plasma darah sehingga dapat menjadi metode transmisi untuk beberapa virus lain seperti virus hepatitis, HIV, dan agen penyebab penyakit Creutzfeldt-Jakob. Hal ini tetap perlu diawasi walaupun belum pernah ada laporan mengenai transmisi tersebut.[8,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

5. National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Centers for Disease Control and Prevention (CDC). General recommendations on immunization: Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep 2011;60(2):1-64
8. Merck & Company. M-M-R II (measles, mumps, and rubella virus vaccine live) prescribing information. Whitehouse Station, NJ; 2009 Sep
9. Merck & Co. ProQuad (measles, mumps, rubella and varicella virus vaccine live) prescribing information. Whitehouse Station, NJ; 2009 Oct
24. McLean HQ, Fiebelkorn AP, eta l. Prevention of measles, rubella, congenital rubella syndrome, and mumps, 2013: summary recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep. 2013;62(RR-4):1-34
25. American Academy of Pediatrics. 2006 Red Book: Report of the Committee on Infectious Diseases. 27th ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; 2006

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Vaksin Mumps

Artikel Terkait

  • Mispersepsi mengenai Alasan untuk Menunda Pemberian Vaksin
    Mispersepsi mengenai Alasan untuk Menunda Pemberian Vaksin
  • Manajemen Nyeri Vaksinasi
    Manajemen Nyeri Vaksinasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 31 Desember 2024, 23:03
mumps pada ibu hamil trimester 2
Oleh: Anonymous
1 Balasan
dok saya ada px ibu hamil g3p1a1 h19 mgg dgn nyeri leher sebelah kiri, bengkak disertai demam. Saya dx dengan mumps, tertular dari anak pasien. Apakah px ini...
Anonymous
Dibalas 17 November 2024, 19:27
Pemilihan antivirus untuk mumps
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok. Apakah antivirus seperti isprinol memang diperlukan untuk kasus MUMPS ?? Karena banyak kasus yang hanya dengan pengobatan simptomatis, lama...
dr.karina daniel
Dibalas 24 Februari 2020, 10:32
Hubungan struma nodosa non toksis dengan fertilitas
Oleh: dr.karina daniel
3 Balasan
Allo dokter izin bertanya..apakah ada hubungan langsung dari struma nodusa non toksis dengan kesuburan?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.