Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin COVID-19 Sinovac
Efek samping vaksin Sinovac atau CoronaVac yang dilaporkan pada uji klinik fase dapat dibagi menjadi dua, yaitu efek samping lokal dan sistemik. Efek samping lokal adalah nyeri dan bengkak local di lokasi penyuntikan. Sementara itu, efek samping sistemik yang dilaporkan di antaranya demam, myalgia, dan fatigue.[1,3]
Efek Samping
Pada uji klinik fase 3 di Indonesia yang melibatkan 1620 partisipan, efek samping yang dilaporkan pada kelompok yang diberikan vaksin dapat berupa efek samping lokal dan sistemik. Efek samping lokal di antaranya:
- Nyeri lokal (1%)
- Bengkak pada area penyuntikan (0,3%)
Sedangkan efek samping sistemik yang dilaporkan adalah:
- Demam (1,5%)
- Myalgia (1%)
Fatigue (0,7%)
- Rinitis (0,3%)
Faringitis (0,2%)
- Nyeri abdomen (0,3%)
- Dispepsia (0,3%)
- Mual (0,5%)
- Muntah (0,3%)
Urtikaria (0,3%)
- Pusing (0,5%)
- Sakit kepala (1%)
- Peningkatan nafsu makan (0,3%)
- Malaise (0,3%)
- Pireksia (0,3%)[1,3]
Interaksi Obat
Beberapa obat berpotensi menyebabkan interaksi dengan CoronaVac melalui mekanisme farmakodinamik. Obat-obat imunosupresif, seperti obat kemoterapi, antimetabolit, alkylating agent, obat sitotoksik, dan kortikosteroid dapat mengurangi respon imun tubuh terhadap vaksin ini. Belum terdapat hasil penelitian mengenai penggunaan vaksin CoronaVac secara bersamaan dengan vaksin lain.[1,3]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari