Formulasi Magnesium
Formulasi magnesium meliputi magnesium sulfat, magnesium sitrat, dan magnesium hidroksida. Tergantung dengan formulasinya, sediaan magnesium bisa berbentuk sediaan oral ataupun injeksi.
Bentuk Sediaan
Magnesium tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu magnesium sulfat, magnesium sitrat, dan magnesium hidroksida.
Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat tersedia dalam sediaan tunggal untuk tata laksana preeklampsia dan eklampsia; atau tersedia dalam bentuk kombinasi yang telah digabung dengan nutrisi parenteral untuk tata laksana hipomagnesemia. Magnesium sulfat tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Formulasi ini dibahas lebih lanjut pada artikel lain tentang magnesium sulfat.[1,4]
Magnesium Sitrat
Magnesium sitrat merupakan sediaan yang umumnya terkandung dalam laksatif untuk tata laksana konstipasi; atau dikombinasikan dengan kalium sitrat untuk tata laksana batu ginjal. Magnesium sitrat tersedia dalam bentuk suspensi.[1,4]
Magnesium Hidroksida
Magnesium hidroksida umumnya digunakan sebagai antasida dan cathartic, tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi.[1,4]
Bentuk Sediaan Magnesium Lainnya
Magnesium sebagai salisilat digunakan untuk tata laksana rheumatoid arthritis. Sediaan magnesium orotat digunakan dalam tata laksana gagal jantung. Magnesium mandelat digunakan sebagai antiseptik urine. Magnesium glycinate digunakan dalam tata laksana depresi.[1,4]
Beberapa sediaan magnesium lainnya yaitu magnesium oksida, magnesium karbonat, magnesium glukonat, magnesium laktat, magnesium klorida, dan magnesium aspartat.[4]
Cara Penggunaan
Secara alamiah, magnesium dapat diperoleh dari makanan seperti sayuran berdaun hijau, wortel, brokoli, ikan, gandum, apel, pisang, dan kacang-kacangan. Penggunaan magnesium sebagai suplemen dikonsumsi per oral dengan atau tanpa makanan. Pada kondisi hipomagnesemia berat atau pada pasien yang tidak bisa mentoleransi terapi oral, garam magnesium dapat diberikan secara intravena atau intramuskular.[1,3]
Magnesium Sulfat untuk Preeklampsia dan Eklampsia
Pada kasus preeklampsia dan eklampsia, penggunaan magnesium sulfat harus disesuaikan dengan hati-hati berdasarkan klinis dan respon masing-masing individu. Pemberian obat harus dihentikan sesegera mungkin ketika efek yang diinginkan telah diperoleh.
Untuk pemberian intravena, magnesium sulfat harus diencerkan hingga konsentrasi 20% atau kurang sebelum diberikan. Pengencer yang biasa digunakan adalah dextrose 5% atau cairan salin normal. Pemberian intravena tidak boleh melebihi 150 mg/menit. Untuk pemberian intramuskular, konsentrasi 50% dapat diberikan tanpa pengenceran.
Perlu dicatat bahwa pemberian magnesium sulfat pada kehamilan selama melebihi 5-7 hari dapat menyebabkan kelainan janin.[10]
Cara Penyimpanan
Magnesium harus disimpan di tempat yang kering. Magnesium sulfat disimpan pada suhu 20-25 derajat Celsius.[1,8]