Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Vitamin B7 (Biotin) general_alomedika 2022-11-25T10:09:38+07:00 2022-11-25T10:09:38+07:00
Vitamin B7 (Biotin)
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Vitamin B7 (Biotin)

Oleh :
dr. Ayu Wulansari
Share To Social Media:

Secara farmakologi, vitamin B7 atau biotin adalah vitamin yang bersifat larut air dan dapat diserap melalui usus. Biotin berperan dalam proses pertumbuhan sel, produksi asam lemak, serta metabolisme protein.[1,5]

Farmakodinamik

Biotin bekerja sebagai agen prostetik enzim karboksilase. Biotin akan membentuk suatu ikatan kovalen dengan karboksilase, sehingga enzim ini dapat bekerja dan menjalankan berbagai reaksi kimia penting dalam tubuh.[5,10]

Selain fungsi metabolik oleh karboksilase, biotin juga telah dipelajari dalam konteks mekanisme kerja lainnya, seperti dalam regulasi ekspresi gen dan cell-signaling. Proses sistemik lainnya yang dapat dipengaruhi oleh biotin adalah fungsi reproduksi dan fungsi perkembangan.[1,5,10]

Mekanisme Kerja Biotin sebagai Carboxylase Prosthetic Group

Berbagai reaksi kimia penting dalam tubuh membutuhkan enzim karboksilase. Dalam hal ini, biotin bekerja dalam tahap metabolisme intermediate di mana biotin menjadi “carrier” karboksilase. Pada mamalia, telah ditemukan 5 jenis karboksilase yang bersifat biotin-dependent.[10,11]

Keseluruhan karboksilase bertanggung jawab terhadap metabolisme yang berbeda. Contohnya, acetyl-CoA-carboxylase yang satu-satunya ditemukan pada sitoplasma sel berperan dalam sintesis asam lemak. Karboksilase lain seperti pyruvate carboxylase, propionyl-CoA carboxylase, dan 3-methylcrotonyl-CoA di mitokondria berperan dalam metabolisme asam amino dan kolesterol serta glukoneogenesis.[1,5,10]

Biotin dalam Sistem Regulasi Gen Eukariotik

Selain fungsi biotin yang terkait kerja karboksilase, penelitian sejak tahun 1960 telah menunjukkan bahwa biotin turut berpartisipasi dalam regulasi dan modulasi ekspresi gen, terutama pada organisme eukariotik.[1,10]

Hipotesis ini didasarkan pada temuan kejadian defisiensi biotin yang berefek terhadap penurunan aktivitas transkripsi enzim-enzim hepatik, seperti glukokinase dan piruvat kinase, serta peningkatan ekspresi gen Sodium-Dependent Multivitamin Transporter (SMVT) yang berperan dalam proses uptake biotin.[10-14]

Proses kerja biotin untuk regulasi gen terjadi melalui mekanisme yang berkaitan dengan unsur histon yang berperan penting dalam menentukan struktur kromatin DNA dan juga melalui mekanisme guanylate cyclase-signaling cascade.[1,10]

Biotin dalam Metabolisme

Biotin dapat meningkatkan aktivitas dan ekspresi mRNA enzim glukokinase yang berperan dalam stimulasi sekresi insulin dan homeostasis kadar glukosa darah. Dalam penelitian terhadap sampel tikus dengan diabetes, biotin juga menurunkan ekspresi gen-gen yang berperan dalam glukoneogenesis.[10,12,14]

Untuk metabolisme lemak, biotin yang diberikan dalam dosis farmakologi menunjukkan penurunan kejadian dislipidemia. Pada penelitian dengan sampel pasien hiperlipidemia, pemberian biotin 5 mg selama 4 minggu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.

Mekanisme ini masih belum diketahui secara pasti tetapi diyakini ada hubungannya dengan penurunan ekspresi mRNA gen-gen lipogenik di hepar dan jaringan adiposa. Kadar acetyl-CoA-carboxylase-1 yang berperan dalam sintesis asam lemak juga mengalami perubahan secara signifikan.[10,12,14]

Biotin dalam Fungsi Reproduksi

Biotin juga dilaporkan berpengaruh pada sejumlah aspek fungsi reproduksi mamalia. Pada penelitian yang membandingkan penambahan suplementasi biotin pada diet tumbuhan biji-bijian, tampak peningkatan performa reproduksi pada hewan coba yang diobservasi melalui fluktuasi kadar hormon (induksi siklus estrus) bila dibandingkan dengan kelompok diet kontrol.[10,15]

Hasil positif lainnya ditunjukkan dengan peningkatan produksi air susu pada sapi yang diberikan suplementasi biotin. Sebaliknya, kadar biotin yang melebihi batas akan berdampak negatif pada fungsi reproduksi. Pada penelitian lain, ditemukan gangguan motilitas dan morfologi spermatozoa, penurunan berat uterus, dan kecenderungan resorpsi plasenta pada pemberian suplementasi biotin dosis tinggi.[10,15]

Biotin dalam Fungsi Lain dalam Tubuh

Selain efek kontrol kadar gula dalam darah, penelitian menggunakan sampel tikus dengan strain spesifik hipertensi menunjukkan bahwa konsumsi biotin selama 8 minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik, penebalan arteri koroner, dan menekan angka insidensi stroke.[4,10,16]

Suplementasi biotin juga memiliki pengaruh terhadap fungsi sistem imun dan ekspresi sitokin-sitokin, terutama yang berperan dalam proses inflamasi. Pada kondisi defisiensi biotin, sistem imunitas alami (sel dendritik) saat terdapat stimulus cenderung akan memproduksi lebih banyak sitokin proinflamasi.[4,10,16]

Farmakokinetik

Aspek farmakokinetik biotin bisa dijelaskan berdasarkan proses absorpsi, metabolisme, distribusi, dan eliminasinya.

Absorpsi

Biotin bersifat larut dalam air. Biotin yang terkandung dalam bahan-bahan makanan dapat diserap oleh usus. Biotin harus melalui serangkaian proses pencernaan oleh protease dan peptidase agar ikatan proteinnya terlepas. Bentuk bebas ini merupakan bentuk yang paling efektif untuk diserap dan memiliki bioavailabilitas tertinggi.[1,2]

Proses ini sangat tergantung pada suatu carrier yang memfasilitasi terjadinya absorpsi di usus, yaitu hSMVT (Human Sodium-Dependent Multivitamin Transporter). hSMVT tidak hanya bertanggung jawab untuk absorpsi, melainkan juga untuk uptake biotin ke hepar dan jaringan perifer. Bioavailabilitas biotin bisa mencapai 100%, tergantung pada jenis makanan dan sediaan farmakologis yang dikonsumsi.[1,2]

Metabolisme

Biotin dimetabolisme di hepar, tetapi kapasitas hepar untuk menyimpan biotin sangat terbatas. Hepar menggunakan biotin yang ada di sirkulasi melalui reuptake.[1,2]

Distribusi

Biotin terdistribusi ke seluruh jaringan dalam bentuk bebas (81%) maupun dalam bentuk ikatan kovalen (12%) dan ikatan reversibel (7%). Biotin cenderung tidak dapat melewati sawar darah otak karena kerja carrier hSMVT dihambat asam pantotenat.[1,2]

Eliminasi

Biotin dan metabolitnya dieliminasi lewat urine dan feses. Sekitar 50% dari total volume ekskresi adalah bentuk biotin itu sendiri. Sisanya diekskresi dalam bentuk bisnorbiotin, biotin-D,L-sulfoxide, bisnorbiotin methyl ketone, dan biotin sulfone. Waktu paruh biotin adalah 1,8 jam bila dikonsumsi dalam satuan µg. Bila dosis ditingkatkan menjadi lebih tinggi (misalnya hingga satuan mg), waktu paruh akan memanjang.[1,2]

Konsentrasi Biotin dalam Darah

Konsentrasi biotin dalam darah pada populasi yang tidak mengonsumsi suplementasi biotin biasanya tergolong rendah (0,4–1,2 ng/mL). Namun, status defisiensi sebenarnya baru ditetapkan dengan konsentrasi biotin dalam serum <0,2 ng/mL. Status biotin suboptimal berkisar antara 0,2–0,4 ng/mL, sedangkan status yang adekuat adalah >0,4 ng/mL. Konsentrasi biotin tertinggi dicapai dalam 2–3 jam setelah konsumsi oral.[1,17]

Dengan dosis suplementasi harian 1 mg, konsentrasi serum biotin baru akan turun ke batas bawah nilai rujukan setelah 2 jam. Sementara itu, dosis 10 mg membutuhkan waktu 8 jam dan dosis 20 mg membutuhkan waktu sekitar 3 hari.[1,17]

Waktu paruh biotin sangat tergantung pada konsentrasi saat intake awal. Waktu paruh ini berguna untuk menentukan periode washout sebelum pemeriksaan laboratorium pada pasien-pasien yang telah mengonsumsi suplementasi biotin secara rutin karena dikhawatirkan akan mengganggu akurasi hasil pemeriksaan.[1,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Dasgupta A. Chapter 2 – Biotin: Pharmacology, Pathophysiology, and Assessment of Biotin Status. In: Biotin and Other Interferences in Immunoassays – A Concise Guide, pp. 17-35. 2019. Elsevier Inc. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128164297000022
2. Carling R, Turner C. Chapter 10 –Methods for Assessment of Biotin (Vitamin B7). In: Laboratory Assessment of Vitamin Status, pp. 193-217. 2019. Elsevier Inc. https://www.researchgate.net/publication/330060668_Methods_for_assessment_of_biotin_Vitamin_B7
4. Yoshii K, Hosomi K, Sawane K, Kunisawa J. Metabolism of Dietary and Microbial Vitamin B Family in the Regulation of Host Immunity. Frontiers in Nutrition. 2019;6(48). https://www.researchgate.net/publication/332467800_Metabolism_of_Dietary_and_Microbial_Vitamin_B_Family_in_the_Regulation_of_Host_Immunity
5. Pubchem. Biotin. 2020. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Biotin#section=Pharmacology-and-Biochemistry
9. U.S. Food & Drug Administration. Vitamin and Mineral Chart. 2020. https://www.accessdata.fda.gov/scripts/interactivenutritionfactslabel/factsheets/vitamin_and_mineral_chart.pdf
10. Fernandez-Mejia C, Lazo-de-la-Vega M. Biological Effects of Pharmacological Concentrations of Biotin. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine. 2011;16(1):40-48. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1533210110392947
11. Waldrop G, Holden H, St Maurice M. The enzymes of biotin dependent CO2 metabolism: What structures reveal about their reaction mechanism. Protein Science. 2012;21:1597-1619. https://biochem.wisc.edu/sites/default/files/labs/holden/pdfs/175HoldenProtSci2012.pdf
12. Leon-Del-Rio A. Biotin in metabolism, gene expression, and human disease. J Inherit Metab Dis. 2019;42(4):647-54. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jimd.12073
13. Sawamura H, Ishii Y, Shimada R, et al. Low level of maternal biotin intake changes the expression of biotin transporter in dams and fetuses in mice. Int J Anal Bio-Sci. 2014;2(4):126-134. http://plaza.umin.ac.jp/e-jabs/2/2.126.pdf
14. Asvini N, Hemavathy G, Vasanthira K. Combination of Biotin with Atorvastatin Achieves Favourable Total Cholesterol:HDL Ratio in Secondary Dyslipidemia: A Single Centre, prospective, Open Label, Parallel Group, Comparative Study. IOSR Journal of Pharmacy. 2016;6(4):34-40. http://iosrphr.org/papers/v6i4/H0643440.pdf
15. Pasten-Hidalgo K, Riveron-Negrete L, Sicilia-Argumedo G, et al. Dietary Biotin Supplementation Impairs Testis Morphology and Sperm Quality. J Med Food. 2019;1(10):1-10. https://www.researchgate.net/publication/336885220_Dietary_Biotin_Supplementation_Impairs_Testis_Morphology_and_Sperm_Quality
16. Elahi A, Sabui S, Narasappa N, et al. Biotin Deficiency Induces Th1- and Th17-Mediated Proinflammatory Responses in Human CD4+ T Lymphocytes via Activation of the mTOR Signaling Pathway. J Immunol. 2018;0(0):1-8. https://www.jimmunol.org/content/jimmunol/early/2018/03/11/jimmunol.1701200.full.pdf
17. Grimsey P, Frey N, Bendig G, Zitzler J. Population pharmacokinetics of exogenous biotin and the relationship between biotin serum levels and in vitro immunoassay interference. Int J Pharmacokinet. 2017;2(4):247-56. https://www.future-science.com/doi/pdf/10.4155/ipk-2017-0013

Pendahuluan Vitamin B7 (Biotin)
Formulasi Vitamin B7 (Biotin)

Artikel Terkait

  • Rute Pemberian Suplementasi Vitamin B12 pada Pasien Defisiensi Vitamin B12
    Rute Pemberian Suplementasi Vitamin B12 pada Pasien Defisiensi Vitamin B12
  • Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
    Dampak Peresepan Vitamin B Kompleks secara Berlebihan
  • Waspada dalam Suplementasi Vitamin A
    Waspada dalam Suplementasi Vitamin A
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 27 Februari 2024, 14:04
Pengaruh konsumsi biotin terhadap hasil beta-hCG
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah riwayat konsumsi biotin 600mcg rutin dapat mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan darah Beta-hCG?Terima kasih sebelumnya
dr.Fauzan Riani
Dibalas 22 April 2020, 12:56
Keamanan konsumsi dosis Biotin 10000mcg untuk mengatasi alopecia pada wanita
Oleh: dr.Fauzan Riani
4 Balasan
Alodokter, Selamat pagiIzin bertanya, amankah konsumsi dosis biotin 10000mcg sehari untuk terapi rambut rontok dan mengatasi alopecia pada wanita?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.