Efek Samping dan Interaksi Obat Vitamin B Kompleks
Efek samping vitamin B kompleks di antaranya diare, nausea, dan nyeri perut ringan, serta pruritus, urtikaria, atau ruam. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bersama vitamin B kompleks dengan golongan proton pump inhibitor (PPI), di mana absorbsi vitamin B12 akan menurun.[8,9,14]
Efek Samping
Sebagian besar individu pengguna vitamin B kompleks tidak memiliki efek samping serius. Beberapa efek samping yang dapat terjadi adalah diare ringan, nyeri perut ringan, nausea, pruritus, urtikaria, ruam, serta nyeri pada lokasi injeksi.[8,9,14]
Efek samping berat yang jarang terjadi adalah reaksi anafilaksis, yang dapat menyebabkan syok dan berakibat fatal. Kejadian ini terutama akibat pemberian injeksi vitamin B kompleks.[8,9]
Secara khusus, beberapa efek samping pada masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks adalah:
-
Vitamin B1: panas, pruritus, lemas, berkeringat, nausea, sianosis, edema paru, perdarahan saluran cerna, angioedema
Vitamin B2: warna urin lebih kuning, terutama jika dosis tinggi
Vitamin B6: sindrom neuropati, gaya berjalan tidak stabil, mati rasa perioral, penurunan sensasi sentuhan, parestesia
Vitamin B3: nausea, muntah, diare, nyeri perut, dispepsia, dan disfungsi hepar pada dosis tinggi
Vitamin B12: gangguan sistem saraf pusat (nyeri kepala, gelisah, pusing, hipoestesia), gangguan pencernaan (nausea, muntah, diare), serta gangguan neuromuskular (kelemahan, nyeri punggung, myalgia)[
Asam folat: gangguan sistem saraf pusat (gangguan pola tidur, iritabilitas, aktivitas berlebihan, depresi), gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, distensi abdomen), dan reaksi hipersensitivitas (eritema, ruam, gatal, bronkospasme, syok anafilaksis)[8,9]
Interaksi Obat
Interaksi dari masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks terhadap penggunaan bersamaan dengan obat-obatan lain atau pemeriksaan laboratorium dapat terjadi.[8,14]
Vitamin B1
Penggunaan vitamin B1 dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hasil negatif palsu pada pemeriksaan laboratorium asam urat, dengan metode phosphotungstate dan pemeriksaan urobilinogen dengan reagen Ehrlich.[8]
Vitamin B2
Penggunaan vitamin B2 dengan propantheline bromide dapat mempengaruhi tingkat/laju penyerapan dari vitamin B2. Pemberian propantheline bromide sebelumnya dapat menunda laju penyerapan vitamin B2, tetapi meningkatkan jumlah total yang diabsorbsi.[8]
Vitamin B3
Penggunaan vitamin B3 dapat menyebabkan hasil peningkatan palsu pada pemeriksaan katekolamin melalui urin.[8]
Vitamin B5
Interaksi terhadap penggunaan vitamin B5 dengan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progestin dapat terjadi, sehingga diperlukan peningkatan dosis vitamin B5.[8]
Vitamin B6
Penggunaan vitamin B6 bersamaan dengan levodopa dapat menurunkan efektivitas dari levodopa, dengan meningkatkan metabolisme perifer, sehingga penetrasi pada sistem saraf pusat menurun. Selain itu, penggunaan bersamaan dengan phenytoin juga dapat menurunkan kadar serum phenytoin.[8]
Vitamin B12
Penyerapan dari vitamin B12 akan menurun jika diberikan bersamaan dengan obat-obatan lain, seperti golongan proton pump inhibitor (omeprazole, lansoprazole), H2 receptor antagonist, metformin, cholestyramine, chloramphenicol, neomycin, dan kolkisin.[8]
Asam Folat
Penurunan kadar serum asam folat dapat terjadi jika diberikan bersama dengan asam aminosalisilat dan kontrasepsi oral. Selain itu, penggunaan bersamaan dengan obat antikonvulsan (phenytoin, primidone, barbiturates) dapat menyebabkan defisiensi asam folat.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH