Indikasi dan Dosis Vitamin B Kompleks
Indikasi vitamin B kompleks sebagai profilaksis dan tata laksana defisiensi vitamin B akibat pola makan yang buruk, penyakit tertentu, alkoholisme, atau selama kehamilan. Indikasi penggunaan dapat dibedakan berdasarkan bentuk sediaan.[1-3,14]
Studi klinis menunjukkan suplementasi kombinasi vitamin B12 dengan asam folat dikaitkan dengan penurunan plasma Hcy secara signifikan pada pasien penyakit Parkinson dengan terapi levodopa. Selain itu, diketahui bahwa suplementasi vitamin B (monoterapi atau sebagai multivitamin) juga dapat bermanfaat bagi mood individu yang sehat, status gizi suboptimal, gangguan mood subklinis, dan berisiko.[15,16]
Sediaan Peroral
Umumnya, indikasi pemberian vitamin B kompleks sediaan oral sebagai suplementasi atau vitamin untuk memenuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh, profilaksis, dan terapi defisiensi vitamin B. Pada dewasa, dapat diberikan 1 tablet sekali sehari sesuai indikasi dan dosis anjuran.[8,11]
Pada individu dewasa, masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks memiliki dosis yang direkomendasikan sebagai profilaksis dan terapi.
Vitamin B1 (Tiamin)
Umumnya penggunaan vitamin B1 ditujukan pada penyakit beri-beri dan Wernicke’s encephalopathy-Korsakoff psychosis, dengan dosis profilaksis sebesar 2‒10 mg/ hari.[3]
Vitamin B2 (Riboflavin)
Penggunaan vitamin B2 ditujukan pada kondisi medis ariboflavinosis dengan rekomendasi dosis terapeutik sebesar 2‒20 mg/ hari.[3]
Vitamin B3 (Niacin)
Penggunaan vitamin B3 ditujukan pada penyakit pellagra, dengan rekomendasi dosis profilaksis sebesar 20‒50 mg/hari dan dosis terapi 200‒500 mg/hari.[3]
Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Penggunaan vitamin B5 ditujukan pada gejala kelelahan, parestesia, mati rasa dan kram otot dengan rekomendasi dosis terapi sebesar 10‒50 mg/ hari.[3]
Vitamin B6 (Piridoksin)
Penggunaan vitamin B6 ditujukan pada gejala neuropati perifer, glossitis, dan anoreksia. Rekomendasi dosis profilaksis sebesar 2‒5 mg/hari dan dosis terapi 50‒200 mg/hari.[3]
Vitamin B7 (Biotin)
Penggunaan vitamin B7 ditujukan pada gejala ruam, rambut rapuh, anemia, letargi, anoreksia, dan myalgia. Dosis rekomendasi tidak tercantum. FDA juga tidak merekomendasikan penggunaan biotin setiap hari.[3,17]
Vitamin B9 (Asam Folat)
Penggunaan asam folat ditujukan pada kondisi anemia megaloblastik. Rekomendasi dosis profilaksis sebesar 0,5 mg/hari dan dosis terapi sebesar 1,5‒5 mg/hari.[3]
Asam folat juga diberikan pada kehamilan untuk mencegah defek tuba neural janin. Dosis untuk wanita usia produktif adalah 400 μg diberikan 1 kali sehari, sedangkan untuk wanita hamil dosis 600 μg sekali/hari.[18]
Vitamin B12 (Kobalamin)
Penggunaan vitamin B12 ditujukan pada kondisi anemia megaloblastik dan neuropati perifer, dengan rekomendasi dosis profilaksis sebesar 3‒10 μg/hari.[3]
Sediaan Parenteral
Indikasi pemberian vitamin B kompleks sediaan parenteral antara lain terapi pra dan pasca operasi, demam, luka bakar derajat berat, peningkatan metabolisme, kehamilan, gangguan pencernaan yang mengganggu asupan atau penyerapan vitamin, penyakit berkepanjangan atau wasting, dan alkoholisme.[9]
Umumnya, rekomendasi dosis parenteral vitamin B kompleks adalah 0,25‒2 mL, dengan injeksi intramuskular atau intravena lambat. Beberapa kandungan dari vitamin B kompleks yang dapat diberikan secara parenteral pada kondisi tertentu adalah vitamin B1 dengan dosis terapi 100 mg/ hari secara IV, dan vitamin B12 dosis terapi 100‒1.000 μg/minggu secara IV.[3,9]
Recommended Dietary Allowance (RDA)
Masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks memiliki RDA yang berbeda-beda. Berikut RDA pada individu dewasa (laki-laki, berat 60 kg) yang direkomendasikan:
- Vitamin B1 (Tiamin): 1,2‒1,7 mg/ hari
- Vitamin B2 (Riboflavin): 1,4‒2,1 mg/ hari
- Vitamin B3 (Niacin): 16‒21 mg/ hari
- Vitamin B5 (Asam Pantotenat): tidak ada rekomendasi
- Vitamin B6 (Piridoksin): 2 mg/ hari
- Vitamin B7 (Biotin): tidak ada rekomendasi
- Vitamin B9 (Asam Folat): 200 μg/ hari
- Vitamin B12 (Kobalamin): 1 μg/ hari
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH