Farmakologi Vitamin B1 (Thiamine)
Farmakologi vitamin B1 atau tiamin, didasarkan pada perannya dalam metabolisme aerobik. Tiamin berperan sebagai kofaktor enzim piruvat dehidrogenase. Enzim ini akan mengubah piruvat yang terkandung dalam glukosa menjadi asetil koenzim A (koA). Kemudian, asetil koA akan memasuki siklus Krebs, untuk menghasilkan energi.[14]
Farmakodinamik
Di dalam tubuh, tiamin akan diubah oleh enzim tiamin difosfokinase menjadi bentuk aktif, yaitu thiamin pyrophosphate (TPP). Bentuk aktif ini akan berperan dalam metabolisme, siklus Krebs, dan jalur pentosa fosfat. TTP bekerja sama dengan enzim-enzim lain dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan branched-chain amino acids.
TPP juga merupakan kofaktor pada beberapa tahap selama proses glikolisis dan dekarboksilasi oksidatif karbohidrat. Tidak hanya itu, TPP bertindak sebagai koenzim untuk α-ketoglutarat dehidrogenase dan piruvat dehidrogenase. Kedua enzim ini sangat penting perannya dalam siklus Krebs dan siklus tricarboxylic acid (TCA).
Defisiensi tiamin menyebabkan penurunan aktivitas berbagai enzim ini, sehingga mengganggu konversi laktat menjadi piruvat, yang mengakibatkan penumpukan asam laktat.[7,14]
Farmakokinetik
Farmakokinetik vitamin B1 secara oral diabsorpsi dengan baik, dan didistribusikan secara luas ke hampir seluruh jaringan. Jika diberikan secara intramuskular, vitamin B1 dapat absorpsi seluruhnya. Metabolisme vitamin B1 terjadi di ginjal, menghasilkan bentuk aktif, paling banyak berupa tiamin pirofosfat (TPP). Ekskresi tiamin terjadi melalui ginjal, dan dikeluarkan pada urin dalam bentuk yang tidak berubah.
Absorpsi
Vitamin B1 atau tiamin dari makanan sumber biasanya dalam bentuk derivat fosfat. Sebelum diabsorpsi, bentuk ini harus diubah menjadi tiamin bebas oleh enzim fosfatase di usus.[15]
Absorpsi vitamin B1 terjadi secara aktif dan pasif pada jejunum, dan ileum. Absorpsi utama terjadi pada jejunum bagian proksimal. Duodenum, ileum, dan bagian usus lainnya tidak begitu berperan. Absorpsi vitamin B1 pada konsentrasi rendah, yaitu <1 μmol/L, terjadi melalui sistem transport aktif. Pada konsentrasi tinggi, absorpsi vitamin B1 terjadi melalui difusi pasif.[2,16]
Kecepatan absorpsi vitamin B1 dapat berkurang jika dikonsumsi bersama makanan. Namun, konsumsi bersama makanan tidak memengaruhi seberapa banyak jumlah vitamin B1 yang diabsorpsi. Alkoholisme menyebabkan penurunan absorpsi tiamin, hingga mencapai 50%.[6]
Selanjutnya, vitamin B1 akan menuju ke hepar, untuk masuk ke dalam eritrosit dan leukosit. Pemberian vitamin B1 secara intramuskular (IM) akan diabsorpsi seluruhnya.[6]
Waktu paruh vitamin B1 sangat singkat, yaitu 1–12 jam. Selain itu, penyimpanan vitamin B1 dalam tubuh juga sangat terbatas jumlahnya dan hanya bertahan 1–3 minggu. Untuk itu, dibutuhkan asupan dari makanan sumber secara rutin untuk menjaga kadar vitamin B1 dalam jaringan. Bentuk aktif vitamin B1 atau tiamin, adalah tiamin pirofosfat (TPP), berjumlah sebanyak 80% dari total tiamin dalam tubuh.[17]
Distribusi
Sirkulasi vitamin B1 dalam tubuh diperantarai oleh eritrosit, dan akan dihantarkan ke sel-sel dengan tingkat metabolisme tinggi, seperti sel-sel otak, hepar, pankreas, jantung, serta otot polos dan otot rangka.
Vitamin B1 tersebar secara luas ke hampir seluruh jaringan tubuh, termasuk ke air susu ibu (ASI). Vitamin B1 tidak disimpan dalam tubuh. Transportasi vitamin B1 terjadi melalui darah, baik pada eritrosit maupun plasma. Sekitar 90–94% vitamin B1 terikat dengan protein.[6,17]
Metabolisme
Vitamin B1 mengalami metabolisme di hepar, dan menghasilkan metabolit-metabolit aktif, yaitu tiamin pirofosfat, tiamin monofosfat, dan tiamin trifosfat. Tiamin pirofosfat (TPP) atau tiamin difosfat (TDP) merupakan metabolit aktif utama, yang bertindak sebagai koenzim dalam proses metabolisme karbohidrat, melalui reaksi transketolasi.
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi metabolisme vitamin B1. Obat-obatan tersebut, antara lain antasida, antikonvulsan, misalnya fenitoin, diuretik, misalnya furosemide, antineoplastik, misalnya fluorouracil, dan kontrasepsi oral.[2,3]
Eliminasi
Proses defosforilasi vitamin B1 terjadi di ginjal. Apabila terdapat kelebihan vitamin B1 bentuk bebas, maka akan dikeluarkan melalui urin. Pada pemberian vitamin B1 dosis normal, sebagian besar ekskresinya ke urine adalah dalam bentuk yang tidak berubah.[1,7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra