Edukasi dan Promosi Kesehatan Malignant Hyperthermia
Edukasi kepada pasien dengan kecenderungan malignant hyperthermia atau hipertermia maligna adalah langkah penting untuk memastikan kesadaran dan keamanan selama prosedur anestesi. Promosi kesehatan bertujuan untuk mengenalkan penyebab dari malignant hyperthermia dan pentingnya konseling genetik, sehingga meningkatkan kewaspadaan pasien untuk mencegah terjadinya malignant hyperthermia.[12,17,20]
Edukasi Pasien
Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya memberi tahu tim medis tentang riwayat keluarga malignant hyperthermia. Jika ada anggota keluarga dengan riwayat malignant hyperthermia, ini dapat meningkatkan risiko pasien terhadap kondisi ini.
Jelaskan bahwa jika pasien mencurigai terjadi malignant hyperthermia selama atau setelah anestesi, mereka harus segera memberitahu tim medis. Ingatkan bahwa deteksi dan tindakan cepat adalah kunci untuk mengatasi malignant hyperthermia.
Pastikan pasien memahami bahwa meskipun mereka memiliki kecenderungan malignant hyperthermia, prosedur anestesi masih dapat dilakukan dengan aman. Tim medis akan memilih agen anestesi yang tidak memicu malignant hyperthermia.
Beri tahu pasien bahwa setelah operasi, mereka akan dipantau secara ketat untuk memastikan tidak ada tanda-tanda malignant hyperthermia yang berkembang. Jelaskan juga bahwa pemantauan dapat berlanjut selama beberapa jam atau lebih setelah operasi.[17,20,21]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit malignant hyperthermia difokuskan pada deteksi dini sehingga dapat dilakukan konseling genetik dan pemeriksaan genetik melalui analisis DNA, karena penyakit ini merupakan penyakit herediter yang diturunkan secara autosomal dominan. Konseling genetik dan analisis DNA dapat mengantisipasi dan memudahkan dokter mengenali risiko malignant hyperthermia.
Pencetus malignant hyperthermia adalah gas anestesi volatil yang kuat seperti halothane, sevoflurane, desflurane, isoflurane, serta depolarizing muscle relaxants seperti succinylcholine. Pada pasien yang dianggap berisiko mengalami malignant hyperthermia, penggunaan obat-obat tersebut perlu dihindari.[21,22]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra