Epidemiologi Hernia Diafragma
Data epidemiologi hernia diafragma di Indonesia masih belum jelas. Hernia diafragma kongenital dilaporkan lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki, sementara hernia diafragma akuisata paling sering disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor.[5,7]
Global
Sebuah studi yang dilakukan di Utah Amerika Serikat melaporkan bahwa hernia diafragma kongenital ditemukan pada 1 dari 3000 bayi baru lahir. Hernia diafragma kongenital lebih sering terjadi pada bayi laki-laki.[5,7,12]
Hernia diafragma akuisata dilaporkan ditemukan pada 0,8–3,6% pasien dengan trauma tumpul atau penetrasi pada dada dan abdomen. Sebanyak 69% kasus hernia terjadi pada hemidiafragma kiri, 24% di hemidiafragma kanan, dan 15% bilateral.[11]
Indonesia
Data epidemiologi hernia diafragma di Indonesia masih belum tersedia.
Mortalitas
Walaupun hernia diafragma jarang terjadi, tetapi dapat mengancam jiwa akibat strangulasi, inkarserata, dan perforasi usus. Tingkat kematian hernia diafragma akuisata secara keseluruhan mencapai 31%.[1]
Sementara, mortalitas hernia diafragma kongenital dilaporkan sebesar 45‒50%, meskipun saat ini sudah banyak teknik dan metode operasi yang canggih. Lung-to-head ratio (LHR) di bawah 0,6 dan adanya anomali atau sindrom kongenital penyerta dilaporkan meningkatkan risiko mortalitas.[6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini