Epidemiologi Abses Apendiks
Data epidemiologi menunjukkan bahwa abses apendiks lebih banyak ditemukan pada pasien anak, lansia, atau pasien yang mengalami keterlambatan diagnosis appendicitis.[1,3,8]
Global
Secara epidemiologi, kejadian abses apendiks mengikuti kejadian appendicitis. Dari beberapa studi dan meta-analisis, didapatkan angka kejadian abses apendiks berkisar antara 2-10% dari kejadian appendicitis. Meski demikian, terdapat studi yang menunjukkan bahwa abses apendiks berkontribusi hingga 25% pada kasus appendicitis kompleks pada anak.[1,2,9,10]
Menurut sebuah studi di rumah sakit tersier di Tunisia yang melibatkan 150 kasus abses apendiks, jenis kelamin laki-laki ditemukan 2 kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Nyeri pada fossa iliaka kanan yang disertai nyeri merupakan presentasi klinis yang paling sering ditemukan. 55,3% pasien memiliki apendiks yang berlokasi di retrocecal.[11]
Indonesia
Data epidemiologi nasional untuk abses apendiks di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Angka mortalitas abses apendiks secara keseluruhan umumnya kurang dari 1%. Namun, kasus dengan abses apendiks biasanya memiliki angka morbiditas yang lebih tinggi terkait dengan terjadinya komplikasi pasca operasi. Ini mencakup infeksi luka operasi, abses intraabdomen, hernia insisional, dan obstruksi usus.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS