Penatalaksanaan Abses Apendiks
Sampai saat ini belum ada standar penatalaksanaan yang baku untuk penanganan abses apendiks. Meskipun pendekatan operatif tertunda atau interval appendectomy banyak disukai, masih belum ada bukti ilmiah yang jelas untuk mengetahui apakah pendekatan tersebut lebih unggul dibandingkan tindakan operatif dini.[1,9,24]
Terapi Konservatif
Secara umum, pada pasien dengan abses apendiks, terapi non-operatif lebih disukai. Apendektomi dapat dipertimbangkan jika terapi konservatif gagal. Hal ini karena pembedahan segera telah dikaitkan dengan tingginya angka abses pasca operasi atau fistula enterokutan, serta angka reseksi ileocecal yang lebih tinggi, terutama pada pasien dengan durasi gejala yang lama atau pembentukan abses yang luas.[24]
Antibiotik yang digunakan adalah antibiotik spektrum luas, seperti sefalosporin, dikombinasikan dengan golongan antibiotik anaerob seperti metronidazole. Pilihan lain adalah kombinasi penisilin spektrum luas dengan inhibitor beta laktam. Antibiotik umumnya diberikan secara intravena selama 1-3 hari, dilanjutkan dengan sediaan oral selama 7 hari. Antibiotik yang dimulai sesegera mungkin dikaitkan dengan luaran yang lebih baik
Faktor prediktor kegagalan terapi non-operatif adalah ukuran abses yang besar (> 40 mm) dan tidak adanya perbaikan nilai leukosit setelah pemberian antibiotik. Sebuah tinjauan sistematik menyatakan bahwa ukuran abses lebih dari 50 mm tidak direkomendasikan untuk menjalani terapi non-operatif karena risiko kegagalan yang tinggi.[9,24,25]
Pada kebanyakan kasus, hari-hari pertama perawatan dilakukan di ruang rawat inap dengan pemantauan ketat terhadap kondisi pasien. Apendektomi emergensi harus dilakukan jika pasien menunjukkan perburukan klinis. Jika kondisi klinis membaik, pasien dapat dipulangkan dan regimen antibiotik diselesaikan di rumah. Jika pengobatan telah selesai, pemantauan dengan kolonoskopi, ultrasonografi, atau CT scan disarankan untuk dilakukan dalam waktu 6 bulan untuk menyingkirkan malignansi, terutama pada pasien dengan usia lebih tua.[24]
Drainase Perkutan
Drainase abses perkutan dapat dilakukan bila ada faktor-faktor yang memungkinkan terapi antibiotik gagal. Ukuran abses yang besar atau tidak adanya perbaikan secara klinis maupun dari parameter laboratorium dapat menjadi indikasi dilakukan drainase abses perkutan. Drainase dapat dilakukan dengan bantuan USG maupun CT scan abdomen.[1,2,9,24,25]
Tindakan Operatif
Tinjauan Cochrane (2017) menyatakan bahwa belum ada bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa tindakan operatif segera atau tertunda lebih baik. Meski demikian, perlu dicatat bahwa terdapat studi yang mengaitkan tindakan operatif segera dengan tingkat komplikasi yang lebih tinggi. Tindakan operatif yang dapat dipilih sesuai kondisi pasien mencakup apendektomi, ileocecectomy, dan hemikolektomi.[1,2,9,10,24]
Gambar 1. Algoritma Penanganan Massa Apendiks.
(Sumber: dr. Harris Bartimeus, Alomedika, 2022)
Penulisan pertama oleh: dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS