Patofisiologi Appendicitis
Patofisiologi appendicitis berasal dari obstruksi pada rongga apendiks. Obstruksi lumen in diikuti dengan pertumbuhan bakteri, inflamasi, dan distensi apendiks.[2,5]
Anatomi
Apendiks adalah suatu bagian dari usus besar (caecum) yang berbentuk seperti cacing. Apendiks disebut juga sebagai usus buntu, umbai cacing, vermiform appendix, epityphlitis (diubah dari bahasa Yunani), atau appendix.
Panjang apendiks rata-rata adalah 8─10 cm (berkisar 2─20 cm). Posisi apendiks tidak terfiksir pada satu tempat, dapat berasal dari sekitar 1,7─2,5 cm di bawah ileum terminal, dorsomedial terhadap fundus caecum (lokasi paling umum); atau bersebelahan dengan orifisium ileal.
Obstruksi Luminal
Penyebab terjadinya obstruksi pada lumen apendiks beragam, seperti hiperplasia limfoid, infeksi parasit, fekalit, ataupun tumor. Terlepas dari penyebabnya, kondisi obstruksi dapat menimbulkan inflamasi, iskemia lokal, perforasi, dan pembentukan abses, yang juga meningkatkan risiko peritonitis.
Adanya obstruksi akan menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal dan intramural, mengakibatkan oklusi pembuluh darah kecil dan stasis limfatik. Penumpukan mukus dan distensi apendiks lama kelamaan akan diikuti dengan gangguan limfatik dan vaskular, sehingga dinding apendiks menjadi iskemik dan nekrotik. Apendiks yang mengalami inflamasi akan dikelilingi oleh omentum dan visera sekitarnya dan membentuk massa apendiks. Insiden perforasi apendiks makroskopik berkisar 20-30%. Perforasi apendiks dapat berkembang menjadi peritonitis generalisata atau membentuk abses apendiks.[2,3]
Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan bakteri yang berlebihan kemudian terjadi pada apendiks yang mengalami obstruksi, dengan organisme aerob yang mendominasi pada awal dan campuran aerob dan anaerob di kemudian hari. Organisme yang umum terlibat adalah Escherichia coli, Peptostreptococcus, Bacteroides, dan Pseudomonas. Setelah peradangan dan nekrosis yang signifikan terjadi, apendiks berisiko mengalami perforasi, abses lokal, dan terkadang peritonitis.[2,3]
Penulis pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH