Patofisiologi Divertikulum Meckel
Patofisiologi divertikulum Meckel melibatkan adanya obliterasi inkomplit duktus vitelinus atau disebut juga duktus omfalomesenterikus, yaitu duktus yang menghubungkan yolk sac dengan midgut pada awal perkembangan embrio untuk menyalurkan nutrisi sampai plasenta terbentuk.[1,2]
Perkembangan Saluran Cerna pada Embrio Normal
Pada perkembangan embrio normal, duktus vitelinus akan mengalami involusi pada usia kehamilan 5-7 minggu seiring usus mulai terposisi secara permanen di kavum abdomen. Duktus vitelinus akan menyempit secara progresif hingga menghilang (obliterasi) pada usia kehamilan 7 minggu.
Persistensi duktus vitelinus akan menyebabkan berbagai kondisi anomali, antara lain kista omfalomesenterikus, fistula omfalomesenterikus, pita fibrosa yang menghubungkan ileum ke bagian dalam umbilikus, sinus vitelinus paten pada umbilikus, obliterasi segmental usus, dan yang paling sering (97%) adalah divertikulum Meckel.[1,2]
Patofisiologi Divertikulum Meckel
Divertikulum adalah kantung buntu dengan ujung yang bebas atau tidak terikat (75% kasus) atau terikat dan menempel pada dinding abdomen anterior atau struktur lain. Bentuk divertikulum dengan ujung bebas yang paling sering ditemukan adalah divertikulum Meckel.
Divertikulum Meckel sering ditemukan di batas antimesenterika ileum tengah-distal. Namun pada beberapa kasus, divertikulum Meckel ditemukan di mesenterium. Divertikulum Meckel diperdarahi oleh arteri omfalomesenterika (sisa arteri vitelinus) yang merupakan cabang ileal dari arteri mesenterika superior. Aliran arteri umumnya berakhir di divertikulum, namun dapat juga berlanjut ke dinding abdomen.[2,4]
Jaringan Ektopik pada Divertikulum Meckel
Divertikulum Meckel merupakan divertikulum sejati di mana dindingnya terdiri dari semua lapisan normal ileum. Pada 12-44% kasus, jaringan ektopik juga dapat ditemukan sebagai bagian dari lapisan dinding divertikulum, antara lain mukosa gaster heterotopik/ektopik, jaringan pankreas, jaringan Brunner, mukosa duodenum, mukosa jejunum, jaringan hepatobilier, jaringan endometrium, jaringan rektum, dan jaringan kolon, di mana sumber embrionik jaringan ektopik tersebut masih belum diketahui. Meski jarang, jaringan ektopik pada divertikulum Meckel dapat berdegenerasi menjadi ganas.
Divertikulum Meckel memiliki dinding yang tipis sehingga kanker kecil dapat melakukan penetrasi dan metastasis secara luas dalam kavum peritoneal. Malignansi yang pernah dilaporkan antara lain tumor stromal gastrointestinal, pankreas, dan karsinoid, yaitu pada kasus divertikulum Meckel simtomatik atau perforasi.[1,2,4]
Perdarahan Akibat Divertikulum Meckel
Mukosa gaster heterotopik adalah jaringan ektopik yang paling sering ditemukan pada divertikulum Meckel, terutama divertikulum Meckel simtomatik. Pada kondisi dan anatomi normal, mukosa gaster mensekresi asam yang akan dinetralisir oleh bikarbonat pankreas di duodenum. Pada divertikulum Meckel, mukosa gaster heterotopik/ektopik mensekresi asam yang tidak dinetralisir sehingga menimbulkan ulserasi pada mukosa tersebut dan mukosa ileum sekitarnya.
Hal ini menyebabkan perdarahan di sebelah distal divertikulum sehingga muncul manifestasi perdarahan rektum yang tidak nyeri hingga komplikasi perforasi. Perdarahan rektum yang muncul dapat berupa hematochezia (pada anak) atau melena (pada dewasa). Warna feses merah terang atau seperti jeli kismis pada hematochezia menandakan perdarahan dengan transit atau pergerakan intestinal-kolon yang berlangsung cepat, sedangkan warna feses gelap atau seperti tar pada melena menandakan perdarahan intestinal atas dengan transit intestinal-kolon yang lambat sehingga terjadi perubahan warna yang lebih gelap.
Perdarahan rektum biasanya dapat sembuh tanpa intervensi namun dapat berulang kembali. Hipovolemia akibat perdarahan akan memicu konstriksi pembuluh splanknikus untuk mencegah perdarahan berlanjut.[1,2]
Obstruksi dan Perforasi
Sekitar 2-4% kasus divertikulum Meckel mengalami komplikasi berupa obstruksi, inflamasi, dan perforasi intestinal. Beberapa mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya obstruksi intestinal antara lain adanya pita fibrosa yang menghubungkan divertikulum dengan dinding abdomen (paling sering), intususepsi ileo-ileal atau ileo-kolik, volvulus di sekitar sisa duktus vitelinus, prolaps berbentuk T pada lengkung aferen dan eferen dari usus melalui fistula duktus vitelinus persisten pada umbilikus neonatus, inflamasi pada divertikulum Meckel, dan hernia internal (hernia Littre).
Lebih lanjut, obstruksi intestinal dapat berprogresi menjadi infark atau iskemia intestinal dengan manifestasi tanda akut peritoneal dan perdarahan intestinal bawah. Pada intususepsi, iskemia intestinal akan menyebabkan produksi mukus berlebih sehingga feses akan nampak seperti jeli kismis. Intususepsi dan volvulus lebih sering terjadi pada pasien anak daripada pasien dewasa.[1-3]
Divertikulitis
Divertikulitis Meckel dapat terjadi jika divertikulum Meckel mengalami inflamasi. Inflamasi pada divertikulum diawali oleh obstruksi pintu atau pangkal divertikulum oleh enterolith, jaringan inflamasi, makanan, tumor, atau benda asing lain. Stasis pada divertikulum, terutama divertikulum dengan leher sempit, menyebabkan inflamasi dan infeksi sekunder yang berprogresi ke arah divertikulitis.
Divertikulitis dapat menyebabkan perlengketan dan obstruksi intestinal. Lebih lanjut, dapat terjadi perforasi yang menyebabkan peritonitis.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya