Diagnosis Fibroadenoma Mammae (FAM)
Diagnosis pasti dari fibroadenoma mammae atau FAM ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi terhadap sampel biopsi. Bagi pasien, massa payudara merupakan temuan yang dapat memengaruhi psikologi, sehingga dokter perlu menginformasikan bahwa tidak semua massa payudara adalah tumor ganas.[1-3]
Anamnesis
Dokter perlu menanyakan kapan pertama kali benjolan muncul, perubahan ukuran dan tekstur massa, perubahan kulit sekitar, dan nipple discharge. Anamnesis mengenai riwayat penyakit ginekologi seperti pola menstruasi, riwayat kehamilan, dan hubungan keluhan dengan siklus menstruasi juga perlu dikaji.
Riwayat benjolan pada payudara sebelumnya, riwayat radiasi, dan riwayat keganasan payudara atau ovarium pada keluarga juga perlu ditanyakan. Umumnya pasien fibroadenoma mammae mengeluhkan massa yang tidak nyeri dengan tepian tidak berbenjol, tidak membesar, dan tidak berbeda warna dengan jaringan sekitar.[1,3]
Pemeriksaan Fisik
Akurasi pemeriksaan fisik payudara dalam menentukan suatu lesi jinak atau ganas sangat terbatas meskipun dilakukan oleh individu yang sudah ahli. Palpasi payudara diperkirakan dapat mendeteksi keganasan dengan akurasi 60–85%.
Secara umum, lesi jinak tidak menyebabkan perubahan pada kulit, tidak berbenjol di tepiannya, bersifat lunak, berbatas tegas, dan dapat digerakkan. Lesi ganas umumnya bersifat keras, terfiksir, tepiannya berbenjol, dan memiliki batas tidak tegas.[13]
FAM umumnya berukuran 1–3 cm, tetapi ukuran ini dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh hormon. Giant juvenile fibroadenoma memiliki karakteristik yang mirip dengan keganasan, seperti distorsi arsitektur payudara, perubahan pada kulit, inversi puting, dan dilatasi vena superfisial.
Pemeriksaan kelenjar getah bening dan gangguan neurologis pada ekstremitas atas kadang perlu dilakukan untuk mendeteksi transformasi ke arah keganasan.[1-3]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding FAM adalah mastitis, lipoma, hamarthroma, kista payudara, benign juvenile breast hypertrophy, dan keganasan. Infeksi umumnya diikuti gejala inflamasi pada payudara, tetapi gejala ini juga dapat ditemukan pada inflammatory breast cancer.
Kista sulit dibedakan dengan lesi jinak lainnya saat pemeriksaan fisik dan mungkin membutuhkan USG untuk evaluasi lebih lanjut. Namun, pada dasarnya, diagnosis pasti dari massa payudara bisa didapatkan melalui pemeriksaan histopatologi.[2,3,13]
Pemeriksaan Penunjang
Modalitas pemeriksaan radiologi yang digunakan ditentukan oleh usia pasien. Secara umum, USG diperlukan bila ditemukan massa yang teraba pada pasien berusia <30 tahun atau pasien yang sedang hamil. Pada wanita usia <30 tahun, modalitas ini dipilih karena tidak adanya paparan radiasi dan kemungkinan diagnosis FAM lebih tinggi.[1,2]
Mammografi disertai USG merupakan pilihan pada pasien dengan massa yang teraba, berusia >30 tahun, dan tidak sedang hamil. CT scan tidak diindikasikan untuk menilai massa yang dapat teraba pada wanita usia <30 tahun karena adanya paparan radiasi, mikrokalsifikasi yang tidak bisa terlihat, dan rendahnya spesifisitas terhadap FAM.[1,2]
MRI tidak diindikasikan pada wanita dengan usia <30 tahun karena memakan biaya yang tinggi dan banyaknya kemungkinan positif palsu. Positron emission tomography (PET) juga kurang dianjurkan karena mahal dan tidak umum tersedia. PET scan juga tidak spesifik untuk mendiagnosis FAM karena dapat menunjukkan hasil positif pada FAM maupun lesi maligna.[1,2]
Sistem BI-RADS yang merupakan singkatan dari Breast Imaging-Reporting and Data System digunakan untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan temuan abnormal pada pemeriksaan radiologi payudara. Akan tetapi, metode diagnosis baku emas untuk FAM adalah pemeriksaan histopatologi terhadap sampel biopsi.[1,2]
Mammografi
Mammografi memiliki sensitivitas 90% dan spesifitas hingga 88% dalam mendeteksi lesi payudara. Mammografi unggul dalam menggambarkan kalsifikasi dan ekstensi massa payudara. Namun, mammografi tidak diindikasikan sebagai pencitraan primer pada wanita <30 tahun kecuali jika pasien berisiko tinggi kanker.[11]
Pada mammografi, umumnya FAM tampak sebagai massa oval atau bulat dengan batas tegas dan kalsifikasi yang kasar. Mammografi tidak dapat digunakan untuk membedakan FAM dengan lesi jinak lainnya.[1,2]
Ultrasonografi
Dalam mengevaluasi massa payudara, USG memiliki keunggulan karena sifatnya yang noninvasif, dapat digunakan secara cepat, sangat baik dalam menilai lesi kistik, dan murah bila dibandingkan dengan modalitas lain. USG memiliki sensitivitas lebih tinggi daripada mammografi untuk mendeteksi lesi padat yang palpable pada payudara (97% vs 87%).[13]
Pada USG, lesi FAM tampak sebagai massa dengan batas tegas, oval, homogen, hipoekoik, dapat disertai lobulasi, halus, tipis, dengan kapsul ekogenik. FAM umumnya menunjukkan gambaran tipikal dan dapat dibedakan secara jelas dari kista atau karsinoma. Namun, pada lesi fibrokistik dengan kista hipoekoik yang tidak beraturan atau karsinoma yang polos, gambaran sulit dibedakan dengan FAM.[1,2]
Magnetic Resonance Imaging
MRI memiliki sensitivitas yang lebih tinggi daripada mammografi dan USG (98%) tetapi spesifisitasnya rendah (47–67%). Keunggulannya adalah pasien tidak terpapar radiasi pengion dan hasilnya dapat menggambarkan ukuran dengan lebih akurat. Kerugiannya adalah biaya mahal, tidak dapat mendeteksi mikrokalsifikasi, dan diduga meningkatkan kemungkinan mastektomi pada pasien.[13]
Pada hasil MRI, FAM umumnya muncul sebagai massa polos yang hiperintens pada T2-weighted dan enhancement setelah diberikan kontras gadolinium. Pada hasil MRI, karakteristik enhancement dari setiap massa dapat membedakan FAM dari karsinoma meskipun gambaran morfologi dan pola enhancement dapat saling bertumpukan.[1,2]
Lesi FAM akan tampak hipointens atau isointens bila dibandingkan dengan jaringan payudara sekitar pada T1-weighted. Sementara itu, pada T2-weighted, lesi FAM akan tampak hipointens atau hiperintens.[1,2]
Pemeriksaan Histopatologi terhadap Sampel Biopsi
Biopsi adalah pemeriksaan baku emas untuk diagnosis FAM. Pada biopsi, gambaran histopatologi FAM adalah tumor bifasik yang terdiri dari sel stroma dan sel epitelial. Suatu studi melaporkan bahwa gambaran histopatologi FAM dapat bervariasi, seperti hiperplasia duktal, metaplasia apokrin, sklerotik adenosis, dan gambaran perubahan sel stroma berupa pseudoangiomatous.[14]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur