Penatalaksanaan Fibroadenoma Mammae (FAM)
Penatalaksanaan fibroadenoma mammae atau FAM bisa berupa observasi atau bedah eksisi tergantung pada kondisi lesi dan keinginan masing-masing pasien. Intervensi bedah dapat memberikan perlukaan iatrogenik pada payudara atau menyebabkan deformitas, sehingga keuntungan dan risikonya perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum tindakan.[2-4,15]
Pada kasus FAM yang bersifat asimtomatik, tidak membesar dengan cepat, dan tidak menyebabkan deformitas secara kosmetik, penanganan konservatif dengan observasi payudara secara berkala dapat menjadi pilihan.
Pasien harus diedukasi mengenai keamanan observasi FAM dan diberitahukan bahwa sekitar 10–40% kasus FAM akan mengalami regresi spontan. Bila pasien merasa tidak nyaman dan khawatir lesi FAM akan berubah menjadi keganasan, maka perlu dilakukan pembedahan.
Intervensi bedah biasanya perlu dilakukan pada FAM yang:
- Memiliki diameter >5 cm
- Membesar secara progresif
- Mengganggu pasien, misalnya karena nyeri
- Menyebabkan distorsi parenkim payudara
- Membuat deformitas payudara yang mengganggu secara kosmetik
- Memiliki massa multipel atau bilateral
- Memiliki massa yang persisten tanpa regresi
- Tampak hiperselularitas stroma pada USG
- Memiliki gejala yang mengarah pada keganasan
- Disertai kelainan genetik atau penyakit lain yang berisiko tinggi untuk keganasan payudara
Bila lesi FAM masih berukuran kecil tetapi pasien ingin segera menjalani pembedahan, dokter menyarankan untuk melakukan observasi selama 3–4 bulan sebelum melakukan intervensi bedah.[2-4,15]
Pembedahan Minimal Invasif
Ada berbagai prosedur bedah minimal invasif yang dapat dilakukan untuk tata laksana FAM. Dalam memilih prosedur, dokter perlu mempertimbangkan keuntungan dan risiko dari tiap prosedur. Dokter juga memberitahukan hal-hal tersebut pada pasien.[4,15]
Vacuum-Assisted Percutaneous Excisional Biopsy
Prosedur ini dapat digunakan untuk mengangkat FAM berdiameter ≤3 cm dan berjarak minimal 0,5 cm dari permukaan kulit atau otot pektoralis mayor. Dengan menggunakan anestesi lokal, jarum vakum (dengan bantuan USG atau stereotactic) mengaspirasi jaringan tumor secara berulang.
Prosedur ini dinyatakan selesai bila hasil radiologi tidak menemukan kembali massa tumor. Prosedur ini dilaporkan dapat menimbulkan rekurensi pada 3,4% pasien setelah 6 bulan, terutama pada tumor yang berukuran >2 cm.[3,15]
Cryotherapy
Cryotherapy juga dapat digunakan pada FAM dengan menggunakan anestesi lokal. Mula-mula, lakukan penempatan probe secara perkutan sepanjang aksis FAM hingga bagian tengah tumor dengan bantuan USG. Probe kemudian didinginkan oleh gas argon hingga -160°C. Umumnya, pasien memerlukan 2 kali siklus beku-cair.[3,15]
Saat terjadi pembekuan, sel yang dekat dengan probe akan membentuk kristal es intrasel yang merusak sel secara permanen. Sel yang jauh dari probe akan membeku lebih lambat, sehingga menghasilkan pembentukan kristal es ekstraselular dan daerah hipertonik. Gradien osmotik ini menyebabkan kerusakan sel hingga akhirnya lisis.[3,15]
Anoksia yang terjadi akibat kerusakan pembuluh darah akan berlangsung beberapa hari setelah prosedur dan mengakibatkan kerusakan sel lebih lanjut. Sel yang mati lalu berangsur-angsur diserap oleh tubuh dan umumnya menghilang setelah 12 bulan.[3,15]
Destruksi secara in situ ini mencegah distorsi bentuk payudara dan memberikan hasil yang lebih baik secara kosmetik. Efek samping yang mungkin timbul adalah ekimosis dan pembengkakan yang akan menghilang setelah 3 minggu.[3,15]
MRI-Guided Focused Ultrasound
Prosedur ini menggunakan ultrasound yang difokuskan untuk menembus jaringan dan memberikan temperatur tinggi secara lokal. Daerah ablasi ditentukan batas-batasnya dengan menghindari daerah sehat seminimal mungkin. Kombinasi dengan MRI akan memberikan gambaran pembeda anatomis yang baik antara target tumor dan jaringan sehat di sekitarnya.[3,15]
Pembedahan Eksisi
Prosedur ini merupakan pilihan utama pada FAM, termasuk pada giant fibroadenoma yang menyebabkan distorsi jaringan payudara. Tujuan utama bedah eksisi adalah enukleasi secara total dari FAM serta jaringan sehat sekitar tanpa menyebabkan deformitas iatrogenik pada payudara.[3,4]
Pada FAM berukuran besar, dokter biasanya perlu melakukan rekonstruksi payudara karena deformitas hampir selalu terjadi. Rekonstruksi sebaiknya disarankan 1 tahun setelahnya. Bedah eksisi dapat dilakukan secara endoskopik maupun open sesuai ukuran tumor. Penggunaan endoskopi dapat mengurangi terjadinya jaringan parut.[3,4]
Setelah bedah, pasien sebaiknya disarankan untuk menghindari aktivitas berlebihan selama 6–8 minggu dan menggunakan pakaian yang memiliki efek kompresi selama 4–6 minggu untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.[3,4]
Pasien diminta kontrol kembali setelah 4–8 minggu pascaoperasi, setiap 3 bulan pada tahun pertama, setiap 6 bulan pada tahun kedua, dan setiap tahun pada tahun ketiga. Pada saat kontrol, observasi ada tidaknya komplikasi dan rekurensi.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur