Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hernia Epigastrik general_alomedika 2023-08-09T15:04:40+07:00 2023-08-09T15:04:40+07:00
Hernia Epigastrik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hernia Epigastrik

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Diagnosis hernia epigastrik berdasarkan klinis bukti defek dinding aponeurosis linea alba pada garis tengah abdomen di atas umbilikus sampai processus xiphoideus. Hernia epigastrik dapat bersifat disadarinya benjolan area epigastrik yang asimtomatik, maupun memberikan gejala seperti nyeri, dan rasa tidak nyaman pada ulu hati.[1,5,6,12]

Anamnesis

Keluhan utama untuk hernia epigastrik adalah benjolan pada daerah ulu hati yang dapat hilang dengan sendirinya maupun menetap. Benjolan ini dapat membesar seiring berjalannya waktu.

Keluhan ini dapat disertai dengan nyeri kolik dan rasa tidak nyaman pada daerah ulu hati. Nyeri biasanya diperberat oleh kondisi tertentu, seperti saat batuk, mengendan, berdiri atau duduk dalam jangka waktu lama, hingga mengangkat atau mendorong benda berat. Akan tetapi, pada beberapa kasus, pasien dapat mengeluhkan nyeri dan rasa tidak nyaman di daerah ulu hati tanpa munculnya benjolan.

Pada bayi atau anak, orangtua dapat mengeluh anak merengek dan memegang perut yang menandakan adanya nyeri abdomen. Bila terdapat obstruksi akibat hernia epigastrik, pasien dapat mengeluhkan nyeri hebat, mual, muntah, konstipasi, berkeringat, hingga jantung berdebar. Sekitar 25% pasien hernia epigastrik dapat tidak menunjukkan gejala apapun.[1,5,6]

Pemeriksaan Fisik

Temuan yang paling sering ditemukan pada pemeriksaan fisik abdomen adalah massa mobile dengan permukaan rata dan konsistensi lunak pada epigastrik yang hilang-timbul. Bila pasien datang tanpa gambaran benjolan, benjolan akan keluar saat pasien diminta untuk batuk maupun melakukan manuver valsava.

Bila terjadi strangulata pada hernia epigastrik, benjolan dapat memberikan gambaran perubahan warna menjadi kebiruan, disertai adanya distensi abdomen, peningkatan suhu tubuh, dan peningkatan denyut nadi. Penilaian visual analogue scale (VAS) pada kondisi strangulata dapat mencapai skala 8–10.[1,6]

Diagnosis Banding

Terdapat beberapa diagnosis banding hernia epigastrik, antara lain diastasis recti, abses abdomen:

Diastasis Recti

Diastasis recti merupakan terpisahnya m. rectus abdominis pada daerah linea alba secara parsial maupun utuh akibat peregangan otot yang sering terjadi pada kehamilan. Diastasis recti dapat dibedakan dari hernia epigastrik dari gambarannya tanpa benjolan yang hilang timbul, melainkan lebih membentuk cekungan pada garis tengah abdomen.[1,6]

Abses

Abses merupakan kantong berisi nanah akibat infeksi bakteri dapat menyebabkan munculnya benjolan pada epigastrik. Abses dapat dibedakan dari hernia epigastrik dari gambaran benjolan yang tidak hilang timbul dengan gerakan pasien dan konsistensi benjolan yang cenderung keras tanpa disertai gejala gastrointestinal.[1,6]

Strain Otot

Strain otot adalah tertarik atau robeknya otot dinding perut akibat penggunaanya secara berlebih dapat menyebabkan rasa tidak nyaman maupun nyeri pada daerah epigastrik disertai munculnya bengkak. Strain otot dapat dibedakan dari hernia dari gambarannya yang akut disertai benjolan yang tidak hilang-timbul.[1,6]

Hematoma

Hematoma merupakan kumpulan darah di luar pembuluh darah. Kumpulan darah ini dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak normal pada kulit hingga munculnya benjolan.

Bila hematoma terjadi akibat trauma abdomen, keluhan dapat disertai dengan adanya gejala gastrointestinal. Hematoma dapat dibedakan dari hernia epigastrik dari gambaran benjolan yang tidak hilang timbul maupun berdasarkan pemeriksaan penunjang.[1,6]

Seroma

Seroma adalah kumpulan cairan serosa di subkutis yang dapat terjadi pada daerah bekas operasi. Kumpulan cairan ini dapat menyebabkan gambaran benjolan pada daerah epigastrik. Seroma dapat dibedakan dari hernia epigastrik dari gambaran benjolan yang tidak hilang timbul maupun tidak adanya gejala gastrointestinal.[1,6]

Tumor Jaringan Lunak

Adanya pertumbuhan tumor jaringan lunak jinak, seperti lipoma dan neurofibroma, maupun ganas, seperti sarkoma jaringan lunak, yang terjadi pada daerah epigastrik dapat memberikan gambaran benjolan. Tumor jaringan lunak dapat dibedakan dari hernia epigastrik dari gambaran benjolan yang tidak hilang-timbul serta tidak adanya gejala gastrointestinal.[1,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk hernia epigastrik dilakukan untuk membuktikan defek aponeurosis pada linea alba sepanjang umbilikus sampai processus xiphoideus. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sebagai penunjang untuk menilai komplikasi, seperti infeksi, sepsis, maupun gangguan elektrolit yang dapat terjadi pada hernia epigastrik inkarserata dan strangulata.

Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan berupa ultrasonography (USG), computed tomography (CT), dan magnetic resonance imaging (MRI). Pemeriksaan pencitraan diindikasikan terutama pada kondisi tertentu, seperti:

  • Obesitas
  • Pasien dengan hernia insisional berulang
  • Pasien dengan hernia besar
  • Nyeri pada abdomen tanpa adanya benjolan maupun pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya hernia[1–3,6,11]

Sumber: Bedewi MA, et al., 2016. Sumber: Bedewi MA, et al., 2016.

Gambar 2. Gambaran USG Hernia Epigastrik.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada pasien hernia epigastrik tidak spesifik digunakan sebagai penegakan diagnosis, melainkan digunakan sebagai gambaran bagi klinisi dalam menentukan tatalaksana selanjutnya.[1–3]

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dapat berupa:

  • Darah lengkap, dapat ditemukan leukositosis dengan shift to the left pada hernia strangulata
  • Elektrolit, ureum, kreatinin, untuk menentukan status hidrasi pasien yang mengalami muntah dan sebagai bagian dari pemeriksaan sebelum tindakan operatif
  • Kadar laktat, di mana peningkatannya dapat ditemukan pada hernia strangulata[1–3,6,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Miller HJ, Novitsky YW. Ventral Hernia and Abdominal Release Procedures. InShackelford's Surgery of the Alimentary Tract, 2 Volume Set 2019 (pp. 571-589).
2. Smith J, Parmely JD. Ventral Hernia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499927/
3. Liang MK, Holihan JL, Itani K, Alawadi ZM, Gonzalez JR, Askenasy EP, Ballecer C, Chong HS, Goldblatt MI, Greenberg JA, Harvin JA. Ventral hernia management. Annals of surgery. 2017;265(1):80-9.
5. Tinawi GK, Stringer MD. Epigastric Hernias in Children: A Personal Series and Systematic Review of the Literature. European Journal of Pediatric Surgery. 2020.
6. Rao AM. Ventral Hernia: Causes and Management. InTechniques and Innovation in Hernia Surgery 2019. IntechOpen.
11. Blonk L, Civil YA, Kaufmann R, Ket JC, van der Velde S. A systematic review on surgical treatment of primary epigastric hernias. Hernia. 2019;23(5):847-57.
12. N A Henriksen and others, on behalf of the European and Americas Hernia Societies (EHS and AHS), Guidelines for treatment of umbilical and epigastric hernias from the European Hernia Society and Americas Hernia Society, British Journal of Surgery, Volume 107, Issue 3, February 2020, Pages 171–190, https://doi.org/10.1002/bjs.11489

Epidemiologi Hernia Epigastrik
Penatalaksanaan Hernia Epigastrik

Artikel Terkait

  • Pedoman Manajemen Hernia Umbilikalis dan Epigastrik
    Pedoman Manajemen Hernia Umbilikalis dan Epigastrik
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 8 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 4 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 3 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.