Patofisiologi Hernia Epigastrik
Patofisiologi hernia epigastrik berhubungan dengan defek aponeurosis linea alba pada garis tengah abdomen di atas umbilikus sampai processus xiphoideus. Peningkatan tekanan intraabdomen seringkali memegang peranan penting.
Anatomi
Lapisan pembentuk anterior dinding abdomen terdiri dari kulit, lemak, fascia, otot, dan peritoneum. Bagian anterior dinding abdomen berfungsi melindungi organ visceral dan membantu menarik tulang rusuk saat ekspirasi. Selain itu, bagian anterior dinding abdomen juga ikut berperan dalam pergerakan tubuh, seperti rotasi dan fleksi batang tubuh, serta melindungi tulang belakang dari hiperekstensi.[1,2]
Otot pembentuk dinding abdomen bagian lateral adalah m. obliquus externus abdominis, m. obliquus internus abdominis, dan m.transversus abdominis, serta m. rectus abdominis pada bagian medial. Setiap otot dilapisi fascia yang membentuk hubungan aponeurosis dengan otot dinding abdomen lain.
Hubungan aponeurosis ini kemudian menyatu di daerah medial m. rectus abdominis dan membentuk linea alba. Pada linea alba inilah hernia ventral dapat terjadi, termasuk hernia epigastrik maupun hernia umbilikalis.[1,2,4]
Patofisiologi Hernia Epigastrik
Tekanan berulang pada dinding abdomen merupakan patofisiologi utama hernia epigastrik. Tekanan berulang menyebabkan robekan mikroskopik pada jaringan linea alba. Robekan mikroskopik memengaruhi kekuatan jaringan dan meningkatkan risiko kejadian hernia epigastrik.
Beberapa kondisi yang meningkatkan tekanan intraabdomen, termasuk konstipasi, pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik berat, melahirkan, batuk, hingga muntah yang sering pada penyakit saluran cerna.[1,2,5]
Selain tekanan berulang, riwayat tindakan operatif yang melibatkan dinding abdomen dapat menurunkan kekuatan jaringan linea alba sehingga daya tarik jaringan hanya 80% dari daya maksimalnya. Fenomena ini bersifat aditif, di mana setiap tindakan operatif yang melibatkan dinding abdomen, daya tarik jaringan akan menjadi 80% dari sebelumnya. Angka ini dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti malnutrisi dan komplikasi infeksi.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli