Epidemiologi Malrotasi Intestinal
Epidemiologi malrotasi intestinal terjadi pada 1 dari 200 sampai 1 dari 500 kelahiran hidup. Sebagian besar menunjukkan gejala dan terdeteksi pada 1 tahun pertama kehidupan.
Global
Malrotasi intestinal diperkirakan terjadi pada 1 dari 200 sampai 1 dari 500 kelahiran hidup dan sebanyak 60-85% terdeteksi pada 1 bulan pertama kehidupan. Insidensi malrotasi intestinal simtomatik adalah 1 dari 6.000 neonatus. Insidensi pada kelompok usia dewasa jarang ditemukan (0,19%).[1,7]
Malrotasi intestinal dapat bersifat asimtomatik sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi selama kehidupan. Malrotasi jenis nonrotasi biasanya ditemukan secara insidental pada 2 dari 1.000 pencitraan gastrointestinal dengan kontras. Malrotasi intestinal jarang ditemukan setelah usia lebih dari satu tahun.[10]
Sekitar 30-62% kasus malrotasi intestinal pada anak mempunyai kaitan dengan anomali kongenital seperti hernia diafragmatika, gastroskisis, dan omfalokel.[2]
Indonesia
Di Indonesia, belum ada data mengenai epidemiologi malrotasi intestinal. Di Asia, insidensi midgut volvulus per tahunnya adalah sekitar 24-60 per 100.000 populasi dengan 25-50% kasus datang dengan obstruksi usus.[11]
Mortalitas
Mortalitas malrotasi intestinal berkisar antara 0-14% pada usia anak dan dewasa, dengan penyebab tersering adalah volvulus. Malrotasi intestinal dengan presentasi akut seperti midgut volvulus dan nekrosis usus sering disertai dengan anomali kongenital lain, sehingga terlambatnya diagnosis dapat meningkatkan mortalitas.[2,12]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri