Prognosis Malrotasi Intestinal
Prognosis malrotasi intestinal dapat berupa komplikasi pasca pembedahan serta mortalitas dan morbiditas yang ditimbulkan.
Komplikasi
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi adalah volvulus berulang setelah prosedur bedah Ladd dilakukan, adhesi usus halus yang menyebabkan obstruksi, short bowel syndrome.
Short bowel syndrome terjadi pada pasien yang mengalami reseksi usus pada penanganan malrotasi. Sebagai konsekuensinya, malabsorpsi berlangsung dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi mineral, dan diare. Bayi yang mengalami short bowel syndrome rentan untuk mengalami gagal tumbuh (failure to thrive). [2,6]
Komplikasi gangguan gastrointestinal persisten seperti konstipasi, diare, nyeri perut, muntah, juga dilaporkan pada pasien yang telah menjalani prosedur bedah Ladd.[2]
Prognosis
Prognosis pasien dengan volvulus bergantung pada komplikasi yang menyertai, jumlah usus yang direseksi, dan usia pasien. Komplikasi dapat berupa iskemia atau nekrosis intestinal.
Mortalitas dari kasus malrotasi intestinal berkisar antara 0-14%. Peritonitis dan sepsis adalah komplikasi yang sering menjadi penyebab kematian dari malrotasi intestinal. Prognosis jangka panjang tergantung pada berapa banyak usus yang direseksi dan kejadian short bowel syndrome setelah operasi. Kemungkinan terjadinya volvulus berulang adalah 10%. Keterlambatan penanganan akan meningkatkan mortalitas.[2,16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri