Penatalaksanaan Malrotasi Intestinal
Penatalaksanaan malrotasi intestinal utamanya melalui pembedahan disertai terapi lain ditujukan untuk menstabilkan pasien dan bersifat suportif.
Medikamentosa dan Terapi Suportif
Malrotasi intestinal dapat bersifat asimtomatik maupun simtomatik dengan gangguan fisiologis seperti ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, dehidrasi, bahkan syok. Oleh karena itu, terapi suportif diberikan untuk menstabilisasi pasien dan mempersiapkan operasi. Koreksi cairan atau produk darah dilakukan sesuai indikasi dan ditujukan untuk pasien dengan hipotensi dan kecurigaan perdarahan saluran cerna.
Resusitasi cairan dilakukan pada keadaan malrotasi intestinal dengan syok untuk menstabilkan tekanan darah dan perfusi jaringan. Apabila resusitasi dengan cairan ini gagal, pasien dengan syok dapat diberikan vasopressor untuk menaikkan tekanan darah dan perfusi ke jaringan.
Dopamin merupakan vasopressor pilihan pertama untuk kasus malrotasi intestinal karena dapat meningkatkan aliran splanchnic. Pemberian dopamin dapat dimulai dengan dosis 3 mcg/kgBB/menit.
Selain itu, apabila diduga terdapat ileus obstruksi, hal lain yang perlu dilakukan adalah mengoreksi elektrolit, dekompresi gaster dengan selang nasogastrik, serta pemberian antibiotik intravena sebelum prosedur operasi dilaksanakan.[2]
Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi definitif dari malrotasi intestinal. Waktu dilaksanakannya pembedahan ditentukan oleh kondisi klinis pasien. Pasien yang datang dengan presentasi volvulus harus segera menjalani pembedahan emergensi. Sedangkan kasus malrotasi intestinal tanpa volvulus atau kasus yang ditemukan secara insidental dapat menjalani prosedur pembedahan elektif.
Prosedur Ladd adalah teknik pilihan yang digunakan baik pada pasien anak maupun dewasa untuk menangani malrotasi intestinal. Prosedur Ladd dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
- Pemisahan Ladd’s band yang menekan duodenum
- Melebarkan basis mesenterium dengan menggerakkan duodenum dam memisahkan adhesi di sekitar arteri mesenterika superior
- Melakukan putaran berlawanan arah jarum jam terhadap torsi volvulus, mempertimbangkan reseksi usus jika diperlukan
- Apendektomi
Apendektomi dilakukan saat operasi malrotasi karena penempatan anatomi apendiks terganggu ketika sekum ditempatkan ke kuadran kiri atas sehingga mendiagnosis apendisitis akan sulit di masa mendatang. Selain itu, diseksi peritoneal band menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah apendiks.[2,7,11]
Prosedur Ladd’s biasanya dilakukan melalui laparotomi, terutama untuk kasus-kasus yang terjadi secara akut. Pada kasus malrotasi intestinal yang tidak disertai volvulus atau ditemukan secara insidental pada pemeriksaan radiologi, pendekatan laparoskopi dapat menjadi pilihan. Laparoskopi dinilai aman, efektif, dan dapat mengurangi waktu perawatan di rumah sakit.
Nyeri luka pasca operasi juga lebih rendah daripada laparotomi dan aspek kosmetik juga lebih baik. Prosedur ini dilakukan secara elektif oleh ahli bedah yang terlatih untuk prosedur laparoskopi. Jika terdapat kendala atau komplikasi serius saat prosedur laparoskopi dilakukan, maka pembedahan akan dilanjutkan dengan laparotomi.[14,22]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri