Diagnosis Ruptur Esofagus
Diagnosis ruptur esofagus melalui anamnesis adalah munculnya gejala klasik seperti nyeri dada dan muntah. Pemeriksaan fisik dapat dinilai adanya emfisema subkutan dan kondisi sepsis. Pemeriksaan radiologi dengan kontras dapat membantu menegakkan diagnosis pasti ruptur esofagus.[6]
Anamnesis
Anamnesis gejala ruptur esofagus biasanya tergantung pada lokasi terjadinya ruptur, yaitu servikal, intratorakal, atau intraabdominal. Gejala juga dipengaruhi struktur mediastinal yang terlibat, seperti perikardium atau trakea. Gejala klasik ruptur esofagus adalah trias Mackler, di mana kondisi ini terjadi pada hampir 50% kasus ruptur esofagus. Gejala trias Mackler meliputi :
- Nyeri di daerah dada, terutama di daerah dada bagian bawah atau perut bagian atas
- Muntah
Emfisema subkutan[2,6]
Untuk menentukan lokasi ruptur esofagus, dapat ditanyakan gejala sebagai berikut:
- Area servikal: nyeri leher, disfagia, gangguan bersuara
- Area torakal: nyeri dada retrosternal, dapat diawali dengan muntah
- Area abdominal: nyeri epigastrium yang menjalar ke bahu, berhubungan dengan mual atau muntah[2,4]
Gejala lain yang tidak khas di antaranya hematemesis, melena, nyeri ke arah punggung, dan bengkak di area wajah. Untuk mengetahui penyebab ruptur esofagus, dapat dinilai riwayat prosedur medis seperti endoskopi, riwayat adanya trauma pada daerah esofagus, benda asing yang tertelan, riwayat mengonsumsi alkohol, dan peningkatan tekanan intraabdomen akibat olahraga angkat besi maupun riwayat persalinan normal.[2,6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien ruptur esofagus adalah menilai gejala umum dan gejala yang langsung berhubungan dengan lokasi ruptur esofagus. Gejala umum termasuk adanya demam, takikardi, takipnea, tanda syok, sesak, atau sianosis. Pemeriksaan fisik yang berhubungan langsung dengan lokasi ruptur esofagus yaitu:
- Area servikal: tanda emfisema subkutan berupa krepitasi atau tenderness saat palpasi di daerah leher
- Area torakal: krepitasi di dinding dada pada saat palpasi akibat emfisema subkutan, dan auskultasi terdengar crackle mediastinum akibat emfisema mediastinal. Apabila terjadi efusi pleura, maka dapat ditemukan tanda seperti sesak dan nafas cepat pada inspeksi, dullness pada perkusi toraks, dan penurunan vokal fremitus. Pada kondisi mediastinitis dapat ditemukan demam, takikardia, hipotensi, dan sianosis
- Area abdomen: tanda peritonitis akut seperti nyeri perut, nyeri tekan dan nyeri lepas, serta defense musculaire. Hal ini terjadi akibat robekan transmural yang melewati lapisan serosa, sehingga terjadi kontaminasi peritoneal[2,4]
Diagnosis Banding
Ruptur esofagus memiliki gejala nyeri khas nyeri dada dan muntah. Diagnosis banding keluhan tersebut di antaranya adalah kondisi Mallory-Weiss syndrome, pneumotoraks spontan, diseksi aorta, emboli pulmonal, atau perikarditis akut.
Mallory-Weiss syndrome
Mallory-Weiss syndrome merupakan perforasi esofagus hanya di lapisan mukosa. Kondisi ini terjadi saat isi lambung menekan melawan sfingter esofagus, sehingga menyebabkan robekan dan perdarahan. Hematemesis pada Mallory-Weiss syndrome merupakan gejala yang membedakan kondisi ini dengan ruptur esofagus. Pada ruptur esofagus, robekan menembus seluruh lapisan dinding esofagus sehingga keluhan hematemesis jarang terjadi.[1,9]
Pneumotoraks Spontan
Kondisi pneumotoraks spontan dapat dibedakan dari ruptur esofagus dengan tidak adanya trias Mackler. Muntah sangat jarang terjadi pada pasien pneumotoraks. Pada pemeriksaan rontgen toraks, akan tampak gambaran pneumomediastinum atau pneumotoraks. Apabila gambaran radiologi ini disertai dengan adanya gejala muntah dan nyeri dada akut, umumnya merupakan pertanda adanya ruptur esofagus.[1,2]
Diseksi Aorta
Diseksi aorta adalah kondisi terpisahnya lapisan dinding aorta. Tidak ada gejala pasti pada diseksi aorta, tetapi pada hasil pemeriksaan tekanan darah pada kedua lengan yang berbeda hingga 20 mmHg dapat menandakan adanya diseksi aorta.[10,11]
Emboli Pulmonal
Emboli pulmonal adalah kondisi saat gumpalan darah menghambat aliran arteri menuju paru-paru. Emboli pulmonal tidak memiliki gejala spesifik di awal, tetapi terjadi perubahan hemodinamik tiba-tiba disertai sesak yang progresif.[11]
Perikarditis Akut
Perikarditis akut merupakan inflamasi perikardium yang ditandai nyeri dada perikardial, pericardial friction rub, dan pada pemeriksaan EKG tampak elevasi segmen ST atau depresi PR interval. [2,11]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti ruptur esofagus terdiri dari pemeriksaan pencitraan dan laboratorium.
Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan yang dilakukan meliputi rontgen, contrast esophagography, dan CT scan. Penurunan kondisi pasien merupakan indikasi tindakan operasi segera. Untuk itu, harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan contrast esophagography atau CT scan mengenai lokasi, dan ukuran kebocoran esofagus.[2,4,10]
Rontgen:
Rontgen toraks posisi PA atau AP untuk mendeteksi udara yang keluar melewati daerah ruptur. Berdasarkan area ruptur gambaran rontgen yang dapat terlihat adalah:
- Area servikal: emfisema subkutan dan pneumomediastinum
- Area toraks: area torakal tampak lebih lebar
- Area abdomen: udara dibawah diafragma[2,10]
Contrast Esophagography:
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat bocornya kontras yang melalui esophagus. Pemberian kontras juga membantu menentukan area yang mengalami ruptur. Kontras yang digunakan adalah Barium Sulfat.[2,10]
CT scan:
Pemeriksaan Computed Tomography scan dilakukan di area toraks dan abdomen untuk dapat menentukan lokasi ruptur. Pemeriksaan CT scan dapat menilai zat asing yang berpindah keluar dari esofagus, penebalan esofagus, dan adanya pneumomediastinum.[2,10]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengonfirmasi kondisi klinis, dan membantu menegakkan diagnosis setelah dilakukan pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan pengukuran pH darah. Pada kondisi ruptur esofagus, dapat ditemukan leukositosis. Apabila ruptur esofagus mengganggu sistem pernafasan seperti penetrasi ke rongga pleura, dapat ditemukan adanya pH darah <7,2. Kondisi ruptur esofagus yang disertai sepsis ditandai dengan adanya leukositosis dengan neutrofil yang dominan, dan didapatkan patogen spesifik dari hasil kultur darah.[4,6]