Etiologi Ruptur Esofagus
Etiologi ruptur esofagus paling banyak, sekitar 70%, adalah akibat iatrogenik. Namun, dapat bersifat spontan, luka trauma, benda asing, serta efek muntah persisten. Faktor risiko biasa disebabkan oleh berbagai tindakan medis yang mempengaruhi struktur esofagus.
Etiologi
Ruptur esofagus terjadi akibat adanya gangguan pada lapisan dinding esofagus. Beberapa etiologi ruptur esofagus adalah:
- Iatrogenik: prosedur endoskopi sebagai penyebab paling banyak, nasogastric tube (NGT),
- Spontan: penyebab paling banyak ruptur non-iatrogenik yang sering terjadi di area esophagus yang lemah, yaitu bagian esofagus torakal
- Luka trauma: jarang terjadi, luka penetrasi (tembakan atau tusukan) lebih sering ditemukan daripada trauma tumpul
- Benda asing: juga jarang terjadi, terjadi saat benda asing terhalang oleh striktur esofagus sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intraesofagus dan nekrosis
- Muntah persisten: menyebabkan peningkatan tekanan intraesofagus secara tiba-tiba, disertai tekanan negatif intratorakal[2,3,6]
Faktor Risiko
Salah satu faktor risiko ruptur esofagus adalah tindakan medis yang dapat mempengaruhi struktur esofagus, misalnya prosedur hemostasis, pemasangan stent, ekstraksi benda asing, pengobatan keganasan dengan kemoterapi, dan ablasi endoskopik. Faktor risiko lain di antaranya:
- Menelan zat kimia berbahaya atau benda padat dalam ukuran besar
- Laki-laki yang mengonsumsi alkohol
- Tekanan intraabdomen yang sangat meningkat, misalnya akibat proses muntah hebat, dan olahraga seperti angkat beban, dan persalinan normal[2-6]