Edukasi dan Promosi Kesehatan Tumor Filodes
Edukasi dan promosi kesehatan tentang tumor filodes yang perlu disampaikan pada pasien adalah bahwa tumor ini masuk ke dalam kategori tumor jinak pada payudara. Sekitar 85-90% kasus tumor filodes adalah jinak, sedangkan sisanya adalah tipe ganas.
Perlu disampaikan pada pasien mengenai prognosis penyakit dan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit. Angka rekurensi tumor filodes cukup tinggi walaupun sudah mendapatkan tata laksana berupa tindakan operatif. Pasien perlu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan menjalani skrining berkala.[7,17,18]
Edukasi Pasien
Tumor filodes masuk dalam kategori tumor jinak payudara karena mayoritas bermanifestasi sebagai tipe jinak walaupun ada 10-15% kasus tipe ganas.
Meskipun terkadang tampakan klinis dari tumor filodes cukup menyeramkan dan menyerupai kanker payudara, namun tampakan klinis tidak menentukan prognosis dari pasien.
Pasien perlu mengetahui bahwa tumor filodes yang sudah diangkat dan diterapi masih memiliki kemungkinan untuk muncul kembali. Untuk itu, pasien harus selalu waspada, lakukan observasi dan skrining untuk melihat tanda-tanda rekurensi.
Pasien dengan tumor filodes yang sudah menjalani tindakan operatif, perlu melakukan pemeriksaan secara berkala (follow up) ke dokter setiap 6 bulan sekali pada 2 tahun pertama, dan setiap tahun pada tahun-tahun selanjutnya.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit berupa pemeriksaan pada payudara diri sendiri secara berkala (program SADARI atau Periksa Payudara Sendiri) dan skrining dengan mammografi dan USG payudara).
SADARI disarankan dilakukan sejak usia 20 tahun. SADARI sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum atau sesudah menstruasi. Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan dalam posisi berdiri ataupun tidur terlentang, dengan tangan terangkat. Jika ingin melakukan pemeriksaan payudara kanan, maka tangan kanan diangkat keatas, dan pasien mulai meraba payudara kanan dengan menggunakan tangan kiri. Kemudian lakukan penilaian apakah terdapat kelainan atau mungkin teraba benjolan.
Selain itu, skrining lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mammografi atau USG payudara. Pemeriksaan mammografi disarankan dilakukan secara berkala sejak usia 40 tahun. Usia 40–49 tahun disarankan melakukan pemeriksaan setiap tahun, sedangkan usia di atas 50 tahun disarankan melakukan skrining 1-2 kali per tahun.