Penatalaksanaan Penyakit Buerger
Penatalaksanaan utama penyakit Buerger atau Buerger's disease, disebut juga tromboangitis obliterans, adalah berhenti merokok, terutama bila dilakukan sebelum terbentuk gangren, seringkali jarang yang memerlukan amputasi. Sebaliknya, pada pasien penyakit Buerger yang tetap merokok, tindakan amputasi diperlukan pada 40–45% pasien. Terapi lain bersifat paliatif.[5,7,14]
Berhenti Merokok
Tata laksana utama dan paling efektif pada penyakit Buerger adalah berhenti merokok secara keseluruhan, termasuk menjadi perokok pasif. Merokok meningkatkan risiko eksaserbasi, remisi, hingga progresivitas penyakit Buerger.
Program berhenti merokok melalui konseling atau farmakoterapi dapat diberikan. Nicotine replacement therapy merupakan kontraindikasi, karena dapat meningkatkan progresivitas penyakit Buerger.[3,4,7,10,14]
Farmakologi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, selain berhenti merokok, terapi farmakologi yang ada bersifat paliatif. Hingga saat ini, belum ada terapi definitif pada pasien dengan penyakit Buerger. Bukti yang terbatas, dengan kualitas sedang, menunjukkan potensi iloprost dalam tata laksana penyakit Buerger.[11]
Calcium Channel Blocker
Calcium channel blocker hanya bermanfaat bila terjadi vasospasme yang signifikan, seperti pada fenomena Raynaud. Golongan obat ini bertindak sebagai vasodilator, yang secara teoritis dapat mengurangi gejala vasospasme. Contoh obat golongan ini adalah nifedipine, amlodipine, dan nikardipin.[1,3]
Analog Prostasiklin
Prostasiklin merupakan produk hasil dari metabolisme asam arakidonat oleh sel endotel. Prostasiklin merupakan vasodilator poten melalui relaksasi otot polos pembuluh darah dan memiliki efek menghambat agregasi trombosit, kemotaksis, dan proliferasi sel. Contoh obat golongan analog prostasiklin adalah epoprostenol dan iloprost.[1,3]
Sebuah studi membandingkan iloprost intravena dengan aspirin pada 113 pasien penyakit Buerger yang mengalami critical limb ischemia. Hasil studi menunjukkan, pada hari ke–28, 85% pasien yang mendapat iloprost mengalami perbaikan nyeri dan penyembuhan ulkus dibandingkan 17% pasien yang mendapat aspirin. Iloprost dapat diberikan dengan infus kontinyu secara intravena dengan dosis maksimum 2 ng/kg/menit.[1,3]
Phosphodiesterase 3 Inhibitors
Phosphodiesterase 3 (PDE3) merupakan isoenzim yang ditemukan di otot polos pembuluh darah dan trombosit. Menghambat aktivitas isoenzim PDE 3 dapat meningkatkan intracellular cyclic adenosine monophosphate (cAMP) yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah, dan mengurangi aktivitas agregasi trombosit. Contoh obat golongan ini adalah cilostazol yang biasa diberikan dalam dosis 50–200 mg/hari peroral.[1,3]
Terapi Intervensi
Terapi endovaskular umumnya tidak diindikasikan pada penyakit Buerger. Intervensi dapat dipertimbangkan pada pasien dengan penyakit yang berat dan simptomatik, jika dianggap secara teknis memungkinkan.
Revaskularisasi dapat dilakukan dengan angka kesuksesan yang tinggi dan angka kesintasan amputation–free selama 3 tahun yang meningkat.
Selain itu, walaupun data ilmiah yang ada masih terbatas, simpatektomi telah dilaporkan mampu memperbaiki gejala pada penyakit Buerger.[3]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli