Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Cutaneous Larva Migrans general_alomedika 2023-01-20T11:04:56+07:00 2023-01-20T11:04:56+07:00
Cutaneous Larva Migrans
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Cutaneous Larva Migrans

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Etiologi utama cutaneous larva migrans adalah infeksi larva cacing tambang yang hidup di usus anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Selain kedua spesies tersebut, beberapa larva nematoda lain yang diketahui dapat menyebabkan cutaneous larva migrans berasal dari genus Gnathostoma, hookworm, Paragonimus westermani, Spirometra, serta Strongyloides stercoralis.[3]

Ancylostoma

Inang definitif dari Ancylostoma adalah anjing dan kucing. Pada umumnya, anjing dan kucing pada rentang usia berapapun rentan terinfeksi cacing tambang. Namun, kemungkinan infeksi paling tinggi terdapat pada anak anjing berusia 2-3 minggu.[4]

Telur Ancylostoma

Infeksi cacing Ancylostoma biasanya ditransmisikan ketika induk anjing terinfeksi melahirkan anak anjing atau melalui pemberian air susu induk anjing kepada anaknya.[4]

Selanjutnya, Ancylostoma dewasa hidup pada usus inang dan mengeluarkan telur. Pada akhirnya telur tersebut keluar melalui feses hewan peliharaan. Pada lingkungan yang sesuai, telur dapat bertahan dalam hitungan minggu hingga tahun pada tanah atau pasir yang terkontaminasi.[1]

Larva Ancylostoma

Selanjutnya, telur dapat menetas dalam hitungan 2 hari dan menjadi larva rhabditiformis yang hidup dengan cara memakan bakteri pada tanah dan feses. Larva rhabditiformis akan tumbuh dewasa dalam waktu 5-10 hari dan menjadi larva filariformis aktif.[2]

Pada kondisi lingkungan yang optimal, larva filariformis aktif memiliki panjang 6,5 mm dan diameter 0,5 mm. Larva ini dapat bertahan hidup dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.[2,4]

Infeksi pada Manusia

Manusia dapat terinfeksi apabila berkontak dengan pasir atau tanah yang terkontaminasi larva filariform aktif. Selanjutnya, larva cacing tersebut dapat mengeluarkan enzim degradatif, sehingga cacing dapat melakukan penetrasi pada lapisan stratum korneum epidermis kulit.[1,2]

Faktor Risiko

Wilayah yang hangat, ladang berpasir yang lembap dan teduh, serta pasir pada area pantai adalah kondisi yang sangat sesuai untuk telur cacing tambang dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, beberapa pekerjaan dan aktivitas yang rentan terkena cutaneous larva migrans adalah petani, tukang kebun, pemburu, serta orang yang memiliki riwayat berkunjung ke pantai.

Faktor perilaku yang berperan penting adalah kebiasaan berjalan tanpa alas kaki, bekerja memegang tanah tanpa sarung tangan, serta kurangnya sanitasi. Selain itu, faktor risiko seperti melakukan perjalanan ke daerah endemik, hobi berkebun, serta pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk berkontak dengan tanah juga menjadi faktor risiko.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda

Referensi

1. Agustiningtyas I. Cutaneous larva migrans in a gardener. IOP Conf Ser Earth Environ Sci, 2018. vol. 125, no. 1, p. 012075. doi: 10.1088/1755-1315/125/1/012075.
2. Sukmawati T, Yohanes, F. New Approachment of Creeping Eruption Management. J Dermatol Res Ther, 2020. vol. 6, no. 2. doi: 10.23937/2469-5750/1510088.
3. Hidayati MN. Cutaneous Larva Migrans Pada Anak Usia 3 Tahun. Med Prof J Lampung, 2020. vol. 10, no. 3, Art. no. 3. doi: 10.53089/medula.v10i3.85.
4. Centers for Disease Control and Prevention. CDC - Zoonotic Hookworm. 2021. https://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html

Patofisiologi Cutaneous Larva Mi...
Epidemiologi Cutaneous Larva Mig...

Artikel Terkait

  • Potensi Permetrin sebagai Terapi Alternatif Cutaneous Larva Migrans (CLM) – Telaah Jurnal Alomedika
    Potensi Permetrin sebagai Terapi Alternatif Cutaneous Larva Migrans (CLM) – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 18:19
Terapi CLM dengan Albendazol dosis tunggal atau 3 hari berturut2
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya bagaimana pengalaman dokte2r dalam memberikan terapi CLM pada pasien anak, misal anak usia 4 tahun dengan BB 13,1 kg. Apakah...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 10:00
Tatalaksana kasus CLM
Oleh: Anonymous
4 Balasan
alo dokter izin diskusi unutk lesi dikulit seperti berikut, keluhan nya gatal, untuk faktor resiko sering kontak dengan tanah atau jarang pakai alas kaki...
dr. sri maryati
Dibalas 07 Februari 2025, 15:41
Ruam berisi air di tangan kanan pada pekerja
Oleh: dr. sri maryati
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien dengan keluhan awal hanya ruam berisi air, setelah 2 hari ruam menjadi seperti yg di foto, tapi terdapat di beberapa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.