Epidemiologi Folikulitis Malassezia (Fungal Acne)
Epidemiologi folikulitis malassezia (fungal acne) lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan, namun penelitian lain menyebutkan proporsi laki-laki dan perempuan sama.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa fungal acne lebih umum ditemukan pada remaja dan dewasa muda, namun jarang ditemukan pada anak. Hal ini berkaitan dengan aktivitas kelenjar sebasea. Pada remaja, fungal acne biasanya ditemukan bersama dengan acne.[1,2,4]
Global
Folikulitis Malassezia lebih sering ditemukan pada atlet di musim panas. Negara beriklim tropis juga diduga memiliki prevalensi fungal acne lebih banyak, namun data yang mendukung hipotesis tersebut masih sangat sedikit dan diagnosis fungal acne pada negara beriklim tropis biasanya lebih sulit didiagnosis karena banyaknya penyakit kulit lain dengan gambaran klinis yang serupa.[1,4,6,7]
Indonesia
Epidemiologi folikulitis malassezia di Indonesia berdasarkan studi Pravitasari et al. menunjukan usia terbanyak fungal acne adalah berkisar 15-24 tahun. Hal ini diduga karena produksi sebum pada anak-anak relatif rendah dan kulit orang dewasa muda memiliki kepadatan yang lebih tinggi sehingga memiliki kulit yang relatif lebih berminyak.
Fungal acne lebih sering terjadi pada laki-laki (46,7%) dibanding perempuan (33,3%), menunjukkan bahwa hormon androgen merupakan faktor penting yang berperan dalam menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea dan meningkatkan produksi sebum.[8]
Mortalitas
Tidak ada data mortalitas yang berhubungan dengan folikulitis malassezia.