Diagnosis Hipopigmentasi Pascainflamasi
Diagnosis hipopigmentasi pascainflamasi didapat dari inspeksi lesi hipopigmentasi dan identifikasi riwayat penyakit sebelumnya yang menyebabkan inflamasi, seperti tinea versikolor maupun trauma. Pemeriksaan di bawah lampu Wood dan pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Anamnesis
Lesi hipopigmentasi sangat berkaitan dengan bentuk dermatosis inflamatorik sebelumnya. Anamnesis meliputi riwayat penyakit atau tindakan medis yang pernah diberikan pada daerah lesi tersebut, seperti tinea versikolor, pityriasis alba, dermatitis atopik, adanya tindakan medis chemical peeling atau abrasi dermal, atau adanya riwayat luka bakar.[3,4]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya lesi hipopigmentasi pada kulit. Pemeriksaan di bawah lampu Wood dapat membantu memperjelas lesi dan membedakan antara lesi hipopigmentasi dengan lesi depigmentasi.
Lesi depigmentasi adalah lesi karena hilangnya pigmentasi (produksi melanin), sedangkan hipopigmentasi disebabkan oleh karena penurunan melanosit dan jumlah melanin yang diproduksi. Depigmentasi merupakan suatu kondisi dimana pigmen kulit sudah hilang secara total, seperti yang terjadi pada vitiligo.[3,4,8]
Diagnosis Banding
Hipopigmentasi pascainflamasi harus dibedakan dengan lesi hipopigmentasi kulit maupun depigmentasi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti vitiligo, tinea versicolor, maupun pityriasis alba.
Vitiligo
Vitiligo merupakan suatu kondisi gangguan imun yang mengakibatkan hilangnya pigmentasi kulit. Vitiligo dapat berupa lesi kulit berwarna putih kapur yang biasanya simetris. Vitiligo tidak memberikan keluhan apapun kecuali gangguan kosmetik kulit. Tidak terdapat riwayat inflamasi atau penyakit kulit lainnya sebelum terjadi vitiligo.[6]
Tinea Versikolor
Tinea versikolor merupakan infeksi jamur dengan karakter plak tipis hipopigmentasi atau berwarna merah muda. Biasanya terjadi pada lokasi yang memiliki banyak kelenjar keringat atau area lipatan, seperti leher, dada, punggung, abdomen, atau ekstremitas.
Pada lampu Wood memberikan efluoresensi warna kuning keemasan sampai orange. Pemeriksaan KOH dapat memberikan gambaran khas spaghetti meatball appearance.[9]
Pityriasis Alba
Pityriasis alba merupakan eksim superfisial dan ringan berwarna putih atau alba, kadang memberi bentuk bulat atau oval. Biasanya timbul di daerah pipi, dagu, dan seringkali terjadi pada usia anak–anak. Pemeriksaan mikologi tidak didapatkan adanya jamur.[2,3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskop confocal laser scanning dapat membedakan kondisi hipomelanotik, berdasarkan jumlah melanosit dan distribusinya. Pada hipopigmentasi pascainflamasi didapatkan adanya melanofag yang tidak ditemukan pada kondisi vitiligo. Kandungan melanin dan cincin papiler dermal juga dapat bervariasi tergantung reaksi inflamasi.[1,10]
Pemeriksaan histopatologi juga dapat dilakukan, meskipun bukan merupakan pemeriksaan yang umum dalam mendiagnosis penyakit ini. Pada hipopigmentasi pascainflamasi, dapat ditemukan adanya penurunan melanin epidermis, infiltrasi limfohistiosit, dan adanya melanofag di dermis bagian atas.[1,10]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli