Penatalaksanaan Kandidiasis Mukokutan
Penatalaksanaan definitif kandidiasis mukokutan adalah antifungal seperti nystatin dan fluconazole, serta mengontrol faktor risiko yang mendasari. Antifungal topikal lebih disarankan, tetapi bila lesi terlalu luas, terjadi resistensi atau respon yang buruk maka antifungal sistemik dapat dipertimbangkan.[8,17,19]
Antifungal
Tata laksana kandidiasis mukokutan dengan medikamentosa antifungal dapat diberikan secara topikal maupun sistemik. Yang diutamakan adalah pemberian antifungal topikal.
Antifungal Topikal
Antifungal topikal yang paling sering digunakan adalah golongan imidazole, seperti clotrimazole, miconazole ketoconazole, atau golongan alinamine seperti terbinafin.
Clotrimazole:
Clotrimazole tersedia dalam bentuk larutan, lotion, krim kulit, krim vagina, tablet vagina, dan tablet hisap. Untuk menghindari maserasi, hanya lotion yang boleh diaplikasikan ke bagian lipatan kulit.[8,17,19]
Clotrimazole tersedia dalam bentuk krim 5 gram yang dioleskan sekali sehari selama 3 hari untuk krim 2%, atau 7 hari untuk krim 7%. Sedangkan tablet hisap untuk terapi thrush dapat dilarutkan secara perlahan di mulut, diberikan 5 kali sehari selama 14 hari.
Regimen clotrimazole standar untuk kandidiasis vagina adalah tablet 100 mg sekali sehari diberikan pada saat tidur selama 7 hari, tablet 200 mg sekali sehari diberikan selama 3 hari, atau tablet 500 mg dosis tunggal.[8,17,19]
Miconazole:
Miconazole tersedia dalam salep, krim, larutan, semprot, atau serbuk. Terapi kandidiasis vagina dapat diberikan sediaan krim vagina 2% dan 4%. Selain itu, terdapat sediaan supositoria vagina yang diaplikasikan pada waktu tidur dengan ketentuan 100 mg diberikan selama 7 hari, 200 mg selama 3 hari, atau 1200 mg dosis tunggal.[8,17,19]
Amfoterisin B:
Amfoterisin B tersedia dalam bentuk lotion, krim, dan salep yang diaplikasikan pada lesi 2–4 kali sehari.[8,17,19]
Antifungal Sistemik
Pengobatan sistemik dilakukan jika pengobatan lokal tidak berhasil, atau jika infeksi Candida menyebar ke bagian tubuh lain, seperti jantung dan paru-paru. Beberapa preparat antifungal sistemik, antara lain amphotericin B, flucytosine, itraconazole, fluconazole, dan voriconazole.[8,17,19]
Amphotericin B:
Amphotericin B, diberikan secara intravena mulai dosis 0,05–0,1 mg dan ditingkatkan hingga 0,5 mg, dengan jadwal 3 kali seminggu. Terapi kemudian dilanjutkan dengan pemberian 2 kali seminggu.[8,17,19]
Flucytosine:
Flucytosine, diberikan melalui oral dengan dosis 100 mg/kgBB/hari terbagi dalam interval pemberian 6 jam. Flucytosine dapat di kombinasi dengan amfoterisin B.[8,17,19]
Itraconazole:
Itraconazole, diberikan per oral bersama makanan dengan dosis awal 200 mg diberikan 3 kali sehari selama 3 hari, dilanjutkan 200 mg diberikan 2 kali sehari selama 5–10 hari.[8,17,19]
Untuk penggunaan intravena, 200 mg diberikan selama 1 jam, 2 kali sehari selama 2 hari, diikuti dengan 200 mg sekali sehari selama 12 hari. Pemberian secara larutan adalah 100 mg dua kali sehari selama 2–4 minggu.[8,17,19]
Fluconazole:
Fluconazole, untuk kandidiasis oral diawali 200 mg pada hari pertama, kemudian 100 mg sehari selama sedikitnya 2 minggu. Fluconazole dapat diberikan hingga dosis 400 mg sehari, tergantung klinis keparahan lesi dan infeksi.[8,17,19]
Voriconazole:
Voriconazole diberikan secara oral dengan dosis awal 6 mg/kgBB setiap 12 jam, diikuti dengan 4 mg/kgBB setiap 12 jam. Setelah pasien membaik, pemberian oral dilanjutkan pada dosis 200–300 mg setiap 12 jam. Obat oral sebaiknya diberikan 1 jam sebelum atau 1 jam sesudah makan.[8,17,19]
Terbinafine:
Terbinafine, diberikan satu tablet 250 mg sehari selama 7 hari–3 bulan tergantung lokasi lesi. Akan tetapi, terbinafine bukan merupakan terapi lini utama untuk kandidiasis mukokutan.[8,17,19]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli