Etiologi Actinic Keratosis
Etiologi actinic keratosis atau keratosis aktinik adalah paparan sinar matahari yang kronis. Faktor risiko di antaranya usia >60 tahun, laki-laki, kulit berwarna terang, pengguna obat-obatan imunosupresan, dan riwayat genetik.[3,6,7]
Etiologi
Sinar matahari utama yang menyebabkan keratosis aktinik adalah sinar ultraviolet B (UVB). UVB menyebabkan pembentukan dimer thymidine pada DNA dan RNA, sehingga terjadi mutasi gen telomerase. Sementara, UVA secara tidak langsung menyebabkan mutasi DNA melalui stress oksidatif.
Oleh karena itu, keratosis aktinik merupakan kelainan kulit yang sering ditemukan di area yang banyak terpapar sinar matahari, seperti kepala, wajah, dan lengan atas.[3]
Faktor Risiko
Faktor risiko keratosis aktinik antara lain:
- Usia: risiko keratosis aktinik meningkat seiring dengan bertambahnya usia, sebanyak 80% penderita keratosis aktinik berusia 60−69 tahun
- Laki-laki: risiko keratosis aktinik meningkat pada laki-laki yang bekerja di luar ruangan sehingga lebih sering terpapar sinar matahari
- Kulit berwarna terang atau Fitzpatrick tipe I−II
- Paparan sinar UV: risiko keratosis aktinik meningkat pada area kulit yang banyak terkena paparan sinar matahari, seperti area lengan atas, kepala, dan wajah
- Penggunaan obat imunosupresan, seperti penderita pasca transplantasi ginjal
- Riwayat keratosis aktinik sebelumnya, kanker kulit, dan penyakit genetik seperti xeroderma pigmentosum, sindrom Bloom, dan sindrom Rothmund Thomson[6,7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini