Penatalaksanaan Actinic Keratosis
Penatalaksanaan actinic keratosis atau keratosis aktinik bervariasi, mulai dari pemberian obat topikal hingga sistemik. Tujuan terapi keratosis aktinik adalah meminimalisir perkembangan ke arah karsinoma sel skuamosa. Secara umum, terapi keratosis aktinik dibedakan menjadi terapi langsung pada lesi dan terapi pada area sekitar lesi.[3-5,14]
Pemilihan terapi keratosis aktinik tergantung pada faktor pasien dan dokter. Faktor pasien yang perlu dipertimbangkan berupa luas lesi, terapi sebelumnya, kondisi imunosupresi, riwayat tumor invasif, kepatuhan pasien, serta biaya terapi. Sementara, faktor dokter terdiri dari ketersediaan alat dan fasilitas serta pengalaman sebelumnya. Efektifitas terapi dinilai dari remisi komplit pada lesi, berkurangnya jumlah lesi, dan angka bebas lesi yang dapat dipertahankan.[3,5,15]
Terapi Langsung pada Lesi
Terapi langsung pada lesi dapat dilakukan pada pasien dengan jumlah lesi keratosis aktinik yang minimal atau terisolasi. Pilihan terapi adalah cryotherapy, terapi laser ablatif, serta pembedahan eksisi dan kuretase.[7,14]
Cryotherapy
Cryotherapy adalah menghancurkan sel atipik dengan menurunkan suhu kulit. Terapi ini merupakan pilihan yang cepat dan efektif untuk kasus keratosis aktinik. Penggunaan cryotherapy menunjukkan kesembuhan lesi 57−98,8% pada follow up 3 bulan sampai 8,5 tahun.[7,14]
Terapi Laser
Laser ablatif seperti laser CO2 dapat digunakan untuk menghilangkan lesi keratosis aktinik. Penggunaan laser ablatif dapat membersihkan lesi 63,3%.[7]
Eksisi dan Kuretase
Eksisi (shave biopsy) adalah tindakan pembedahan dengan menggunakan pisau bedah untuk mengangkat lesi keratosis aktinik. Sedangkan kuretase merupakan tindakan mekanis untuk menghilangkan sel atipikal. Tindakan lanjutan dengan menggunakan elektrokauter bermanfaat untuk menghilangkan sel atipikal dan juga mengontrol perdarahan.[14]
Eksisi dan kuretase menjadi pilihan yang baik jika dokter memerlukan jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, disebut tindakan biopsi kulit. Pemeriksaan penunjang ini bertujuan untuk melihat adanya keganasan, atau untuk menyingkirkan diagnosis banding. Keratosis aktinik dapat berubah ke arah keganasan seperti karsinoma sel skuamosa.[14]
Terapi pada Area Sekitar Lesi
Terapi pada lesi dan area sekitar bertujuan untuk mengurangi lesi yang berhubungan dengan paparan sinar matahari, termasuk field cancerization. Manfaat terapi untuk mencegah iritasi dan memperbaiki tampilan kulit.[16]
Definisi field cancerization secara klinis adalah area keratosis aktinik dan sekitarnya yang disertai kerusakan akibat paparan sinar matahari, termasuk telangiektasia, atrofi, depigmentasi, dan tekstur kulit seperti amplas. Pasien keratosis aktinik dengan ciri-ciri ini direkomendasikan untuk menjalani terapi langsung pada lesi, disertai kombinasi terapi area sekitar lesi.[16]
Terapi untuk area sekitar lesi dapat digunakan topikal 5-fluorouracil (5-FU), gel diklofenak 3%, dan imiquimod.[7,14]
5-FluoroUracil
5-fluorouracil (5-FU) merupakan terapi topikal pertama yang disetujui untuk penatalaksanaan keratosis aktinik. Topikal 5-FU bekerja sebagai sintesis thymidylate inhibitor yang menghambat reaksi metilasi, yang kemudian mengganggu sintesis DNA/RNA dan secara efektif menghentikan pertumbuhan sel atipikal.[7,14]
Dosis penggunaan 5-FU pada keratosis aktinik dioleskan 2 kali/hari. Efek samping yang sering terjadi adalah iritasi kulit.[7,14]
Gel Diklofenak 3%
Diklofenak merupakan golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Mekanisme kerja menghambat siklooksigenase (COX) terutama COX2, yang kemudian akan menurunkan produksi prostaglandin dan mengurangi pembentukan tumor. Dosis penggunaan gel diklofenak 3% dioleskan 2 kali/hari, selama 60 hari.[7,14]
Imiquimod 5%
Imiquimod merupakan terapi topikal yang awalnya digunakan untuk veruka kelamin dan perianal. Selain itu, penggunaan off label pada kasus penyakit Bowen, karsinoma sel skuamosa invasif, lentigo maligna, moluskum kontagiosum, dan scar keloid. Saat ini, penggunaan imiquimod untuk keratosis aktinik telah disetujui.[14]
Imiquimod mengganggu proliferasi tumor dengan bekerja sebagai TLR-7 agonist, yang akan memodifikasi respon imunitas dan menstimulasi apoptosis. Studi oleh Stockfleth et al menunjukkan 84% keratosis aktinik secara klinis membaik setelah penggunaan imiquimod 5% selama 12 minggu.[14]
Tabel 1. Rekomendasi Terapi Keratosis Aktinik Berdasarkan American Academy of Dermatology Association Tahun 2022
Tingkat Rekomendasi | Kepastian Bukti | Tindakan |
Terapi Topikal | ||
Kuat | Edukasi Pernyataan praktik yang baik | Pelindung ultraviolet, termasuk menghindari sinar matahari, menggunakan pakaian pelindung sinar matahari, dan tabir surya spektrum luas |
Kuat | Tinggi | Tirbanibulin topikal |
Kuat | Sedang | 5-fluorourasil topikal atau Imiquimod topikal |
Bersyarat | Rendah | Diklofenak topikal |
Cryotherapy | ||
Kuat | Pernyataan praktik yang baik | Merekomendasikan cryosurgery |
Bersyarat | Sedang | Merekomendasikan dengan syarat terapi cryosurgery melalui ablasi laser CO2 |
Photodynamic | ||
Bersyarat | Rendah | ALA-red light-PDT, |
Bersyarat | Sedang | ALA-blue light-PDT |
Terapi Kombinasi | ||
Bersyarat | Sedang | 5-fluorourasil topikal dan cryosurgery Imiquimod topikal dilanjutkan ALA-blue light-PDT |
Bersyarat | Rendah | Imiquimod topikal dan cryosurgery Adapalene topikal dan cryosurgery |
Keterangan: ALA: Aminolevulinic acid. PDT: Photodynamic therapy |
Sumber: Hudiyati, 2023.[17]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini