Diagnosis Keratosis Pilaris
Diagnosis keratosis pilaris mudah ditegakkan secara klinis. Lesi kulit keratosis pilaris adalah papul keratotik multipel yang biasanya ditemukan pada aspek ekstensor lengan proksimal, paha, dan pipi. Lesi dapat membaik sendiri seiring pertambahan usia.
Keratosis pilaris paling banyak dialami anak dan remaja. Keratosis pilaris umumnya asimptomatik dan ditemukan secara insidental pada pemeriksaan fisik untuk kondisi medis lain.[1,3,6,8]
Anamnesis
Pada kebanyakan kasus, keratosis pilaris bersifat asimtomatik dan ditemukan secara tidak sengaja. Meski demikian, ada pula pasien yang datang dengan keluhan kulit yang kasar dan tampilan kulit yang kurang memuaskan secara estetika. Keluhan umumnya memburuk saat cuaca dingin saat musim dingin atau selama kehamilan.
Beberapa pasien dengan keratosis pilaris memiliki gambaran eritema perifolikular yang mencolok pada wajah dan leher. Kondisi ini disebut sebagai keratosis pilaris rubra.
Pasien dengan keratosis pilaris bisa memiliki anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Hal ini diduga karena adanya peran genetik dalam terjadinya keratosis pilaris. Selain itu, keratosis pilaris juga banyak ditemukan pada pasien dengan dermatitis atopik, iktiosis vulgaris, obesitas, diabetes mellitus, dan malnutrisi.[3,5-9,12]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik keratosis pilaris akan tampak Lesi kulit umumnya papul keratotik multipel. Predileksi lesi adalah aspek ekstensor lengan proksimal, paha, dan pipi. Terdapat 2 variasi klinis keratosis pilaris yang dapat ditemui di praktik, yaitu keratosis pilaris rubra, eritromelanosis follicular faciei et colli, dan keratosis atrofikan.[3,5]
Keratosis Pilaris Rubra
Keratosis pilaris rubra ditandai dengan lesi eritema yang nyata pada dahi, pipi, dan leher, disertai hiperpigmentasi. Umumnya tipe ini hanya ditemukan pada area wajah dan leher, jarang terdistribusi pada area tubuh.[5,10]
Eritromelanosis Follicular Faciei et Colli (EFC)
Eritromelanosis follicular faciei et colli (EFC) ditandai dengan eritema berbatas tegas, hiperpigmentasi, disertai adanya papul folikuler yang umumnya terdistribusi pada area preaurikula dan regio maksilaris. Pada beberapa kasus ditemukan penyebaran sampai ke area leher dan tubuh.[5,10]
Keratosis Pilaris Atrofikan
Tipe lain dari keratosis pilaris adalah keratosis pilaris atrofikan. Tipe ini memiliki 3 varian klinis, yaitu keratosis pilaris atrofikan faciei, atrofodermia vermikulata, dan keratosis follicularis spinulosa decalvans.
Fitus klinis keratosis pilaris atrofikan mencakup lesi pada wajah, terutama di sisi lateral alis dan pipi, eritema prominen, dan progresi ke tahap atrofik dengan hilangnya rambut pada area yang terkena.[13]
Keratosis Pilaris Atrofikan Faciei:
Tipe keratosis atrofikan ini umumnya ditemukan pada infant. Lesi ditandai dengan papul keratotik folikular dan eritema pada alis. Seiring waktu, pasien bisa mengalami atrofi dan kehilangan rambut alis. Pasien juga dapat mengeluhkan eritema persisten pada pipi, pelipis, dan kening. Manifestasi dapat membaik setelah pubertas namun kehilangan rambut dan terbentuknya jaringan parut umumnya bersifat permanen.[13]
Atrofodermia Vermikulata:
Keratosis pilaris tipe ini jarang ditemui. Atrofodermia vermikulata memiliki lesi kulit yang dominan pada area pipi dengan bentuk seperti lubang pada folikel dengan dasar eritema. Di sekitarnya biasanya ditemukan adanya milia, komedo terbuka, dan komedo tertutup.[5,9,10,13]
Keratosis Folikularis Spinulosa Decalvans:
Kasus folikularis spinulosa decalvans adalah tipe keratosis atrofikan paling jarang ditemui. Keratosis yang disebabkan akibat kelainan genetik terkait kromosom X ataupun autosomal dominan. Lesi pada keratosis ini mempengaruhi folikel rambut yang ditandai dengan jaringan parut alopesia, disertai fotofobia dan keratoderma. Distribusi lesi didapatkan pada bagian kulit kepala, alis, dan regio aksilaris. Alopecia pada rambut kepala dan alis dengan terbentuknya jaringan parut umumnya dimulai saat pubertas dan bersifat progresif menjadi peradangan folikular dan fibrosis.[5,10,13]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keratosis pilaris yaitu dermatitis atopik, folikulitis, acne vulgaris, maupun miliaria.[1-3]
Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan inflamasi kulit kronis berulang, yang ditandai dengan lesi kulit disertai rasa gatal. Lesi kulit pada dermatitis atopik bervariasi, dapat berupa eritema, papul multipel, vesikel, erosi, hingga krusta. Berbeda dengan keratosis pilaris, dermatitis atopik akan timbul berkaitan dengan faktor pencetus tertentu.[3,11]
Folikulitis
Folikulitis merupakan salah satu bentuk pyoderma pada folikel rambut. Folikulitis tampak sebagai pustul kecil berbentuk kubah, multipel, yang didapati pada folikel rambut. Predileksi dari folikulitis adalah area berambut seperti kulit kepala, area janggut dan kumis, serta ekstremitas.[3,11]
Acne Vulgaris
Acne merupakan peradangan pada folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul, nodus, ataupun kista. Acne vulgaris umumnya mengenai usia remaja, namun juga dapat terjadi pada usia prepubertal atau pascapubertas. Predileksi dari acne adalah wajah, leher, dada, dan punggung.[3,11]
Miliaria
Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat karena adanya oklusi duktus ekrin. Kondisi ini ditandai dengan erupsi papul-vesikel, tersebar di area yang mudah berkeringat, seperti punggung. Miliaria dapat terjadi dari usia bayi, anak, hingga dewasa.[3,11]
Phrynoderma
Phrynoderma ditandai dengan adanya hiperkeratosis folikular, dengan papul yang pertama kali muncul di area ekstensor ekstremitas, bahu, dan bokong. Kondisi ini disebabkan oleh defisiensi vitamin A atau malnutrisi secara umum.[8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang jarang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis keratosis pilaris. Namun, jika diperlukan pemeriksaan histopatologi menjadi pemeriksaan penunjang yang sering dikerjakan. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan punch biopsy.[1]
Histopatologi
Punch biopsy tidak menjadi pemeriksaan rutin yang dilakukan pada pasien dengan keratosis pilaris. Gambaran histopatologi yang bisa didapatkan pada keratosis pilaris adalah sumbatan keratin ortokeratotik yang bisa mengandung rambut, mengisi dan mendilatasi infundibulum folikel, serta mengalami protrusi ke permukaan kulit. Dapat pula ditemukan gambaran infiltrat limfositik perivaskular yang ringan pada dermis bagian atas.[1,8]